Indonesia Mendapat Peringkat Keenam Tingkat Kebahagiaan Rakyatnya

JAKARTA – Gallup World Poll yang berisikan peneliti independen mengukur tingkat kebahagiaan masyarakat di berbagai dunia. Hal tersebut berdasarkan penilaian subjektif terhadap diri mereka mengenai mengenai kebahagiaan pada skala 0 sampai 10. Angka 0 berarti responden merasa memiliki kehidupan terburuk yang bisa dibayangkan dan 10 berarti kehidupan terbaik.
Survei dilakukan terhadap orang dewasa yang tinggal di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Rata-rata skor dari penilaian selama periode 2020 hingga 2024 digunakan untuk menentukan peringkat setiap negara. Dengan pendekatan berbasis data dan teknik regresi, laporan ini menggunakan enam variabel utama yang dinilai berkontribusi terhadap tingkat kebahagiaan suatu negara. Keenam variabel tersebut mencakup:
- Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita sebagai ukuran kesejahteraan ekonomi
- Dukungan sosial
- Harapan hidup dalam kondisi sehat
- Kebebasan dalam menentukan pilihan hidup
- Tingkat kemurahan hati masyarakat
- Persepsi terhadap tingkat korupsi di negara masing-masing
Setiap faktor di atas dihitung kontribusinya terhadap kebahagiaan melalui analisis statistik yang ketat.
Secara global, Indonesia menduduki peringkat ke-83 dengan skor 5,62. Posisi ini menempatkan Indonesia di atas Aljazair dan Bulgaria. Meski belum tergolong tinggi secara internasional, posisi ini menunjukkan adanya kemajuan dibandingkan beberapa negara dengan tantangan serupa.
Di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), Indonesia berada di posisi ke-6, lebih tinggi dibandingkan Kamboja dan Myanmar. Singapura menduduki peringkat tertinggi di ASEAN dengan skor 6,57, yang juga menempatkannya di urutan ke-34 dunia. Sementara itu, Vietnam, Thailand, dan Filipina menempati posisi berikutnya dengan skor masing-masing 6,35, 6,22, dan 6,11. Di bawah Indonesia terdapat Laos yang mendapat skor 5,3. Sayangnya, laporan tersebut tidak mencantumkan data untuk Brunei Darussalam dan Timor Leste.
Dua negara ASEAN yang berada di posisi terbawah adalah Kamboja dan Myanmar. Kedua negara ini memiliki catatan konflik internal yang berkepanjangan. Myanmar, khususnya, masih dilanda perang saudara yang melibatkan berbagai kelompok bersenjata. Kondisi tersebut diperburuk dengan bencana yang dipicu oleh gempa bumi yang terjadi pada awal tahun 2025, yang turut mempengaruhi kualitas hidup dan kebahagiaan masyarakat di sana.
Laporan ini menunjukkan bahwa kebahagiaan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh faktor ekonomi, tetapi juga oleh kondisi sosial, kesehatan, dan politik di suatu negara. Bagi Indonesia, data ini dapat menjadi dasar untuk mendorong kebijakan yang lebih berpihak pada kesejahteraan dan kualitas hidup warganya. []
Sumber Good Stats Indonesia