Ini Langkah Terobosan KJRI Perbaiki Layanan di Awal 2017
4 min readHONG KONG – Konsul Jenderal Tri Tharyat sudah memulai aksi untuk memenuhi janjinya memberikan pelayanan yang ramah dan memuaskan bagi warga Indonesia (WNI) di Hong Kong, termasuk pekerja migran Indonesia (PMI). Konjen yang baru menjabat 119 hari per akhir Desember 2016 ini melakukan beberapa langkah terobosan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong yang dipimpinnya. Beberapa kebijakan baru yang menunjang terwujudnya pelayanan ramah dan memuaskan yang selama ini dituntut PMI, sebagian sudah diberlakukan sejak bulan-bulan terakhir 2016, sebagian lagi mulai efektif per awal tahun 2017.
Hal itu disampaikan Konjen Tri saat jumpa pers akhir tahun dan evaluasi 100 hari kerja pertamanya sebagai Konsul Jenderal di Hong Kong. “Kalau di kabinet, selalu ditanyakan 100 hari kerja. Saya 100 plus 19 hari kerja. 100 hari kerja pertama ini selalu menjadi tolak ukur, apa yang sudah dicapai dan diraih,” kata Tri.
Dalam hal perbaikan layanan paspor, KJRI sudah berkoordinasi intensif dengan Direktur Jenderal Imigrasi RI. Hasilnya, Imigrasi Pusat sudah mengirimkan tim dan peralatan tambahan. Dalam waktu dekat, Imigrasi Pusat juga akan mengirim 1 pembantu staf teknis Imigrasi untuk Hong Kong. Staf teknis ini akan bertugas khusus sebagai ajudikator.
“Sehingga, akan cepat sekali proses ajudikasi bagi paspor baru,” ujar Tri. Untuk kepentingan itu, KJRI juga sudah memperbarui server aplikasi pembuatan paspor.
KJRI juga telah merekrut 5 pegawai honorer baru untuk meningkatkan layanan. Prioritasnya, untuk membantu pembuatan paspor, 3 orang. Selebihnya, 1 untuk resepsionis dan 1 untuk pengemudi.
“Di luar itu, saya juga melakukan rotasi internal. Saya berharap, terjadi peningkatan kualitas pelayanan publik,” ujarnya.
Langkah lain perbaikan pelayanan, KJRI menyediakan 3 loket baru: loket costumer service keimigrasian, loket khusus booking appointment paspor, dan loket khusus pelayanan kontrak mandiri. Ketiga loket baru itu berada di lantai dasar, di sisi Leighton Road. Pembukaan loket juga diiringi dengan penyediaan ruang tunggu yang relatif cukup luas.
“Tujuannya, untuk mengurangi dan memecah kerumunan di ruang layanan Imigrasi. Juga, membantu pembenahan pelaksanaan booking paspor,” kata pria yang pernah bertugas di kantor perwakilan RI di Perserikatan Bangsa Bangsa ini.
Tidak sebatas itu. KJRI juga membuka ruang tunggu layanan Imigrasi lebih awal, jam 07:30 dan tetap membukanya pada jam istirahat kantor. Dengan begitu, pemohon paspor bisa menunggu di ruang tunggu sampai loket buka, tidak di pinggir jalan. “Alhamdulillah, saya sudah tidak melihat lagi antrean mengekor sampai ke gereja di belakang KJRI. Ini sudah memperlihatkan hasil,” kata Konjen Tri.
“Saya sering sampaikan kepada teman-teman (staf KJRI), mereka (PMI) adalah saudara-saudara kita, tolong dilayani dengan baik dan manusiakan,” ujarnya.
Sebelumnya, Konjen Tri juga sudah memerintahkan semua staf pelayanan publik di KJRI untuk memasang papan nama di meja layanan dan tanda nama di dada masing-masing. “Bagaimana kita sebagai pelayan publik tapi mereka tidak tahu, siapa yang melayani mereka,” tegasnya.
Langkah terobosan paling besar dampaknya bagi PMI Hong Kong tentu saja pemberlakuan kontrak mandiri terbatas untuk perpanjangan kontrak kerja dengan majikan yang sama setelah bekerja minimal 2 tahun, pada 14 Desember 2016 lalu. Pasalnya, kontrak mandiri telah dituntut organisasi-organisasi PMI Hong Kong sejak 2010 silam.
“Tugas kita, mengawal pelaksanaan kebijakan tadi secara optimal,” kata Tri.
Perbaikan Layanan di Makau
Di Makau, langkah-langlah terobosan juga sudah dilakukan, khususnya dalam pembuatan paspor yang bisa selesai dalam waktu 5 hari, bahkan kurang. Untuk dapat merealisasikan hal itu, beberapa langkah dilakukan.
Pertama, KJRI berhasil mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Imigrasi RI untuk memasukkan data langsung di kantor KJRI Makau. “Data mentahnya tidak perlu dibawa ke Hong Kong untuk dilakukan input. Tapi kami lakukan on the spot (di tempat), langsung terkoneksi ke Imigrasi pusat,” kata Tri.
Kedua, KJRI menaikkan bandwidth dan meningkatkan kapasitas internet 2 kali lebih cepat di kantor KJRI Makau. [Razak]
PR KJRI VERSI KONJEN TRI THARYAT
HONG KONG – Konsul Jenderal Republik Indonesia Tri Tharyat mengakui, masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang masih akan dilakukannya untuk memperbaiki layanan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong. Semua PR tersebut sedang diusahakannya.
“Saya mohon maaf, kalau selama ini ada yang dilempar (saat mengadu ke KJRI). Bukan tugas saya lempar sana-lempar sini, akhirnya 20 menit berlalu tidak ada jawaban sama sekali. Ini salah satu yang akan saya perbaiki. Pengaduan memang menjadi isu tersendiri. Saya akan membuat mekanisme baru. Saya belum bisa bicara saat ini, tapi sudah saya kaji,” ujarnya.
Soal kontrak mandiri, saat ini masih dilakukan secara manual. Ke depannya, KJRI akan membuat sistem online kontrak mandiri.
Untuk itu, KJRI akan terus berkonsultasi dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), agar proses online kontrak mandiri terintegrasi dengan sistem yang sudah ada. “Tentunya tidak boleh ada duplikasi. Tujuan utamanya adalah memudahkan. Dari awal saya tekankan ke teman-teman di KJRI, kebijakan apapun yang kita lakukan tidak boleh menambah beban (bagi PMI),” kata Tri.
PR lain, saat ini KJRI belum bisa mencetak paspor di Makau. “Karena faktor security (keamanan), kami putuskan sampai saat ini pencetakan tetap dilakukan di Hong Kong,” ujarnya. [Razak]