Lahan Sedikit, Begini yang Dilakukan Jepang Hingga Pertaniannya Maju dan Petaninya Sejahtera
HONG KONG – Negeri Sakura yang termasyhur dengan sektor industrinya, ternyata juga memiliki sektor pertanian yang maju dan membuat orang-orang yang menggantungkan hidup di dunia tersebut sejahtera.
Secara kultural, di Jepang, Buruh Tani merupakan pekerjaan mulia dan suci yang ditunjukkan dalam perayaan festival keagaamaan.
Sampai sekarang, dari sisi sistem, output, manajemen dan Teknologi pertanian, bahkan utamanya kesejahteraan Petani, Jepang merupakan yang terbaik di dunia.
Berikut ini empat sebab Petani di Jepang bisa sejahtera dan maju, yang dilansir dari berbagai sumber.
- Nilai semangat Jepang
Sejak zaman feodal, Jepang selalu mengedepankan semangat membangun negeri dengan mengedepankan etos dan moral kerja keras. Ini terlihat dari semangat bushido, dan pantang menyerah mereka dalam nilai kehidupan masyarakat Jepang sampai saat ini.
Atas dasar tersebut pertanian Jepang yang merupakan bagian membangun negeri selalu diprioritaskan dan dijunjung tinggi.
Sehingga, sampai saat iniada istilah Petani serabutan, karena masing-masing bertanggung jawab sesuai bidang dan kemampuannya. Adapun reward dari pemerintah lebih digunakan sebagai jaminan hidup, untuk jaga-jaga bukan untuk mencari pendapatan lebih.
- Komitmen pemerintah
Pemerintah Jepang merupakan salah satu negara yang memprioritaskan pekerjaan Petani maupun buruhnya. Sejak berganti menjadi konstitusional di tahun 1947, pemerintah telah gencar mejalankan kebijakan ‘jaminan bagi Petani’.
Kebijakan itu dituangkan dalam regulasi harga, subsidi faktor produksi, perlindungan atas produk lokal, dan termasuk juga penyediaan atau pembagian lahan yang benar-benar dihitung minimal dan maksimal kepemilikan lahannya mengacu pada economic of scale.
- Sistem ekonomi pertanian
Kesejahteraan Petani Jepang dapat tergambar dalam sistem ekonomi pertanian Jepang dibangun berlandaskan ekonomi kerakyatan.
Urat nadi sistem konomi pertanian Jepang adalah Japan Agriculture Cooperative (JA Cooperative) atau Koperasi Pertanian Jepang.
JA Cooperative mempunyai tugas diantaranya memberikan nasehat dalam mengelola usaha tani, penguasaan Teknologi, dan penyebaran informasi pertanian. Lembaga ini juga mengumpulkan, mengangkut dan mendistribusikan serta menjual produk pertanian, serta menyediakan sarana produksi.
Koperasi Petani ini juga berperan sebagai pengatur pengolahan produk, sebagai bank, bahkan juga sebagai lembaga asuransi dan layanan kesehatan.
Dalam menjalankan fungsinya, JA Cooperative membangun jaringan kerja sama yang sangat luas dengan pasar lokal khususnya supermarket, pasar internasional, dan seluruh wilayah pemerintahan di Jepang.
JA Cooperative juga memiliki berbagai fasilitas pertanian yang tersebar di seluruh Jepang seperti packaging center, processing center, pasar saprodi, pasar penjualan langsung (direct sale market), supermarket, gudang, penggilingan beras, pasilitas pembuat pupuk organik dan lainnya.
Di luar koperasi, korporasi atau BUMN Jepang juga menjadi penopang dan penyeimbang sektor pertanian di Jepang. Peran BUMN Jepang di dalam negeri menjadi penyeimbang perekonomian, di luar negeri melakukan ekspansi ekonomi.
- Teknologi
Jepang yang juga merupakan negara industri telah mengembangkan Teknologi pertanian sejak puluhan tahun.
Pengembangan Teknologi pertanian Jepang didasarkan pada kebutuhan sosial dan kesesuaian alam.
Karena Teknologi para Petani dan buruh Jepang memiliki kemampuan yang mumpuni dalam kecepatan dan efisiensi produksi yang memaksimalkan profit. Sehingga, kesejahteraan mereka bisa di dapat dengan cepat dan maksimal. []