April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Kasus Gantung Diri Suami dan Anak PMI Asal Sragen Viral, Dirjen Kemensos Datangi Rumah Duka

3 min read

SRAGEN – Kasus bunuh diri yang dilakukan bapak- anak, Arifin (40) dan putrinya, Saqilla Love Afilah Sungkar (5) Jumat (06/05/2022) menuai sorotan dan perhatian khusus dari Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia.

Kasus gantung diri yang viral dan trending itu membuat Kemensos langsung menerjunkan tim khusus ke rumah duka, Selasa (10/05/2022) kemarin.

Tim yang dipimpin Direktur Jenderal Kesejahteraan Sosial Anak Kemensos, Kania Ekasanti itu hadir ke rumah duka di Dukuh Grasak RT 43, Gondang dengan disambut PLT Kadinsos Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, Camat Gondang Guntur Riyadi dan Ketua RW Grasak, Bambang Widjo Purwanto.

“Iya kemarin berita bunuh diri di Sragen itu memang viral sehingga dari pimpinan mengutus Bu Dirjen untuk melakukan assesment ke rumah duka hari ini,” papar salah satu pegawai Kemensos yang mendampingi Dirjen saat berada di rumah duka.

Dalam kunjungan tersebut, Dirjen menemui Livi (11), putri sulung almarhum Arifin yang tidak diajak gantung diri. Siswi kelas V SD itu dihadirkan didampingi bibinya.

Dirjen sempat melakukan assesment dengan mengorek informasi dengan mengobrol langsung dengan Livi dan bibinya mewakili keluarga.

Proses assesment dilakukan tertutup di rumah duka sebelum kemudian pindah ke teras rumah tetangga depannya. Sepanjang assesment, Dirjen terlihat banyak menanyai Livi seputar kejadian itu dan bantuan apa saja yang dibutuhkan.

PLT Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sragen, Cosmas Edwi Yunanto mengatakan kedatangan tim Ditjen Resos Anak Kemensos itu dalam rangka melakukan kroscek ke keluarga pasca kejadian bunuh diri bapak anak di Grasak, Gondang.

Menurutnya Kemensos memang terjun mengirimkan delegasi lantaran berita bunuh diri bapak anak di Gondang dan satu bapak di Kedawung, viral di pemberitaan media.

“Karena viral ada 3 kasus di hari yang sama, akhirnya Kemensos menerjunkan Bu Dirjen dan timnya hari ini,” paparnya di sela kunjungan.

Menurutnya, assesment dilakukan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh anak korban yang masih tersisa, Livi dan bagaimana kelangsungan masa depannya.

“Nanti Pemkab Sragen dan Kemensos akan mengawal bersama Kemensos, kira-kira program apa yang harus dilakukan. Sebab korban masih punya satu anak dan harus ada jaminan bagaimana kelangsungan hidupnya dan masa depannya,” urai Cosmas.

Ketua RW 43, Bambang Widjo Purwanto menyampaikan mengapresiasi respon cepat Kemensos yang terjun untuk melakukan assesment di rumah korban.

Sebab pasca kejadian, masih ada satu anak korban yang duduk di bangku SD dan butuh penanganan.

Terlebih kondisi ekonomi almarhum memang tergolong tidak mampu dan ditengarai menjadi pemicu korban bunuh diri bersama anak bungsunya.

“Dulu dia tergolong mampu tapi kemudian dampak pandemi membuat ekonominya porak poranda. Pasca kejadian, warga terus berupaya melakukan pendampingan pada anak korban yang masih usia SD agar tidak berduka berkepanjangan. Ini yang harus mendapat perhatian karena masih kecil dan masa depannya harus diselamatkan,” urainya.

Sebagai pemangku wilayah RW, Bambang berharap pemerintah melalui Kemensos agar memberikan penanganan terhadap keluarga korban yang tersisa yakni anak sulungnya.

Kemudian, pemerintah diharapkan bisa memfasilitasi kepulangan sang ibu, yang saat ini masih bekerja sebagai PRT Asing di Singapura.

Tak kalah penting pula adalah jaminan hidup dan penghidupan bagi istri almarhum jika sudah pulang nanti agar bisa bangkit kembali.

“Kamu yakin Bu Menteri memang tanggap, 90 persen nanti pemerintah tetap memperhatikan keluarga ini agar bisa survive kembali,” jelasnya. []

Sumber Joglo Semar News

Advertisement
Advertisement