Gegara Kejar Suami yang Melarikan Diri, PMI Hong Kong Asal Demak Terpaksa Memutus Kontrak Kerjanya
SOLO – Konflik rumah tangga seringkali membawa petaka. Seperti yang dialami SW (33), PMI Hong Kong asal Menawan Demak saat cuti ke kampung halaman pada awal Januari 2019 ini.
Bermula dari kecurigaan, berkembang pada temuan bukti dan saksi terkait dengan perselingkuhan yang dilakukan suami, SW yang pulang diam-diam, sengaja ingin menangkap basah perilaku suami yang dikabarkan telah sering tinggal serumah dengan perempuan partner kumpul kerbaunya di kawasan Klambu Grobogan.
Bertemu dengan ApakabarOnline.com di rumah sakit, SW menuturkan, rencana menangkap basah memang terwujud dengan mulus, namun saat SW ingin mengejar suami yang melarikan diri saat menyadari diketahui istrinya saat dia sedang berasik masyuk dengan perempuan partner kumpul kerbaunya gagal dan harus berakhir dengan perawatan dokter ortopedi di sebuah rumah sakit di Solo.
Pasalnya, SW yang terpengaruh emosi, saat mengejar suami mengalami insiden terjatuh menghantam dinding parit didekat rumah yang dikontrak oleh suaminya untuk kumpul kerbau dengan perempuan selingkuhannya.
Beruntung saat insiden tersebut terjadi, SW tidak sendirian. SW didampingi oleh beberapa keluarga termasuk dua orang saudara kandung suaminya.
Karena peristiwa tersebut, terhitung sejak 12 Januari 2019, SW menjadi pasien sebuah rumah sakit Ortopedi di Solo.
Perawatan luka akibat patah tulang yang dialami SW mengakibatkan perawatan jangka panjang. Karena hal tersebut, SW yang seharusnya pada 28 Januari 2019 terbang kembali ke Hong Kong terpaksa harus menggagalkan rencana penerbangannya.
Tak hanya itu, panjangnya perawatan patah tulang yang harus dia jalani diperkirakan memakan waktu hingga enam bulan, membuat SW dengan terpaksa diputus kontrak kerjanya oleh majikan tempatnya bekerja selama 6 tahun belakangan.
“Nanti kalau sudah sembuh, tahun depan saya akan ke Hong kong lagi mas” aku SW kepada ApakabarOnline.com saat menyambanginya di ruang perawatan.
“Masalah yang saya alami, diselingkuhi suami, juga sering dialami oleh banyak temen temen TKW. Supaya tidak celaka dan berakhir merugikan kita, seharusnya kita menghadapi tidak boleh dengan pikiran yang terbakar emosi seperti saya kemarin. Kalau sudah begini kan rugi biaya, rugi waktu dan kesempatan bekerja.” pungkas SW. []