November 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Golongan Manusia yang Dirindukan Surga, Semoga Kita Termasuk Didalamnya

4 min read

JAKARTA – Surga merupakan balasan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. Menjadi penghuni surga adalah dambaan setiap manusia di muka bumi ini, sebagai tempat kehidupan abadi di akhirat nanti.

Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa meminta surga kepada Allah sebanyak tiga kali, maka surga akan berkata, “Ya Allah masukkan dia ke dalam surga.” Dan barang siapa meminta dijauhkan dari neraka, maka neraka berkata, “Ya Allah, jauhkan dia dari neraka.” (HR. Tirmidzi).

Sedangkan, dalam riwayat lain dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad SAW juga bersabda tentang surga sebagai balasan orang-orang yang berbuat kebajikan selama di dunia.

“Barang siapa yang berinfak sedikit saja untuk dua kendaraan di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ”Wahai hamba Allah ini adalah hasil kebaikanmu!” Jika ia ahli salat, maka akan dipanggil dari babus shalah (pintu salat), jika ia ahli jihad maka akan dipanggil dari babul jihad (pintu jihad), jika ia ahli sedekah maka akan dipanggil dari babus sadaqah (pintu sedekah), jika ia ahli puasa maka akan dipanggil dari pintu puasa atau babur rayyan (pintu Ar-Rayyan).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dilansir dari Akurat.co, dalam kitab Raunaqul Majalis disebutkan adanya empat golongan manusia yang dirindukan surga yaitu:

  1. Taalil-Qur’ani (pembaca Al-Qur’an)

Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah (Al-Qur’an), naiklah (pada derajat-derajat surga) dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil di dunia. Sesungguhnya kedudukan derajatmu pada kadar akhir ayat yang engkau baca.” (HR. Ahmad).

 

  1. Wa haafizhul-Lisan (orang yang menjaga lisannya)

Dalam sebuah hadis dikatakan, “Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang hanya melaksanakan salat wajib saja dan hanya bersedekah dengan sepotong keju namun dia tidak pernah menyakiti tetangganya.”

Nabi Muhammad SAW lantas menjawab, “Dia termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari).

 

  1. Wa muth’imul-ji’aan (orang-orang yang memberi makan pada yang kelaparan)

Rasulullah SAW bersabda, “Siapa pun kaum mukmin yang memberi makan mukmin lain yang kelaparan, maka pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya makanan dan buah-buahan surga.” (HR. Tirmidzi).

 

  1. Wa shoimiin fii syahri Romadhon (orang yang berpuasa di bulan Ramadan)

Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW bersabda, “Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.” (HR. Bukhari).

Dilansir dari detik.com yang melansir dari situs Kemenag Gorontalo, berikut penjelasan dari masing-masing golongan orang yang dirindukan surga.

 

  1. Orang yang gemar membaca Al-Qur’an (Taalil Qur’an)

Golongan pertama adalah orang-orang yang lisannya senantiasa digunakan untuk membaca kalam Allah SWT setiap waktu dan kesempatan yang ada. Bahkan, saat lapang maupun sempit.

Selain dirindukan oleh surga, orang yang rajin membaca Al-Qur’an hatinya akan menjadi tenang. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ar-Rad ayat 28 sebagai berikut:

Artiya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Rad: 28).

Berdasarkan ayat di atas, dengan mengingat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang maka hati akan menjadi tenang. Jika dimaknai lebih dalam, Al-Qur’an adalah obat hati bagi manusia agar hidup bahagia di dunia dan di akhirat.

Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Isra ayat 82 sebagai berikut:

Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al Isra: 82).

 

  1. Orang yang selalu menjaga lisannya dari berkata kotor, mencaci-maki, dan menghujat (Wa Haafidzii lisan)

Golongan kedua ini termasuk orang-orang yang beriman. Disebutkan dalam sebuah hadits Nabi SAW yang berasal dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir hendaklah dia berkata yang baik, atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir menghormati tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menjelaskan, ada 14 macam bahaya lidah, salah satunya adalah perkataan yang tidak bermanfaat yang dapat membuat hati kasar.

 

  1. Orang yang memberi makan terhadap orang yang kelaparan (Wa Muth’mimul Jii’an)

Golongan ketiga adalah orang yang senantiasa membantu orang yang membutuhkan. Allah SWT akan membalas kebaikan yang dilakukan oleh hamba-Nya. Bahkan, kelak di hari kiamat Allah SWT akan memberikan makan dari buah-buahan surga.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Siapa pun mukmin memberikan makan mukmin yang kelaparan, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan surga. Siapa pun mukmin yang memberi minum mukmin yang kehausan, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya minum dari minuman surga. Siapapun mukmin yang memberikan pakaian mukmin lainnya supaya tidak telanjang, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya pakaian dari perhiasan surga.” (HR. Tirmidzi).

 

  1. Orang yang berpuasa di bulan Ramadan (Wa Shooimiina Fi Syahri Ramadan)

Golongan keempat adalah orang yang senantiasa menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan. Maka, bersyukurlah bagi mereka yang senantiasa melaksanakan puasa Ramadan. Kehadiran mereka dirindukan oleh surga.

Allah SWT juga telah menyediakan pintu surga bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis yang berasal dari Sahl ra. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa di hari kiamat masuk dari pintu itu. Tidak dibolehkan seorang pun memasukinya selain mereka. Lalu dikatakan, “Dimana orang-orang yang berpuasa?” Mereka pun bangkit, tidak ada seorang pun yang masuk kecuali dari mereka. Ketika mereka telah masuk, (pintunya) ditutup dan tidak seorang pun masuk lagi.” (HR. Bukhari dan Muslim). []

Advertisement
Advertisement