Ibrahim dan Idul Qurban
ApakabarOnline.com – Sejarah dimulainya Idul Adha atau Idul Qurban tidak lepas dari peristiwa yang terjadi pada masa Nabi Ibrahim AS, yang diperintah Allah untuk menyembelih putra kesayangannya yakni Ismail.
Nabi Ibrahim mampu melaksanakan perintah Allah sangat berat, karena di dadanya telah terpatri 3 sikap yang menjadi jatidirinya yakni: SABAR, SYUKUR, IKHLAS (SASYUIK).
SABAR adalah kemampuan Nabi Ibrahim MEMIKUL BEBAN perintah Allah. Sehingga ia mampu bersikap TENANG dalam menjalankan perintah yang sesungguhnya sangat berat.
SYUKUR adalah kemampuan Nabi Ibrahim MEMBAGI BEBAN. Artinya, dia mampu menguasai hawa nafsunya untuk tidak keberatan mengorbankan putranya dikembalikan kepada Allah. Sehingga ia mampu bersikap SENANG jauh dari perasaan SEDIH dalam menjalankan perintah Allah.
IKHLAS adalah kemampuan Nabi Ibrahim MENGOSONGKAN BEBAN. Sedikit pun tidak ada rasa sesal dan kecewa atas perintah Allah. Perintah Allah dilaksanakan dengan LAPANG dada.
Berkat ketiga sikap (sasyuik) itulah sehingga Nabi Ibrahim mendapat hadiah istimewa dari berupa KEBAHAGIAAN DAN KESUKSESAN HAKIKI.
Ismail selamat dari kematian, dapat hadiah domba qurban, jejak sejarahnya diabadikan sebagai manasik ibadah haji, anak keturunannya menjadi terpilih menjadi nabi, dan doanya dikabulkan Allah, kota Mekkah menjadi kota yang baldatun thayyibatun warabbun ghofuur.
Semoga dalam menghadapi realita kehidupan, kita mampu meneladani sikap para nabi dan para mukhlisin (dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad). Rahasia sukses besar mereka adalah selalu mampu bersikap SABAR, SYUKUR, IKHLAS (SASYUIK) dalam segala kondisi. Hal itu ditandai dengan bersikap TENANG, SENANG, LAPANG dalam menghadapi ujian.
Dengan SASYUIK akan menumbuhkan sikap TABAH, TEGAR, DAN TAWAKAL. Sebagai hadiahnya Allah berikan BAHAGIA dan SUKSES yang hakiki.
Pertolongan, percepatan, kemudahan dari Allah akan selalu datang di luar dugaan.
Dalam kehidupan ini yang kita kejar hanya 2 (dua) hal, yakni BAHAGIA DAN SUKSES. Inginkah Anda selalu bahagia dan apa yang diinginkan terkabul jadi kenyataan?
Teladanilah strategi yang dilakujan para nabi yakni mampu bersikap sasyuik dalam segala kondisi. Insya Allah hati akan mudah merasakan bahagia dan sukses pun akan menjadi keniscayaan. Salam Sasyuik []
Penulis Hamka Suyana