Kekurangan Tenaga Kerja, Hong Kong Buka Peluang untuk 27 Ribu Pekerja Asing
HONG KONG – Hong Kong akan melonggarkan aturan masuk untuk mendatangkan 27.000 pekerja asing guna membendung kekurangan tenaga kerja.
Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee pada selasa (13/06/2023) kemarin mengatakan pemerintah akan segera mengumumkan rencana menarik lebih banyak TKA di sektor-sektor yang mengalami kekurangan tenaga kerja yang parah.
“Ketika kita mengalami krisis tenaga kerja yang serius, jika kita tidak melakukan apa pun tentang hal itu, seluruh masyarakat akan terpengaruh,” kata Lee.
Hong Kong kini tengah mengalami kekurangan tenaga kerja di bidang jasa dan industri lainnya seiring dengan melonjaknya bisnis setelah pencabutan pembatasan pandemi. Para ekonom mengaitkan masalah ini dengan faktor struktural, termasuk menyusutnya tenaga kerja lokal dan kebijakan imigrasi kota.
Ekonomi Hong Kong tumbuh pesat pada kuartal pertama dan keluar dari resesi karena pembukaan perbatasan yang memicu lonjakan kembali pengeluaran konsumen. Survei Bloomberg terbaru menunjukkan para ekonom sekarang memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Hong Kong meningkat menjadi 4,6 persen pada 2023 seiring dengan menguatnya pemulihan,
Meskipun Lee tidak mengungkapkan secara spesifik rencana tersebut, ia merujuk pada krisis tenaga kerja di industri termasuk perjalanan, transportasi dan konstruksi.
Sebelumnya, media lokal Sing Tao melaporkan Hong Kong berencana mendatangkan setidaknya 10.000 pekerja konstruksi dan 8.000 pekerja di bidang transportasi dan logistik. Kelangkaan pekerja juga menjadi masalah akut di industri penerbangan Hong Kong, sehingga menghambat upaya kota ini untuk membangun kembali hubungan internasional di tengah upaya memulihkan kembali perannya sebagai pusat penting di Asia.
Pada awal tahun ini, bandara kota ini beroperasi dengan 32 persen lebih sedikit pekerja dibandingkan sebelum pandemi. Hal ini berarti Hong Kong tidak memiliki pekerja untuk membantu proses check-in penumpang, penanganan bagasi, atau katering. Maskapai penerbangan Hong Kong Cathay Pacific Airways Ltd. juga mengalami kekurangan staf setelah melakukan pemangkasan karyawan besar-besaran, memotong gaji, dan merombak kondisi tempat kerja selama pandemi. []