December 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Keutamaan dan Doa Malam Nisfu Sya’ban

3 min read

JAKARTA – Nisfu Syaban adalah malam pertengahan bulan Syaban yang dikenal memiliki berbagai keutamaan. Sesuai namanya, Nisfu (separuh/setengah) Syaban jatuh setiap tanggal 15 bulan Syaban

Menurut Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 yang diterbitkan Kementerian Agama, Nisfu Syaban jatuh pada Sabtu, 24 Februari atau tepat di malam Minggu seperti dilansir dari Liputan6.com

Sejumlah keistimewaan malam nisfu Sya’ban dapat kita ketahui dari nama-namanya. Al-Hafiz al-Muhaddits Syekh Salim as-Sanhuri dalam salah satu kitabnya menjelaskan bahwa pada malam nisfu Sya’ban terdapat 10 nama agung yang hanya disematkan pada malam itu, bukan yang lainnya.

Di antara nama-nama itu adalah sebagai berikut:

 

  1. Malam yang diberkahi (Mubarakah)

Mengutip Jombang.nu.or.id, pada malam pertengahan bulan Sya’ban, Allah memerintahkan para malaikat untuk turun pada langit dunia dan menebar kebaikan kepada manusia.

Pada malam itu, jarak antara manusia dengan para malaikat sangat dekat. Kedekatan itu menjadi keberkahan tersendiri yang hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad.

Selain itu, menurutnya, pada malam pertengahan bulan Sya’ban, keberkahan itu juga dirasakan oleh bertambahnya air Zamzam. Sebab, pada malam itu air Zamzam akan bertambah dengan tambahan yang sangat nyata dan bisa disaksikan dengan mata kepala manusia.

 

  1. Perbanyak syahadat

Meskipun dua kalimat syahadat bisa diamalkan setiap waktu, tetapi kalimat mulia ini akan sangat baik bila diamalkan pada malam Nisfu Syaban.

Keterangan tentang memperbanyak membaca dua kalimat syahadat itu dirujuk dari Sayyid Muhammad bin Alawi dalam kitab Ithmi’nanul Qulub Bidzikri ‘Allamil Ghuyub yang menyatakan:

“Seyogyanya seorang Muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah, khususnya bulan Syaban dan malam pertengahannya.”

 

  1. Malam pembagian takdir (Qismah wa at-Takdir)

Pada malam ini para malaikat turun untuk membagi keberkahan dan kebaikan serta untuk menentukan takdir kepada semua manusia, mulai dari rezeki, jodoh, mulia, hina, pangkat, pernikahan dan yang lainnya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Atha’ bin Yasar, Rasulullah saw bersabda:

Artinya, “Apabila telah datang malam pertengahan bulan Sya’ban maka diserahkan kepada malaikat maut sebuah catatan. Maka dikatakan, cabutlah pada tahun ini, nama yang ada dalam catatan itu, karena sungguh seorang hamba akan menanam tanaman, akan menikahi wanita, membangun rumah, sedangkan namanya ada dalam catatan itu dan dia tidak tahu.”

 

  1. Malam penghapusan dosa (at-Takfir)

Alasan di balik penamaan ini tidak lain karena pada malam tersebut Allah mengampuni semua dosa-dosa hamba-Nya yang Muslim selama satu tahun, terhitung sejak malam tersebut hingga malam pertengahan bulan Sya’ban selanjutnya. Dalam riwayat Ahmad bin Nadlar melalui jalur Sayyidina Mu’ad bin Jabar, Rasulullah bersabda:

Artinya, “Allah swt melihat kepada semua makhluk-Nya pada malam pertengahan bulan Sya’ban, maka Dia memberi ampunan pada semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan (dengan saudaranya).”

Selain tiga amalan di atas, ada pula doa khusus yang dapat dipanjatkan kepada Allah SWT pada malam Nisfu Syaban.

Hal ini tidak lain dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya. Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya dalam kitabnya, Maslakul Akhyar, mencatatkan doa berikut sebagai doa yang dipanjatkan pada malam Nisfu Syaban:

Artinya:

“Ya Tuhan Yang Maha Pemberi, Engkau tidak diberikan. Ya Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Ya Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala keberkahan. tempat berlindung bagi orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat kedamaian bagi orang-orang yang bertakwa.”

“Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufik untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad saw dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”  []

Advertisement
Advertisement