October 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

HARTINI ”TAM TAM”, PMI PENGRAJIN TAS TALIKUR

3 min read

Memutuskan pulang dan membangun usaha adalah impian sebagian atau mungkin semua pekerja di luar negeri, yang saat awal merantau mempunyai niat mencari modal usaha. Begitu juga Hartini, atau akrab dipanggil Moli Tam Tam. Ia malah menjadikan hobi sebagai awal membuka usaha Tas Talikur Tam Tam, yang ia tekuni sampai hari ini. Meski sempat ragu tidak akan ada pembeli lantaran harga jual yang mahal, Moli memulai usaha tas talikur (macramé) tersebut sejak 2016.

”Saya memulai usaha, selain karena hobi, juga sebagai sarana pengisi waktu luang atau waktu jenuh menjadi ibu rumah tangga. Kalau dulu di Hong Kong bisa menghabiskan waktu dengan tilpun-tilpunan, sekarang tidak bisa begitu. Pulsa mahal, euy,” kata Moli, yang mengaku belajar membuat tas di sela liburan semasa bekerja di Hong Kong. Ia bekerja di Negeri Beton selama delapan tahun dengan satu majikan. Sampai sekarang pun ia masih saling berkomunikasi dengan majikan baiknya itu.

 

Modal Awal Hanya Rp 50.000

Saat memulai usaha, Moli hanya mengeluarkan modal tak lebih dari Rp 50.000. untuk membeli benang saja. Dari penjualan karya perdana tersebut, Moli membelanjakan lagi benang dan memproduksi kembali dengan ragam model tas yang sesuai dengan keahliannya.

Alhamdulillah, Mbak. Selama dua tahun ini pesanan semakin banyak. Saya pun sudah dibantu dua orang karyawan untuk memenuhi setiap pesanan,” tambah Moli, yang juga pernah empat tahun bekerja di Singapura, kepada Apakabar Plus.

Untuk mempromosikan usahanya, ia memanfaatkan media sosial sebagai pendulang peluang. Ia juga rajin menjalin silaturahim ke teman-teman yang juga mantan pekerja migran Indonesia (PMI). Sekarang, Moli sudah tidak ngecer lagi membeli benang. Sekali belanja, langsung 15-20 kg dengan kualitas benang yang baik. Kualitas benang sengaja ia pilih yang oke punya, agar produknya tetap terjaga nama baiknya dan semakin digemari.

”Jalinan silaturahim, reuni dan saling mengunjungi itu juga bisa kita gunakan untuk mengenalkan produk kita. Biar bisa saling mendukung usaha antar-sesama mantan pekerja migran,” tutur Moli, yang bahagianya berlipat kala pemesan tas buatannya berasal dari Blitar atau Malang, dan masih berada di Hong Kong.

Bilamana ia ingat dengan kalimat ”tas begituan saja dijual mahal, mending buat beli beras”, Moli memupuk diri dengan cerminan ”penjual air kemasan”. Bukankah di setiap rumah pasti sudah ada air? Bahkan sangat murah dan gratis? Nyatanya, warung-warung, restoran hingga supermarket banyak yang menjual air kemasan. Peminatnya pun banyak, bahkan ada beberapa merek air kemasan yang terkenal dan memiliki daya jual sangat keren. Tam Tam sendiri adalah nama panggilan anaknya, bukan plagiat dari merek snack ternama itu.

Sejak kepulangannya dari Hong Kong pada 2013, Moli sudah semakin yakin untuk ”betah” di Tanah Air. Toh, saat ini, selain dekat dengan keluarga, rasa nikmatnya tidak terhingga manakala ia – sebagai pekerja – mampu membuka lapangan pekerjaan di lingkungan sekitar.

”Jadi, selama tinggal di rantau, selain bekerja cobalah tekuni hobi kita. Ya, siapa tahu bermanfaat dan mendatangkan rezeki di kemudian hari,” pesannya. Moli mengaku, ia sendiri belajar membuat tas dengan memanfaatkan waktu senggang semasa di Hong Kong. Hal tersebut ia lakukan agar punya motivasi untuk segera pulang, menikah, dan punya usaha sendiri.

”Selain itu, jangan lupa membeli produk sahabat kita yang baru memulai usaha. Itu penting sebagai motivasi, agar ia makin semangat dan tidak ada keinginan untuk kembali merantau,” lanjutnya. Menurut Moli, walaupun kita tidak bisa memaksa para sahabat untuk betah di rumah, setidaknya kepedulian kita mampu menjadi secangkir semangat untuk terus berkarya dan bermanfaat. ”Baik bagi diri sendiri, keluarga, juga lingkungan di mana kita berpijak,” jelas Moli di akhir perbincangan.

Oh ya, selain sibuk dalam usaha tas dan rumah tangga, saat ini Moli juga disibukkan dengan membantu usaha suami ”ayam petelur”. Produk Tam Tam kini bisa dikunjungi di Jln. Rogoboyo, Desa Ampeldento, RT10/03, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, dengan nomor ponsel 085102877277. [Anna Ilham]

This slideshow requires JavaScript.

Advertisement
Advertisement