Kejadian Lagi, PMI yang Akan Jalani Karantina di Wisma Atlet Pademangan Dipalak Preman
JAKARTA – Sebuah unggahan video berisikan adegan preman memalak viral di sosial media, terutama kalangan pekerja migran Indonesia (PMI). Berdasarkan penelusuran, video tersebut kali pertama diunggah pada Kamis (11/11/2021) kemarin.
Dalam video tersebut, tampak serombongan PMI perempuan yang sedang berada didalam mobil yang mengantar mereka ke kawasan Wisma Atlet Pademangan, diberhentikan oleh dua orang pria yang tampak meminta uang.
Berdasarkan video tersebut pelaku meminta sejumlah uang dengan nominal Rp 50 ribu hingga Rp 250 ribu. Modus yang digunakan para oknum preman ini adalah meminta jasa parkir.
Setelah muncul video viral ini, diketahui aksi ini bukan yang pertama kali. Bermunculan komen dan keluh kesah dari warga yang mengalami kejadian serupa.
Dalam video PMI yang berada di dalam mobil tersebut keberatan dimintai sejumlah oleh pria tersebut. Namun akhirnya TKW tersebut memberikan uang kepada pria tersebut melalui sopir.
“TKW mau dikarantina di wisma atlet dipalak oknum, dikasih 50 ribu msh kurang minta lagi,” demikian tulis narasi yang menyertai video tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Utara (Jakut) Kombes Guruh Arif Darmawan mengatakan pihaknya sudah menangkap pelaku pemalakan tersebut. Pelaku yang ditangkap berjumlah satu orang.
“Info terakhir pelaku sudah diamankan di Polsek Pademangan,” kata Kombes Guruh.
Kombes Guruh membenarkan bahwa peristiwa pemalakan tersebut terjadi di depan Wisma Atlet Pademangan dan korban merupakan PMI. Jumlah uang yang dipalak belum diketahui, pelaku masih menjalani pemeriksaan.
“Masih dalam pemeriksaan anggota,” imbuhnya.
Menyikapi hal tersebut, BP2MI meminta petugas menindak tegas pelaku.
Mengutip Detik 20, Kepala BP2MI, Benny Ramdhan menyatakan, bahwa setelah pelaku ditangkap, proses hukum harus berjalan.
“Harus diproses untuk memberikan efek jera, sekaligus ini untuk membersihkan dari pandangan publik agar publik jangan memvonis, bahwa pelaku pemalakan yang selama ini dialami oleh pekerja migran Indonesia itu dilakukan oleh petugas di Wisma Atlet.” tutur Benny.
Benny menambahkan, peristiwa tersebut membuat para personil TNI, Polri maupun siapa saja yang bertugas menangani wisma atlet akan menjadi tertuduh selama praktik tersebut tidak dibongkar dengan terang benderang. []