April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Ilegal, Jenazah PMI Asal Indramayu Tidak Bisa Dipulangkan

2 min read

INDRAMAYU  – Beda negara tujuan, beda pula peraturan. Di banyak negara tujuan, jika ada seorang PMI meninggal dunia baik berstatus legal maupun ilegal, jenazahnya selalu dipulangkan meskipun kadang-kadang memerlukan waktu yang berbulan-bulan untuk memrosesnya.

Hal demikian terjadi pada seorang PMI asal Indramayu, yang karena mahalnya biaya pemulangan, statusnya ilegal, dengan terpaksa, keluarga mengikhlaskan untuk dimakamkan di negara penempatan.

Adalah almarhum Ayo Sunaryo, pekerja migran Indonesia (PMI) asal Desa Pegagan, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu. Ia meninggal karena penyakit kanker otak saat bekerja di negeri sakura Jepang.

Mengutip Tribun Cirebon, Kakak kandung Ayo Sunaryo, Cartini (50) mengatakan, sudah berusaha memulangkan adiknya agar bisa dimakamkan di kampung halaman. Ia bahkan rela menghampiri setiap tetangga untuk meminjam uang demi kepulangan jenazah adiknya tersebut.

Namun, nominal biaya pemulangan yang sangat besar, yakni Rp 250-300 juta membuatnya tidak berdaya. Keluarga pun hanya bisa pasrah menerima kenyataan Ayo Sunaryo mesti dimakamkan di Jepang.

“Katanya gak bisa di bawa pulang, kalau punya uang 250 atau 300 juta iya boleh dibawa pulang. Tapi saya cari uang segitu banyak dari mana,” ucapnya.

Cartini menceritakan, Ayo Sunaryo berangkat ke Jepang sebagai PMI melalui prosedur ilegal, ia berangkat menggunakan visa turis. Hal ini yang membuat seluruh biaya meninggalnya Ayo Sunaryo mesti ditanggung keluarga.

Hal tersebut pula yang membuat pemerintah tidak bisa membantu memulangkan jasad adiknya tersebut. Cartini bahkan mengaku sangat sakit hati saat melihat video-video adiknya itu saat masih hidup. Terlebih saat pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) mengirimi keluarga video pemakaman Ayo Sunaryo di Jepang.

Tangis keluarga saat itu diceritakan Cartini pecah seketika dan tak berhenti hingga prosesi pemakaman berakhir. Kesedihan keluarga juga ditambah dengan banyak tetangga sekampung yang menanyakan kenapa Ayo Sunaryo tidak dibawa pulang.

“Perasaannya itu saya sakit hati sekali setiap melihat video-video Ayo, dia berangkatnya itu kan lagi sembuh, ganteng terus sekarang udah gak ada, wujudnya juga gak ada karena dikubur di sana,” ujar dia.

Sorot mata wanita paruh baya itu tampak berkaca-kaca saat menceritakan kejadian yang menimpa adik yang selama ini dia asuh sedari kecil. Ia juga tidak kuasa menahan raut kesedihan saat menunjukkan kembali video Ayo Sunaryo saat dimakamkan beberapa hari yang lalu di Jepang.

Air mata pun jatuh mata Cartini mengenang adik yang kini sudah tiada. Cartini mengaku menyesal tidak bisa membawa adiknya itu pulang ke kampung halaman sehingga terpaksa dimakamkan di Jepang.

“Saya itu orang tidak punya, mau punya rumah juga dulu harus kerja dulu di Arab 8 tahun baru punya rumah, gak berdaya saya tuh,” ujar dia. []

Advertisement
Advertisement