December 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Font Menu Rumah Makan Mempengaruhi Persepsi Pembeli

2 min read

Menu bukan sekadar daftar makanan dan minuman. Jenis huruf atau font dalam menu bisa memengaruhi kesan pelanggan.

Survei dan riset pernah menunjukkan menu restoran bisa jadi membingungkan bagi pelanggan. Akibatnya, orang sulit memutuskan hendak memesan apa.

Kini riset baru menunjukkan, bahkan font dalam sebuah menu bisa mengubah persepsi. Pelanggan menganggap menu yang ditulis tangan lebih menarik daripada yang ditulis oleh komputer.

Riset ini dipimpin Stephanie Liu, asisten profesor Consumer Sciences di Ohio State University, Amerika Serikat. Liu dan tim menemukan, kurva tak sempurna dalam tulisan tangan membuat pelanggan punya kesan positif terhadap sajian di restoran tersebut.

Alhasil, pelanggan tak hanya suka restoran itu. Mereka punya kecenderungan membagikan pengalaman makan di media sosial. Bahkan menganggap sajian restoran lebih sehat.

“Hasil penelitian menunjukkan jenis huruf tulisan tangan punya keunggulan dengan menyampaikan sentuhan manusia. Ini memicu persepsi ada cinta yang secara simbolis tertanam dalam penawaran restoran,” jelas Liu dalam makalah yang diterbitkan di Journal of Business Research.

Pacific Standard melaporkan, Liu dan tim melakukan dua eksperimen yang melibatkan 185 orang di Amazon Mechanical Turk, marketplace urun daya. Peserta diminta membayangkan sedang makan malam di dua restoran khayalan yang berbeda.

Restoran pertama dinamai Rilo’s Kitchen. Menyajikan makanan yang dipanen secara lokal, non-GMO, bebas antibiotik, dan berkomitmen untuk keberlanjutan. Restoran kedua, tak memiliki deskripsi ini.

Di masing-masing resto, setengah dari peserta diberi menu yang dicetak dengan font Helvetica. Setengah lain diberi menu dengan font serupa tulisan tangan.

Setelah membayangkan sajian, peserta menjawab kuesioner soal perasaan mereka terhadap menu. Mulai dari sehat atau tidaknya, ketertarikan mereka untuk berbagi di media sosial, dan sentuhan manusia yang mereka rasa.

Jenis huruf tulisan tangan menggambarkan sajian restoran dibuat dengan perasaan. “Bagi pelanggan rasanya seperti ada lebih banyak usaha, dan lebih banyak cinta di dalamnya, meskipun itu tidak memerlukan biaya lebih banyak,” tambah Liu.

Akan tetapi hal ini tidak berlaku sama bagi seluruh restoran yang jenis huruf menunya serupa tulisan tangan. Sebuah restoran harus memiliki sajian yang dianggap sehat. “Ini tidak akan berlaku untuk merek makanan cepat saji yang menjual hamburger berkualitas rendah,” imbuh Liu.

Selain itu, peneliti mengungkap efek ini berlaku untuk pengunjung yang datang ramai-ramai, dan sendirian. Bedanya, bagi tamu restoran yang datang sendirian, riset ini menunjukkan tipografi tulisan tangan membuat mereka tidak merasa kesepian.

“Sebagai strategi pemasaran, pelanggan secara tidak sadar memproses informasi, dan mereka merasakan sentuhan manusia pada huruf-huruf dalam menu,” kata Liu. Tambahnya, “Mereka merasa restoran berupaya lebih dalam mendesain menu dan menyajikan masakannya kepada pelanggan dengan lebih perhatian.”

Ini bisa jadi pesan berharga bagi pebisnis restoran, terutama yang menyajikan menu sehat. “Ada ruang untuk restoran sehat untuk mengadopsi jenis huruf tulis tangan sebagai strategi pemasaran,” pungkas Liu.

Kesimpulannya, meski orang makan menggunakan mulut, mata juga melakukan penilaian. []

Advertisement
Advertisement