Hukum Mendesah atau Melantunkan Pekik Perjuangan Dalam Islam
JAKARTA – Ini memang sepertinya agak berlebihan. Tapi banyak yang ingin tahu soal ini, utamanya para ummahat.
Berhubungan intim dengan pasangannya yang halal juga merupakan sedekah dan mendapat pahala. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim:
Dari Abu Dzar RA, dia berkata, “Sesungguhnya sebagian dari para sahabat berkata kepada Nabi SAW, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan sholat sebagaimana kami sholat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.”
Nabi SAW kemudian bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah sedekah.“ Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah jika salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?”
Rasulullah SAW menjawab, “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika dia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, dia mendapat pahala.” (HR Muslim no 2376)
Berhubungan suami istri adalah hal sakral, namun seringkali para istri merintih saat berhubungan suami istri karena menikmatinya. Apa ini dibenarkan dalam Islam?
Lho, memangnya kenapa?Soalnya, dalam beberapa kitab klasik seperti ” Uqûd al-Lujain fi Bayân Huqûq al-Zaujain” artinya kurang lebih:
“Bicara atau Bersuara pada Saat Jima”, ini merupakan hal yang dilarang. Sebagian muslim dan muslimah juga berpegang pada pandangan ini sehingga tak berani bersuara, termasuk mengeluarkan rintihan, saat berhubungan.
Dalam fikih ahlus sunnah, diperbolehkan bagi suami istri bersuara atau berbicara saat berjimak. Asalkan suara atau kata-kata mereka tidak terdengar oleh orang lain.
Imam As-Suyuthi dalam Ad Durrul Mantsur mencantumkan riwayat bahwa sahabat Nabi dan penulis wahyu, Muawiyah bin Abu Sufyan, pernah menjimak istrinya. Tiba-tiba sang istri mengeluarkan desahan dan rintihan yang penuh gairah hingga ia sendiri malu pada suaminya.
Namun Muawiyah justru meluruskannya, ” Tidak masalah. Demi Allah, yang paling menarik dari kalian adalah desahan napas dan rintihan kalian.”
Ibnu Abbas juga pernah ditanya tentang hukum desahan dan rintihan saat jimak seperti ini. Ulama-nya para sahabat ini menjawab, ” Jika kalian berjimak dengan istri, lakukanlah sesuka kalian.” []
Sumber Islamic Base