Janda, Menjadi Tulang Punggung Keluarga, Hidup Diatas Kursi Roda, Mantan PMI Hong Kong ini Butuh Dukungan untuk Sembuhkan Cideranya
MADIUN – Pulang ke kampung halaman, dengan hasil tabungan kemudian merintis usaha mandiri hingga bisa menjadi penopang hidup usai memutuskan pensiun dari menjadi pekerja migran tentu menjadi harapan bagi semua. Namun seringkali, harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
Seperti yang dialami oleh Siti Romlah (46), mantan pekerja migran Indonesia (PMI) Hong Kong asal Soko Tuban Jawa Timur ini.
Sepulang dari Hong Kong pada tahun 2006 silam, Romlah memutuskan untuk mengawali hidup di kampung halaman dengan berumah tangga dengan pria yang dia pilih menjadi imam dalam hidupnya.
Perjalanan hidup mereka lewati, merintis usaha furniture mereka jalankan.
Namun aral yang melintang datang tiada ada yang mampu untuk menyingkirkan. Suami Siti Romlah divonis sakit hingga meninggal dunia pada tahun 2018 atau 12 tahun berumah tangga setelah sebelumnya didahului dengan beberapa penyakit kronis yang mengharuskannya rutin melakukan cuci darah.
Sepeninggal sang suami, Romlah mengambil alih tampuk kepemimpinan dalam rumah tangga, menjadilah dia kepala sekaligus tulang punggung keluarga untuk dirinya dan kedua anaknya.
Selama proses merawat suami, ada insiden fisiologis yang menimpa Siti Romlah namun tidak dia sadari dan hiraukan. Karena sering mengangkat tubuh sang suami saat merawat, Romlah mengalami salah urat dan berujung pada gangguan syaraf.
Hal tersebut baru dia rasakan saat sang suami telah tiada. Tiba-tiba kehilangan daya dan tenaga, bahkan indera peraba sering tertadi.
Keadaan tersebut membuat Romlah pernah mengalami insiden kecelakaan lalu lintas saat dia mengendarai sepeda motor lantaran tiba-tiba tubuhnya terasa kebas.
Insiden kecelakaan lalu lintas mengakibatkan cidera syarafnya bertambah parah, Romlah kesulitan menopang tubuhnya untuk berdiri tegak.
Namun ditengah keterbatasannya, Romlah tetap tak mau menyerah, berbagai aktifitas untuk menafkahi kedua anaknya tetap dia lakukan sebisa mungkin tanpa mau merepotkan orang lain.
Memasuki tahun 2022, isiden fatal menimpa Romlah. Dengan kondisi tubuh yang demikian, Romlah jatuh terpeleset di kamar mandi hingga mengalami retak di tulang tengkorak serta leher lantaran diduga terbentur sudut kolam di kamar mandinya, tanpa ada yang mengetahui seketika.
Akibat insiden tersebut, Romlah tak mampu lagi berdiri dan berjalan, hingga memaksanya untuk bergantung pada kursi roda.
Pada proses ihtiyarnya mencari kesembuhan, dari rumah sakit yang merawat Romlah di Bojonegoro, memberikan rujukan untuk mendapat perawatan di Rumah Sakit dr. Soedono Madiun.
Karena harus ke Madiun, akhirnya Romlah berupaya menghubungi teman sesama mantan pekerja migran di Hong Kong dulu yang kontaknya masih dia simpan.Satu persatu rengkuhanpun datang.
Tanggal 5 September 2022, operasi besar pertama pada leher dan tengkorak bagian belakang berhasil dilakukan di RS Soedono Madiun. Kemudian sekeluar dari rumah sakit, Romlah langsung dievakuasi ke rumah salah satu mantan PMI Hong Kong di kota Madiun untuk memudahkan proses perawatan pasca operasi sekaligus menunggu operasi besar kedua yang kemungkinan akan dilakukan pada akhir tahun ini.
Sementara itu, di kampung halamannya, Soko Tuban, kedua anak Romlah yang telah dimasukan ke Pesantren dipastikan telah mendapat asuhan dan perlindungan hingga membuat Romlah dan seluruh teman-teman yang mendampingi di Madiun merasa lega.
Bantuan dan uluran untuk Romlah pun berdatangan. Mulai dari kalangan terbatas sesama teman yang mengenal, hingga terakhir sebuah lembaga filantropi yang dirintis mantan pekerja migran Hong Kong asal Ngawi datang menyambangi.
Adalah Yayasan Jalinan Kasih, sebuah lembaga filantropi bergerak untuk kaum dhuafa yang dikomandani oleh Bunda Novi kemarin (19/09/2022) menyempatkan waktu untuk melakukan assesment sekaligus berupaya mencarikan bantuan donasi mengingat yang dibutuhkan oleh Siti Romlah selama menjalani proses penyembuhannya sangat besarpun dilakukan.
Dari pihak Siti Romlah sendiri, menyadari masih memiliki dua anak yang masih kecil, motivasinya untuk sembuh dan bisa beraktifitas seperti sedia kala sangat tinggi.
“Motivasi saya untuk sembuh adalah kedua anak-anak saya” jelas Siti Romlah kepada ApakabarOnline, Senin (19/09/2022) kemarin.
Sementara itu, Bunda Novi, dari Yayasan Jalinan Kasih menyampaikan, akan memperjuangkan Siti Romlah melalui jalur filantropi agar bisa mendapatkan bantuan finansial. []