April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Diwarisi Anak Haram [02]

4 min read

Tepat tiga tahun istriku bekerja di Makau, tanpa sepengetahuanku pada suatu hari saat aku sedang bekerja membawa barang dari Jakarta menuju Jawa Timur istriku tiba-tiba pulang ke rumah kami di Lamongan. Hanya sebentar saja. Kurang dari setengah jam. Istriku hanya bertemu ibuku kemudian menyampaikan kepada ibu bahwa kedatangannya hanya untuk mengambil Tomi untuk dibawa ke Kendal. Lantaran ibuku merasa tidak punya hak atas Tomi, ibuku hanya bisa pasrah melepas kepergian Tomi meskipun Tomi menolak dibawa oleh ibu kandungnya.

Aku mengetahui peristiwa tersebut ketika aku sedang berhenti di Semarang untuk menurunkan sebagian barang. Di perhentian HP aku aktifkan. Akulihat ada SMS masuk dari ibu yang minta untuk ditelpon segera. Saat aku menelpon, barulah jelas informasinya. Perjalanan ke Surabaya aku urungkan, aku meminta sopir lain untuk melanjutkan dengan alasan ada keluargaku yang meninggal di Kendal. Dan untungnya teman sekerjaku bisa menerima dan memahami alasanku.

Sesampai aku di rumah mertuaku, tidak tampak istriku dan Tomi anakku. Bahkan ketika aku tanyakan kepada kedua mertuaku, mereka sama sekali tidak mengetahui kalau istriku pulang ke Indonesia. Aku menjadi heran dan bingung. Mertuaku kemudian menanyai aku sebenarnya ada apa kok bisa sampai terjadi seperti ini. Setelah segalanya tenang akhirnya aku buka-bukaan atas yang telah terjadi antara aku dengan istriku se jelas-jelasnya tanpa ada yang aku kurangi dan aku tambahi.

Kedua mertuaku berikut keluarga besarnya mengendus ada yang tidak beres dibalik kejadian ini.Mereka berupaya mencari inormasi tentang keberadaan istriku melalui teman-teman istriku yang sebagian diantaranya memang kenal dengan keluarga mertuaku. Ditengah kepanikan kami di Kendal, tiba-tiba ibuku menelpon aku dari Lamongan mengabarkan bahwa Tomi diantar pulang namun hanya sampai di ujung gang oleh ibunya, kemudian ibunya pergi lagi tanpa singgah di rumah, dan aku disuruh segera pulang.

Mendengar kabar tersebut, aku dan kedua mertuaku berbegas segera menuju Lamongan. Sesampai di Lamongan, kami menanyai Tomi tentang keberadaan ibunya. Tomi tidak bisa menjelaskan dimana tempat ibunya membawa dia beberapa hari lamanya. Yang bisa dicritakan oleh Tomi kepada kami hanyalah bahwa dia telah dibawa ke sebuah rumah dan di rumah tersebut ada seorang laki-laki yang bernama Rudi. Oleh istriku, Tomi disuruh memanggil ayah terhadap laki-laki tersebut, namun Tomi menolak sebab menurut Tomi bapaknya Tomi adalah aku.

“Pak, Tomi tidak betah ikut ibu. Di sana ada om Rudi. Oleh ibu Tomi disuruh manggil bapak ke om Rudi, kata ibu om Rudi itu bapaknya Tomi, Tomi gak mau pak. BapaknyaTomi kan sampean pak ? Terus disana Tomi gak boleh ikut TPA gak boleh main main keluar. Om Rudi galak banget, Tomi selalu dimarah marahi terus. Tomi tidak mau pisah sama bapak, Tomi tidak mau pergi lagi dari rumah ini kalau tidak dengan bapak. Pokoknya Tomi ingin selalu sama bapak”

Begitulah penuturan Tomi dengan kalimat yang teramat polos telah membuat kami yang ada disekitarnya tak mampu menahan linangan air mata. Kami semua mengalami kebuntuan menemukan nama daerah kemana Tomi dibawa. Sebab Tomi belum bisa baca tulis, jadi tidak mudah bagi dia untuk mengetahui daerah tersebut.

Saat kami semua merasa mentok, datanglah kabar dari Kendal bahwa salah satu keluarga istriku mengetahui tentang dimana dan siapalaki-laki yang oleh Tomi dipanggil om Rudi tersebut. Berdasarkan informasi dari teman istriku yang bekerja di Makau, ternyata laki-laki yang bernama Rudi tersebut merupakan salah seorang BMI Makau asal Klaten Jawa Tengah. Di Makau Rudi dan Istriku tinggal serumah sebagaimana layaknya suami istri.

Dengan berbekal informasi tersebut, aku langsung meluncur ke Klaten mencari alamat yang dimaksud. Pun demikian kakak iparku berangkat dari Kendal juga menuju Klaten. Setelah kami bertemu, bersama-sama kami mencari alamat itu. Tanpa disertai RT RW yang jelas, cukup sulit juga kami mencari. Hanya berbekal sebuah foto yang dikirim teman istriku melalui smartphone, saat kami merasa lelah, saat hari sudah menjelang malam, akhirnya kami berhasil mendapatkan petunjuk dari warga yang mengenali foto tersebut.

Namun begitu kami menemukan rumah Rudi, ternyata Rudi dan Istriku baru saja berangkat terbang kembali ke Makau pada malam sebelumnya melalui Jakarta. Kami hanya bertemu orang tua dan keluarga Rudi. Dengan menunjukkan foto istriku dan fotonya Tomi, kami menanyakan tentang kebenaran apakah kedua orang ini pernahke rumah ini. Kedua orang tua dan saudara Rudipun membenarkan bahwa perempuan dalam foto tersebut merupakan calon istrinya Rudi sedangkan anak kecil dalam foto tersebut adalah anak dari perempuan tersebut.

Supaya tidak menimbulkan salah paham, akhirnya kami mencari ketua RT setempat untuk minta dimediasi agar maksud kedatangan kami bisa lebih mudah dipahami. Kepada ketua RT kami menjelaskan tentang hubunganku dengan istriku yang masih syah terikat perkawinan dan status Tomi disertai beberapa dokumen buku nikah dan kartu keluarga. Setelah ketua RT paham, kembalilah kami duduk bersama menyampaikan dan memperjelas maksud kedatangan kami.

Keluarga Rudi seketika menelpon Rudi awalnya hanya menanyakan nomer HP istriku, namun Rudi menjawab nomer HP istriku ya nomer HP nya Rudi. Dan ketika keluarga Rudi bertanya apakah bisa berbicara dengan istriku, tak lama kemudian Rudi menyerahkan HP nya ke istriku. Dengan suara HP yang di keluarkan, kami semua yang ada di ruangan itu bisa mendengar suara dalam telpon.

Setelah HP dikasihkan ke istriku, orangtua Rudi menanyakan kepada istriku tentang statusnya. Istriku menjawab kalau statusnya adalah janda beranak satu. Giliran aku yang berbicara melalui telpon, istriku tetap mengingkari kenyataan bahwa dia bertahan mengaku tidak mengenal aku tidak mengenal suaraku dan tidak punya suami bernama Heru. Namun saat mertuaku sendiri yang berbicara dengan istriku, tiba-tiba ditengah percakapan HP dimatikan dan tidak bisa lagi dihubungi. Sampai sekarang kami tetap tidak bisa mengetahui jejak istriku di Makau. Selesai [Seperti dituturkan Heru kepada Asa dari ApakabarOnline.com]

Advertisement
Advertisement