Hilang Kabar Selama 13 Tahun, Kuntring yang Disekap Majikannya Kini Telah Kembali ke Tengah Keluarga

JAKARTA – Tangis haru menyambut kedatangan Kuntring (29) seorang pekerja migran Indonesia asal Kabupaten Batang Jawa Tengah setelah sebelumnya selama 13 tahun lamanya hilang kontak dengan keluarga.
Kuntring yang memiliki nama lahir Tumpuk merupakan warga Dukuh Kebonbatur, Desa Wonomerto, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, tiba di Batang pada Sabtu malam (31/5/2025) sekitar pukul 21.00 WIB. Ia langsung disambut dan dijemput oleh Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Batang, Edi Siswanto bersama tim dan perwakilan Forkopimcam Bandar.
Setibanya di rumah Edi Siswanto, Tumpuk kemudian diantar ke rumah keluarganya di RT 05 RW 03 Dukuh Kebonbatur. Suasana haru menyelimuti penyambutan tersebut. Tangis pecah saat Tumpuk bertemu dengan kedua orang tuanya dan keluarga. Begitu turun dari mobil dirinya memeluk kedua orang tuanya. Selama belasan tahun Tumpuk tidak diketahui keberadaannya.
” Koe kok isih urip, ya Allah Gusti, Alhamdulillah (kamu kok masih hidup, ya Allah Gusti Alhamdulillah-red),” ujar salah satu anggota keluarga sambil menangis memeluk Tumpuk. Suasana semakin mengharukan ketika para tetangga dan saudara turut menyambut kepulangan Tumpuk.
Tumpuk mengatakan, dirinya berangkat ke Malaysia sekitar November tahun 2011 dan bekerja pada sebuah keluarga di daerah Kucing, Serawak. Dia berangkat ke Malayasia karena tergiur dengan bujukan agen dan besarnya gaji ketika bekerja disana. Saat itu dirinya meninggalkan suami Otim Hermawan dan anak perempuan yang masih kecil bernama Endah Novita Sari.
” Tapi setelah sampai di Malaysia gaji murah dan selama bekerja disana gaji tidak pernah dibayar. Selain itu juga tidak diperbolehkan menghubungi keluarga. Saya menyampaikan terima kasih pada semua yang telah menolong saya,” ujarnya.
Saat berangkat dia menggunakan paspor dengan nama Kuntring, sedangkan Tumpuk adalah nama lahir pemberian orang tua. Ketua DPC Partai Demokrat Batang yang juga anggota DPRD Kabupaten Batang Edi Siswanto mengatakan, Tumpuk berhasil pulang setelah ditolong tim Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI). Mereka bekerjasama dengan kepolisian Malaysia untuk melakukan evakuasi Tumpuk ke Pontianak, Kalimantan Barat, menggunakan taxi.
” Selanjutnya Tumpuk diterbangkan ke Semarang lalu kami antar ke rumahnya di Batang,” ujarnya.
Kasus ini sendiri terungkap setelah adanya laporan dari seorang warga Kalimantan Barat yang kehilangan putrinya saat bekerja di Malaysia. Informasi mengenai keberadaan Tutik diperoleh melalui seorang mantan rekan kerjanya yang berhasil keluar dari rumah majikan di Malaysia karena memiliki dokumen lengkap. Edi Siswanto menjelaskan, proses pemulangan Tutik tidak lepas dari kerja sama berbagai pihak, termasuk Ibu Cahya Ketua DPD Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI) Kalimantan Barat.
Ia menyampaikan informasi kepada Sekjen DPP PDRI, Lasmi Indaryani, yang kemudian diteruskan kepada Ketua DPD PDRI Jawa Tengah, Kartina Sukawati. Koordinasi lintas daerah itu akhirnya melibatkan Ketua DPC Partai Demokrat Batang, Edi Siswanto, yang menjadi ujung tombak pemulangan Tumpuk ke Batang.
” Alhamdulillah, berkat koordinasi yang dilakukan, saat ini, Tutik sudah kembali ke pangkuan keluarga dan mendapat pendampingan dari pihak desa dan kecamatan. Kami bersyukur, Tutik yang merupakan warga Batang ini sudah berhasil pulang,” tutur Edi Siswanto.
Sementara itu, Camat Bandar M Nashruddin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah membantu memulangkan Tutik. Pihaknya juga bersyukur karena Tutik bisa kembali dalam keadaan sehat.
” Harapan kami, kejadian semacam ini tidak terulang lagi,” ujar Nashrudin. []
Sumber Suara Merdeka Pantura