April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Indonesia Akan Menjadi Negara Berpengaruh di Asia Bila . . .

2 min read

JAKARTA –  Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas mengungkapkan, tatkala Indonesia menjadi negara maju di 2045, bangsa ini akan mendapatkan panggung besar dan paling berpengaruh di kawasan Asia.

Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas Bogat Widyatmoko menjelaskan, untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Maju 2045, juga harus diiringi dengan tiga landasan yang berkualitas untuk supermasi hukum, stabilitas, dan ketangguhan diplomasi.

Bagot menyebut, saat ini supermasi hukum di Indonesia masih menyisakan permasalahan, meskipun sudah mulai membaik. Dari sisi stabilitas terutama keamanan, di beberapa daerah masih ditemui sejumlah tantangan. Hal ini pula yang akhirnya mengganggu iklim investasi.

Juga, tak kalah penting, kata Bogat adalah pengaruh diplomatik atai diplomatic influence Indonesia. Bappenas mencatat, pengaruh diplomatik Indonesia udah meningkat dari ranking 9 dengan nilai 51,4 pada 2018 menjadi peringkat ke-7 dengan nilai 60,4 pada tahun.

Sayangnya, kata Bogat pengaruh diplomatik Indonesia saat ini masih belum sistematik, dan hanya tergantung dari kepemimpinan kepala negara.

“Diplomatic influence yang dilakukan Indonesia saat ini sangat tergantung oleh pimpinan, bukan tergantung sistematik atau terstruktur. Ini berbahaya bagi pilar-pilar ketangguhan demokrasi,” ujarnya dalam acara FGD dengan Pengusaha Rancangan Awal RPJP 2024-2045 kemarin, dikutip Rabu (31/05/2023).

Oleh karena itu, kata Bogat ke depan, landasan supermasi hukum, stabilitas, dan ketangguhan diplomasi harus diwujudkan dengan transformasi yang kondusif dan efektif untuk berbagai transformasi sosial dan tata kelola.

“Di 2045, kita menginginkan indeks demokrasi Indonesia tinggi. Asia Power Index, untuk militer capability nilainya harus mencapai 45, yang saat ini nilainya masih 14,6%,” jelas Bogat lagi.

Untuk diketahui, The Asia Power Index diluncurkan oleh Lowy Institute pada 2018. Indeks ini untuk mengukur sumber daya dan pengaruh untuk menentukan peringkat kekuatan negara-negara di Asia.

Proyek ini memetakan distribusi kekuatan yang ada saat ini, dan melacak pergeseran keseimbangan kekuatan dari waktu ke waktu.

Melansir situs resmi Lowy Institute, posisi Indonesia pada 2023 di Asia belum begitu punya pengaruh besar. Namun, Indonesia menjadi salah satu dari enam negara di kawasan ini yang mencatatkan peningkatan skor secara keseluruhan.

Lowy Institute mencatat, Indonesia berkinerja terbaik dalam tindakan ketahanan dan pengaruh diplomatik, peringkat ketujuh untuk keduanya. Ukuran terlemahnya adalah kemampuan militer dan jaringan pertahanan, di mana Indonesia menempati urutan ke-13 untuk keduanya.

“Asia power index (diplomatic influence) diharapkan mencapai 75 – 80, saat ini hanya 60,4,” jelas Bogat.

Lebih lanjut, Bogat menjelaskan, di 2045 pemerintah menargetkan agar proporsi penduduk yang merasa aman berjalan sendiri di area tempat tinggalnya harus mencapai 80%, yang saat ini baru mencapai 62,8%.

Adapun indeks pembangunan hukum Indonesia pada 2045 diharapkan bisa mencapai 0,84, yang saat ini hanya mencapai 0,6.

Selanjutnya rasio pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2045 diharapkan akan mencapai 18% hingga 22%, saat ini baru mencapai 10% hingga 12%. Tingkat inflasi juga diharapkan bisa menyentuh 2% plus minus 1%.

“Secara singkat, ke depan di 2045 apa yang kita cita-citakan bisa kita camkan jadi supermasi hukum dengan hukum berkeadilan, pertahanan berdaya gentar di kawasan Indo-Pasifik,” jelas Bogat.

“Keamanan nasional tangguh dan demokrasi subtansial harus dibarengi stabilitas ekonomi makro,” kata Bogat lagi. []

 

Advertisement
Advertisement