September 17, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Indonesia Menjadi Negara Berpredikat Boros Pangan Nomor Dua Sedunia

2 min read

JAKARTA – Meskipun pendapatan rata-rata rakyatnya tidak termasuk kedalam sepuluh besar dunia, namun Indonesia ternyata menjadi negara berpredikat boros pangan nomor dua sedunia.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian Rabu (07/06/2023) kemarin.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian serukan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mengampanyekan Stop Boros Pangan kepada masyarakat.

Hal tersebut diutarakan berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) Indonesia menjadi negara nomor dua di dunia dengan tingkat boros pangan atau Food Loss and Waste (FLW) setelah Arab Saudi.

“Kita termasuk negara nomor dua setelah Saudi, ini mungkin informasi yang menarik, tapi kami kira kita perlu merumuskan nanti badan pangan pemerintah pusat perlu merumuskan ini kampanye mengenai Stop Boros Pangan ini,” katanya dalam dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara hybrid dari Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP),  Rabu (07/06/2023).

Mendagri menilai kampanye Stop Boros Pangan saat ini belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat Indonesia. Untuk itu, Pihaknya meminta kepada pemerintah pusat dan daerah agar melakukan tindakan dalam rangka menghemat pangan.

“Kampanye mengenai Stop Boros Pangan ini belum begitu dicerna oleh masyarakat, oleh kita semua, apa yang harus dilakukan riilnya baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan juga masyarakat dalam rangka untuk menghemat pangan, supaya tidak terjadi pembuangan terbuang sia-sia,” tegasnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Bapanas I Gusti Ketut Astawa dalam paparannya mengatakan, secara global ada sebanyak 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahun.

Angka ini setara dengan 1/3 pangan yang diproduksi untuk dikonsumsi penduduk dunia. Khusus untuk Indonesia, timbunan FLW pada tahun 2000 hingga 2019 mencapai 23-48 juta ton/tahun.

“Mudah-mudahan jargon Stop Boros Pangan ini yang begitu besar bisa kita turunkan sehingga akan lebih bermanfaat dan bisa memacu ekonomi kita itu sendiri,” Gusti menambahkan. []

Advertisement
Advertisement