April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Ini Sosok Dhinia Sabatini, PMI yang Diduga Bunuh Diri di Tuen Mun

2 min read

HONG KONG – Sejak kemarin, Senin (11/10), Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong sudah memastikan bahwa pekerja rumah tangga (PRT) perempuan yang meninggal di gedung apartemen Avignon, Tuen Mun, adalah Dhinia Sabatini, pekerja migran Indonesia (PMI) asal Ponorogo, Jawa Timur. Namun, siapakah almarhumah?

Berdasarkan dokumen kontrak kerjanya, almarhumah menandatangani kontrak kerja tersebut pada 20 Mei 2016, untuk bekerja di majikan yang beralamat di lantai 11 plus atap apartemen di Tower 3, Avigron 1, Kwun Chui Rd., Tuen Mun. Berdasarkan kontrak kerja itu juga, perempuan yang meninggal dunia pada hari Minggu, 9 Oktober, lalu itu tercatat beralamat di Jl. Ratu Kali Nyamat, RT/RW 04/02, Pinggir Sari, Ponorogo, Jawa Timur.

Menurut informasi yang diperoleh Apakabar Plus, itu adalah alamat suami almarhumah. Sedangkan rumah duka beralamat di Jalan Kumbokarno, Ponorogo.

Perempuan malang kelahiran Ponorogo, 10 April 1992, itu bekerja ke Hong Kong atas jasa PT Mitra Sinergi Sukses dan agensi Wellmark Employment Services Consultant.

Kemarin, Selasa, pihak KJRI telah melakukan identifikasi jenazah. “Saat ini jenazah berada di Fu Shan Public Mortuary. Hari ini kami akan berangkat ke sana, untuk keperluan identifikasi jenazah lagi,” kata Konsul Tenaga Kerja Iroh Baroroh, kepada Apakabar Plus, Rabu (12/10).

Berdasarkan keterangan polisi Hong Kong, almarhumah meninggal dunia karena melompat dari ketinggian. Diduga, dia melompat dari atap gedung apartemen di lantai 12. Sebab, telepon selulernya ditemukan di atap gedung itu.

KJRI belum mendapatkan kepastian tentang kapan terjadinya. “Kami belum tahu pastinya, pagi atau malam. Yang jelas, jam 09:00 pagi polisi datang ke rumah majikan,” ujar Iroh.

KJRI juga sudah mendapatkan kepastian, almarhumah beragama Islam. Dengan begitu, jenazahnya akan dimandikan dan dishalatkan di kompleks pemakaman Muslim Happy Valley, sebelum dipulangkan.

Namun KJRI belum bisa menentukan kapan pemulangannya ke kampung halaman di Ponorogo. “Harus menunggu otopsi dulu. Hari ini kami baru akan memastikan, kapan otopsi akan dilakukan,” kata Iroh. [Razak]

Advertisement
Advertisement