Kisah Pilu Di Balik Tragedi Mutilasi Mong Kok
2 min readMONG KOK – Setelah berlalu lebih dari 24 jam, kerja keras petugas Kepolisian dibawah Komando Chung Chi Ming sekalu kepala Polisi Daerah Mong Kok, akhirnya mulai membuahkan hasil maksimal. Kenyataan mencengangkan sekaligus memilukan terungkap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari latar terjadinya tragedi mutilasi seorang gadis berusia 12 ttahun yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri.
Ho Mei-kit, korban mutilasi yang terjadi pada Minggu (17/12) malam kemarin ternyata terlahir dan tumbuh dalam lingkungan rumah tangga yang retak dan penuh masalah. Ho lahir di Sichuan Mainland dari perkawinan ibunya Cao dengan suaminya yang pertama. Perkawinan Cao dengan ayah biologis Ho ini harus berakhir saat usia Ho masih 8 tahun. Tak lama berselang, Cao kembali menikah dengan pria lain dan menetap di Hong Kong.
Ho yang tinggal dalam pengasuhan ibunya, ikut berpindah domisili ke Hong Kong kemudian melanjutkan sekolahnya di Hong Kong. Namun, rumah tangga Cao yang kedua ini juga harus berakhir dengan perceraian.
Simak Link Video Streamingnya KLIK DISINI
Sebagai seorang murid pindahan, laporan dari sekolahnya menyatakan, Ho termasuk salah satu murid yang memiliki kemampuan akademik yang bagus, hingga pihak tempat sekolah Ho belajarpun sangat merasa kehilangan dengan tragedi tersebut. Beberapa wali murid yang mengetahui Ho, tampak meneteskan airmata saat mengetahui tragedi berdarah yang mengakhiri hidup Ho.
Seorang tetangga yang tinggal di lantai dibawahnya menyatakan, terakhir kali melihat Ho pada Sabtu (16/12) sekira jam 7 malam. Setelah itu, sampai kemudian terdengar kabar terjadinya tragedi berdarah yang mengakhiri hidup Ho, tetangga tersebut tak pernah lagi melihat Ho.
Heboh, Seorang Ibu Disangka Tega Membunuh dan Memutilasi Anaknya Sendiri Di Mong Kok
“Ho, termasuk gadis kecil yang sopan, pendiam, dan tidak suka menganggu” tutur tetangga tersebut.
Kesaksian lain juga disampaikan oleh seorang PMI yang tidak disebutkan namanya, yang kebetulan bertetangga dan tinggal satu lantai dengan Ho. PMI tersebut mengaku jarang melihat pelaku, sampai akhirnya tragedi berdarah terjadi. Genangan air bercampur darah keluar melewati pintu rumahnya mengalir menuju anak tangga. Aroma nyinyir teercium kuat saat kejadian.
Sementara itu, Ding Siquan, seorang Psikolog yang memeriksa kondisi kejiwaan Cao, menyatakan, Cao sedang mengalami gangguan emosional akibat tekanan hidupnya. Ditemukan riwayat Cao telah menggunakan obat ppenenang yang didapat dari berbagai jenis.
“Insiden tersebut adalah sebuah tragedi dan tersangka termasuk tipe pribadi yang enggan berbagi dengan kerabat atau teman di Hong Kong, atas tekanan hidup yang menimpanya, hingga kondisi ini berujung pada gangguan emosional” terang Ding.
Tragedi pembunuhan sadis yang terjadi di Wan Fook House, 1182 Canton Road kemarin, telah menyedot perhatian warga Hong Kong, bahkan beberapa media Internasional turut menyiarkan kematian Ho.
Sampai dengan saat berita ini diturunkan, Polisi terus bekerja keras menuntaskan penyidikan kasus ini sampai benar-benar tuntas untuk dinaikkan ke penuntutan. Keprihatinan atas tragedi yang menimpa Ho, bukan saja datang dari warga Hong Kong. Komentar bermuatan keprihatinan, bermunculan dari beberapa negara atas tragedi ini. [Asa/Net]