July 7, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Kementrian P2MI Diminta untuk Memperketat Medical Check Up Pekerja Migran

2 min read

 

JAKARTA – angkar Karat Maritim dan Pejuang Suara Pelaut (PSP) mendatangi kantor Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI). Kedua organisasi pelaut ini mengusulkan adanya pengetatan proses Medical Check Up (MCU) calon pekerja migran untuk menghindari tragedi Bandara Incheon, agar tidak boleh terulang kembali.

Perwakilan Jangkar Karat Maritim di Korea Selatan,Tarnadi kepada Fajar Cirebon, Minggu (6/7/2025)  menjelaskan, kedatangannya ke kantor Kementerian P2MI, adalah upaya melakukan perlindungan pekerjaan migran paska terjadinya petistiwa meninggalnya salah satu Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Timur di Bandara Incheon Korea Selatan, pada 27 Juni lalu.

Kejadian tersebut menjadi pukulan berat bagi para penyalur PMI, dimana ada kesan kurang ketatnya proses MCU kepada calon PMI, hingga berimbas tragis yang dialami PMI di Bandara Incheon Korea Selatan.

Meninggalnya PMI di Bandara Incheon Korea Selatan, kata dia, diduga lantaran mengalami depresi hingga melakukan bunuh diri dengan loncat dari lantai 3 bandara tersebut.

“Kedatangan kami berharap ada langkah-langkah konkret yang dapat segera diambil oleh seluruh pemangku kebijakan, demi mencegah tragedinya hal serupa dan mewujudkan sistem imigrasi yang aman, manusiawi, dan bermartabat,” katanya.

Kedatangannya ke P2MI ini sebagai bentuk tanggung jawab moral dan advokasi perlindungan migran, dalam pertemuan tersebut pihaknya memberikan  beberapa poin usulan, diantaranya ada pengetatan dan perbaikan sistem MCU agar lebih akurat dalam mendeteksi kondisi fisik maupun mental calon pekerja migran.

Yang kedua adanya penambahan dokumen pendukung, berupa surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari keluarga untuk memastikan kesiapan dan dukungan emosional dari pihak keluarga, ketiga adanya penerapan kembali surat izin orang tua sebagai bentuk restu dan pengawasan moral terhadap keberangkatan calon PMI.

Keempat adanya pembentukan dan penguatan Migran Center di Busan, Korea Selatan, sebagai pusat perlindungan, konseling, dan pendampingan bagi PMI yang baru tiba, dan kelima harus mengevaluai kerjasama MoU antara Indonesia dan Korea Selatan.

“Kami berharap ada langkah-langkah konkret dapat segera diambil oleh seluruh pemangku kebijakan, demi mencegah tragedi serupa, dan mewujudkan sistem migrasi yang aman, manusiawi, dan bermartabat,” ucapnya.

Tarnadi juga menegaskan bahwa kejadian meninggalnya PMI di  Bandara Incheon Korea Selatan, merupakan alarm serius yang menegaskan bahwa sistem perlindungan PMI masih memiliki celah.

“Ketika nyawa telah menjadi taruhannya, maka tidak ada ruang untuk kelalaian,” tegas Tarnadi.

Dalam audiensi tersebut dihadiri Pembina Jangkar, Endroyono, Sekretaris Jenderal Jangkar,  Paryanto dan Ketua Umum PSP,  Affandi ditemui langsung Direktur Jenderal Penempatan dan Direktur Awak Kapal Perikanan serta Direktur Kelembagaan dan Tim Direktorat Penempatan.  []

Advertisement
Advertisement

Leave a Reply