December 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Gegara Lakukan Riset Dampak COVID-19 di Kalangan Pekerja Migran, UB Menangkan Hadiah Rp. 147 Miliar

2 min read
Foreign Domestic Helper during COVID-19 pandemic in Hong Kong (Foto SCMP)

Foreign Domestic Helper during COVID-19 pandemic in Hong Kong (Foto SCMP)

MALANG – Universitas Brawijaya (UB) memenangkan hibah dana riset dampak pandemi covid-19 dari United Kingdom Research and Innovation. Total dana hibah yang didapat sebesar 7,5 juta Poundsterling, atau sekitar Rp147 miliar jika dikonversikan.

Ketua Tim Peneliti UB, Faishal Aminuddin menuturkan, topik riset mereka berjudul ‘Socio-Economic and Health Impact of Covid-19 on International Female Migrants and Their Left-behind Families in Indonesia’.

“Riset ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan yang cepat terkait kondisi pekerja migran perempuan yang terdampak pandemi covid-19,” kata Faishal dalam siaran pers di laman resmi UB, Sabtu (05/09/2020).

Rencana riset berawal dari fakta bahwa ada 1,3 juta pekerja migran internasional berjenis kelamin perempuan. Pandemi covid-19 dianggap telah berdampak terhadap mereka dan keluarga mereka di daerah asalnya.

Faishal menjelaskan, riset dikerjakan bersama University of Portsmouth, Inggris. Mereka akan mewawancarai 600 anggota keluarga pekerja migran perempuan, 90 kepala rumah tangga terseleksi, dan 5.000 pekerja migran perempuan di luar negeri.

Kemudian mereka juga akan mewawancarai pengambil kebijakan di semua tingkat pemerintahan, pemangku kepentingan lain, dan media massa. Riset tersebut ditargetkan selesai dalam waktu 18 bulan.

“UB melibatkan mitra dari pemerintah pusat yakni Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak, dan BNP2TKI. Dari pihak LSM terdapat Migrant Care, dan beberapa lainnya di tingkat lokal,” ucapnya.

Faishal mengungkapkan, skema hibah dana riset United Kingdom Research and Innovation ini bertujuan memitigasi dampak kesehatan, sosial-ekonomi, budaya, dan lingkungan dari pandemi covid-19. Terutama di 20 negara berkembang.

Total ada 20 proposal riset yang mendapat pembiayaan ini. “Produk luarannya, selain menjadi bagian publikasi akademik, juga menjadi rekomendasi kebijakan untuk pemerintahan di masing-masing negara,” ujar Faishal. []

Advertisement
Advertisement