April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Jaga Reputasi Di Mata Majikan, Jika Tidak Ingin Bernasib Seperti Ini

2 min read

Era digital yang membuat hampir setiap orang menjadi pengguna media sosial memberikan banyak kemudahan bagi setiap orang untuk berbagi informasi dan mencari informasi. Informasi apapun akan dengan mudah tersebar melalui media sosial. Ada yang diuntungkan, dan tentu ada pula yang dirugikan. Demikian pula terkait dengan profesi domestic helper, media sosial telah menjadi bagian penting dari profesi ini. Entah pada pengguna jasa domestic helper (majikan), jasa penyalur (agency) maupun bagi domestic helpernya sendiri. Seringkali seorang domestic helper menemukan keberuntungan melalui media sosial. Informasi pencari jasa domestic helper yang dibagikan melalui sosial media memudahkan seorang domestic helper menemukan calon majikannya. Yang demikian ini tentu akan menjadi hal positif yang menguntungkan.

Naamun, disisi lain, sosial media juga memiliki peran bagaimana seorang domestic helper akan menjadi kesulitan menemukan majikan lantaran reputasinya telah di bagikan ke sosial media dimana para majikan aktif didalamnya. Hal ini telah lazim sekali terjadi di beberapa negara penempatan BMI seperti Singapura, Hong Kong dan Taiwan.

Dalam paparan ini, bisa dicontohkan pengaduan seorang majikan yang kecewa atas kinerja pembantunya pada sebuah group diskusi ibu-ibu rumah tangga. Dalam unggahannya, seorang ibu yang berinisial PW tersebut menyebar informasi mengenai mantan pembantunya yang memiliki reputasi buruk selama bekerja padanya. Dalam unggahan itu, beberapa kekurangan fatal disebutkan, bahkan hingga jatidiri domestic helper sedetail-detailnya hingga membuat siapapun yang membaca, akan menyimpan unggahan tersebut menjadi bagian dari catatan calon pembantu buruk.

Lee, seorang warga Singapura keturunan Indonesia mengaku kepada Apakabaronline.com, menyimpan informasi daftar domestic helper yang memiliki reputasi buruk sebagai catatan saat akan memilih calon domestic helper di agen penyalur.

“Saya melakukan hal ini. Beberapa majikan disini juga melakukan hal ini. Tujuannya supaya kami tidak mendapat pembantu yang buruk reputasinya. Ini bagian dari kewaspadaan kami” terang Lee kepada Apakabaronline.com.

Jika yang terjadi sebaliknya, pada saat seorang BMI yang bekerja di sektor rumah tangga dianggap memuaskan majikannya, reputasi bagus akan otomatis dia dapatkan. Rekomendasi untuk memperkerjakan yang bersangkutanpun akan dia kantongi dari majikannya. Hal ini bisa dicontohkan, pada kasus, seorang majikan yang tiba-tiba harus mengakhiri masa kerja pembantunya secara sepihak karena suatu kondisi.

Majikan tersebut, tidak mengembalikan pembantunya ke agen tempatnya kali pertama bertemu, melainkan, membagikan informasi mengenai baiknya reputasi pembantunya kemudian menawarkan kepada jaringannya kalau-kalau ada yang ingin menngambil untuk memperkerjakan. Jika yang terjadi demikian, menjadi sebuah keberuntungan bagi BMI yang terpaksa berganti majikan tanpa repot repot berurusan dengan agen.

Seperti informasi yang diunggah oleh seorang majikan berinisial NM, karena mengalami kondisi tertentu, membuat NM harus berhenti memperkerjakan BMI dari rumahnya. Namun, NM tidak lantas mengirimkan kembali BMI yang diperkerjakan ke agen, melainkan, NM berusaha mencarikan majikan yang mau mengambil BMI tersebut. BMI ini beruntung, sebab reputasi bagus telah direkomendasikan majikan lamanya kepada majikan barunya sehingga akan mempermudah dalam beberapa hal, terutama masa adaptasi dan pengenalan diri. [Asa/Ellis]

 

Advertisement
Advertisement