Gegara Rajin Sholat Subuh Berjamaah ke Masjid, Seorang PMI Mendapat Hadiah Rumah Mewah
ApakabarOnline.com – Belakangan ini viral kisah seorang pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Jeddah Arab Saudi, bernama Alman Mulyana. Pasalnya, pria itu mendapatkan hadiah rumah mewah dari seorang warga Arab.
Tak tanggung-tanggung, rumah tersebut juga sudah dilengkapi berbagai peralatan dan perabotannya. Kisah tersebut, disampaikan melalui YouTube Muhammad Sofi AW Alman. Ia mengungkapkan alasan di balik pemberian harta kepada dirinya yang sebenarnya bukan siapa-siapa dalam keluarga tersebut.
Alman mengatakan bahwa hadiah itu diberikan kepadanya bukan dalam bentuk warisan, melainkan hibah.
“Jadi guys, mohon maaf. Jadi bukan warisan, tetapi lebih tepatnya itu hibah. Kalau warisan itu hak waris, buat anak. Ini rumah hibah, jadi ini kebaikan si kakek sama saya,” kata Alman Mulyana, seperti dikutip INDO ZONE dari YouTube-nya, Senin (16/11/2020).
“Ini kakek nih,” sambung Alman sembari menunjuk foto pria yang memberikannya rumah.
Awalnya, dikatakan bahwa Alman sering bertemu sang kakek dari aktivitas rutin Alman yang ternyata menyita perhatian beliau.
“Jadi ceritanya, ketemunya sama kakek itu luar biasa waktu saya kerja jadi sopir pribadi. Saya salat subuh itu sebelum adzan, saya sudah di Masjid. Dan kakek itu perhatiin saya terus, ‘Ini anak sebelum adzan kok sudah ada terus’ gitu,” kata dia.
“Dan saking lamanya bertahun-tahun, mungkin ada jarak setahun setengah si kakek baru nyapa. Kan dilihat dari luar itu kaya sombong loh kakek tuh, pertamanya,” ungkap Alman.
Alman juga sebelumnya sempat ditawarkan untuk tinggal di salah satu rumah sang kakek, namun ia menolaknya. Seiring berjalan waktu, mereka pun semakin dekat dan Alman pada akhirnya bersedia menerima kebaikan sang kakek. Namun ia hanya mau ngontrak di rumah tersebut.
“Dan akhirnya saya tolak mentah-mentah, ‘Kenapa kamu tolak pemberian saya?’ katanya. Saya bilang, saya bukan menolak rezeki tetapi saya sama kamu itu belum kenal lama. Tetapi kamu tuh tiba-tiba percaya kasih tempat tinggal ke saya,” kata dia.
“Dan akhirnya ‘ya sudah begini saja, saya kontrakkan enggak apa-apa. Kamu kontrak di rumah saya’. Saya pikir lagi, enggak langsung datang, itu prosesnya lumayan lama. Saya orang lama juga di sini dari tahun 2004, jadi enggak mudah dekat sama orang Arab. Lama semakin lama, dia tuh makin dekat ke saya,” tutur Alman Mulyana.
Setelah itu, sang kakek menunjukkan rumah yang rencananya akan di kontrak oleh Alman. Sayangnya, saat ia melihat rumah tersebut, ia merasa tak sanggup untuk mengontraknya lantaran isi rumah yang besar dan perlengkapan yang sudah ada.
“Akhirnya pulang dari masjid itu sarapan, ‘Habis pulang sarapan kita lihat rumah yang saya kontrakan ke kamu’. Akhirnya saya dilihatin rumah ini, saya bilang ‘Wuh enggak mau saya, saya enggak kuat bayar kontrakan’. ‘Kamu kuat berapa bayar kontrakan? (kata si kakek), 1000 saja sudah kemahalan saya bilang. ‘Ya sudah se punya nya saja’, akhirnya saya kontrak 800 rumah ini. Segede gini 800, sudah tinggal pakai fasilitas,” kata Alman.
Karena menyukai Alman dan sudah menganggap dirinya sebagai anak sendiri, sang kakek pun memberikan rumah tersebut lantaran kagum karena rajin datang ke masjid dan beribadah. []