Dorr … !!! 33 Pekerja di Trans Papua Ditembak Kelompok Teroris
JAKARTA – Sejumlah pekerja PT Istaka Karta proyek pembangunan jembatan Habema-Mugi dikabarkan dibunuh kelompok teroris kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua.
Kabar ini bermula pada hari Senin (3/12) sekitar Pukul 15.30 WIT, informasi dari masyarakat bahwa telah terjadi pembunuhan terhadap para pekerja proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Minggu (2/12).
Sebelumnya pada hari Sabtu (1/12) sekitar pukul 20.30 WIT, Project Manager PT Istika Karya paket pembangunan jembatan Habema-Mugi, Cahyo mendapat telepon dari nomor Koordinator lapangan PT Istika Karya Jhoni. Namun Cahyo tidak paham dengan maksud pembicaraan orang yang menelepon tersebut.
Jhoni diketahui saat ini sedang melaksanakan pembangunan jembatan di Kali Aurak, Kali Umtlat, Kali Yigi, Kali Nigidirik Distrik Yigi Kabupaten Nduga.
Sementara itu informasi dari Pos Satgaspamrahwan 755/Yalet di Napua-Wamena, bahwa Tanggal 30 November 2018 pukul 04.00 WIT, satu mobil Strada dengan supir berinisial MS membawa lima pegawai PT Istaka Karya dan BBM solar menuju Camp Istaka Karya di Distrik Yigi, dan tiba kembali di Wamena pada pukul 18.30 WIT.
Selanjutnya Sabtu (1/12) pukul 02.00 WIT, 2 mobil masing-masing membawa 15 pekerja proyek menuju ke Camp Distrik Yigi.
Minggu (2/12) pukul 20.00 WIT, 1 mobil Strada kembali ke Wamena kemudian Senin (3/12) 1 mobil Strada kembali dari Wamena ke Distrik Mbua Kabupaten Nduga.
“Dari informasi bahwa 1 mobil Strada yang membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya sampai saat ini belum kembali ke Wamena,” tuturnya.
Mendapat informasi tersebut, Senin (3/12), personel gabungan Polri dan TNI yang dipimpin Kabag Ops Polres Jayawijaya AKP RL Tahapary bergerak dari Wamena menuju Distrik Yigi. Saat tiba di kilometer 46, tim bertemu dengan salah 1 mobil dari arah Distrik Bua dan menyampaikan untuk tim segera balik, karena jalan diblokir KKB.
Polda Papua belum dapat memastikan penyebab pembantaian 31 pekerja PT Isaka Karya yang sedang membangun jembatan di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Papua. Pelaku penembakan diduga dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Namun, dugaan penembakan tersebut akibat seorang di antara pekerja PT Isaka Karya sempat melihat dan memotret anggota kelompok kriminal bersenjata sedang melaksanakan upacara.
“Belum dapat dipastikan penyebab pembunuhan terhadap puluhan karya PT Isaka Karya itu,” ujar Martuani dilansir kantor berita Antara, Selasa (4/12).
Namun, dari informasi yang beredar, penembakan diduga lantaran seorang dari pekerja sempat melihat dan memotret kelompok kriminal bersenjata saat mereka sedang malaksanakan upacara.
Pendeta Wilhelmus Kogoya, tokoh gereja di Distrik Yigi telah melaporkan kasus pembantaian di kali Yigi dan Aurak, Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Papua, telah menewaskan 24 pekerja pada Minggu (2/12).
Dari laporan tersebut terungkap, dua pekerja melarikan diri dan selamat. Mereka kini tengah berada di Distrik Mbua. Sementara, delapan pekerja lainnya di Disrik Yall diselamatkan keluarga Alimi Gwijangge yang merupakan Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Nduga. Mereka dibawa ke Distrik Koroptak dalam keadaan selamat.
Sementara, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal sebelumnya mengatakan pembantaian ini diduga dilakukan saat puluhan korban tengah membangun jembatan di dua lokasi. Dari informasi masyarakat pembunuhan terhadap pekerja proyek Istaka Karya terjadi pada Minggu (2/12) di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.
“Yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Kabupaten Nduga, Papua,” ujar dia.
Musthofa menjelaskan kelompok kriminal bersenjata tersebut diduga telah membantai 31 pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan.
“Dari informasi yang didapat bahwa kelompok kriminal bersenjata tersebut telah melakukan pembantaian terhadap 31 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan,” ujar dia.
Musthofa turut berduka cita atas meninggalnya para korban dan mengecam tindakan dari kelompok kriminal bersenjata. “Kelompok kriminal bersenjata telah sering melakukan tindakan tidak manusiawi dari sebelum Pilkada, penyanderaan terhadap para guru dan tenaga kesehatan di Distrik Mapenduma, Kabupaten Nduga.”
Menurut Musthofa para pekerja tersebut sedang membangun jembatan untuk menghubungkan suatu daerah guna memperlancar pembangunan, namun karena aksi tidak manusiawi kelompok kriminal bersenjata tersebut pembangunan jembatan menjadi terhambat. []