April 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Indonesia Stop Ekspor Masker, Bahan Baku Habis, Stok Masker Menipis

2 min read
Masker Habis (Foto Faktual News)

Masker Habis (Foto Faktual News)

JAKARTA – Indonesia, sepanjang bulan Januari hingga Februari 2020 mengalami peristiwa unik terkait dengan perburuan masker. Padahal, saat itu, Indonesia masih belum mengumumkan diri ada warganya di dalam negeri, terinfeksi virus corona.

Masker di dalam negeri diborong ramai-ramai untuk dikirim ke beberapa negara terutama Hong Kong dan Makau. Walhasil, stok masker didalam negeri menjadi langka dan harganya melonjak berkali-kali lipat dari saat biasanya.

Masker-masker tersebut memang dibuat di dalam negeri, NKRI, namun bahan bakunya harus diimpor dari China. Dengan kondisi China seperti saat sekarang ini, parahnya wabah epidemi membuat lalulintas perdagangan mengalami gangguan, pasokan bahan baku masker ke Indonesiapun turut terdampak.

Perusahaan pembuat masker, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) bakal menghentikan ekspor masker untuk kebutuhan Corporate Social Responsibility (CSR). Sebab, BUMN itu kehabisan stok bahan baku untuk memproduksi masker.

“Tidak boleh lagi ekspor dan terakhir untuk CSR BNI bagi TKI di Hong Kong, setelah itu kami tidak boleh lagi, kebutuhan masker hanya untuk Kimia Farma,” ujar Direktur RNI (Persero) Eko Taufik Wibowo seperti dikutip dari Antara.

Saat ini, stok masker perusahaan tinggal 100 ribu. Stok masker tersisa di gudang perusahaan hanya bisa dikeluarkan berdasarkan perintah Menteri BUMN Erick Thohir dan Presiden Joko Widodo dalam rangka mengatasi penimbunan masker oleh oknum-oknum tertentu.

“Kita cari alternatif, saya lapor Pak Menteri bahan baku Eropa, tapi Eropa pun sampai sekarang belum kasih jawaban. Dia waktu itu bilang siap kirim, ini sudah hampir sebulan responsnya nanti dulu-nanti dulu terus, walaupun risiko mahal,” katanya, dikutip dari Detik.com.

Dia menjelaskan, RNI biasanya memproduksi 5 juta hingga 7 juta masker per tahunnya. Namun, itu sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan haji.

Lanjutnya, produksi itu dipenuhi dari bahan baku China. Dia bilang, karena virus corona bahan baku terganggu.

“Waktu masih ada isu kita belum produksi, kita produksi sebenarnya untuk haji. Jadi kalau normal nggak ada gejala, Maret kita punya stok 5-7 juta untuk persiapan haji,” ujarnya.

Dia menuturkan, karena pasokan terganggu maka pasokan 5-7 juta belum diproduksi.

“Belum ada produksi, sisanya ratusan ribu, sekarang 50 ribuan, jadi belum sempat bikin karena bahan baku dari China,” pungkasnya. []

Advertisement
Advertisement