December 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Lima Negara Paling Ramah dan Menyejahterakan Pekerja Asing Versi HSBC

3 min read

ApakabarOnline.com – Berminat ingin mencari peruntungan pekerjaan dengan menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) di tahun 2019 ? Disamping gencarnya informasi tawaran baik melalui kerjasama G to G maupun tawaran melalui B to B, hasil penelitian yang dilakukan oleh HSBC ini layak untuk dijadikan pertimbangan.

Dalam penelitian yang dilakukan sepanjang tahun 2018, HSBC menyebut ada lima negara yang ramah untuk pekerja asing.

Menurut laporan HSBC, kelima negara tersebut memiliki kesejahteraan paling baik untuk pekerja asing, di luar Amerika Utara dan Asia.

Melansir dari CNBC, berdasarkan survei kepada 22.318 ekspariat yang bekerja di 163 negara, laporan tersebut diukur dari segi keseimbangan kehidupan, prospek pendapatan, dan pengembangan karier.

Untuk menentukan hasil, peserta survei diminta untuk menilai pengalaman lokasi kerja baru mereka berdasarkan delapan pertanyaan yang berfokus pada karier. Respons mereka kemudian dikonversi ke peringkat negara secara keseluruhan dan dibandingkan dengan studi tahun lalu.

Faktor-faktor eksternal, seperti iklim ekonomi dan politik, tidak secara langsung diperhitungkan tetapi mungkin telah memengaruhi peringkat responden. Diungkap bahwa negara-negara tertentu di kawasan Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEA) mencetak skor paling tinggi.

Gaji yang kuat, budaya kerja positif, keamanan kerja, dan peluang pemenuhan pribadi semuanya memungkinkan kawasan ini untuk melompat maju dalam daftar tahunan bank dan mendapatkan posisi teratas.

Inilah lima negara terbaik untuk para ekspatriat:

 

  1. Swiss

Negara ini mencetak skor yang sangat baik dalam hal perkembangan karier. Hampir dua pertiga, atau 62% responden survei mengatakan negara itu menawarkan lingkungan yang baik untuk pengembangan karier mereka.

Selain itu, Swiss mendapat nilai tinggi untuk remunerasi, dengan 76% ekspatriat setuju bahwa prospek pendapatan mereka telah membaik.

 

  1. Uni Emirat Arab (UEA)

Negara ini mempertahankan posisinya sebagai negara paling populer keempat bagi pekerja asing untuk tahun keempat berturut-turut.

Dengan reputasi yang mapan di antara komunitas ekspat, UEA sangat terkenal dengan insentif keuangannya. 95% ekspatriat di UEA melaporkan menerima manfaat sebagai bagian dari paket pekerjaan mereka, sementara hampir tiga perempat atau 73% mengatakan prospek pendapatan mereka lebih baik daripada di negara asal mereka, begitupun dengan budaya kerjanya.

 

  1. Inggris

Meskipun Brexit biru, Inggris mengklaim tempat ketiga karena menawarkan keseimbangan kerja/kehidupan yang baik dan gaji yang kuat. Mayoritas 85% pekerja asing juga mengatakan budaya kerja di Inggris lebih baik daripada di negara asal mereka.

Inggris juga mendapat nilai tinggi dalam hal pendidikan. Lebih dari dua perlima atau 43% pekerja asing memiliki gelar pascasarjana. Sementara itu, responden memeringkatnya sebagai negara terbaik di dunia untuk mempelajari keterampilan baru dan terbaik keempat untuk menaiki tangga karier tepat di belakang Hong Kong, AS, dan Singapura.

 

  1. Bahrain

Bahrain berhasil naik 10 peringkat tahun ini berkat paket remunerasinya. 77% pekerja asing melaporkan pendapatan mereka lebih baik. Angka ini meloncat naik dari tahun lalu yang hanya 62%.

Namun, yang lebih penting adalah manfaat relokasi tambahan yang biasanya diterima ekspariat untuk pindah. Ada tunjangan akomodasi 69%, tiket pesawat 68%, dan medis 64%.

Selain paket remunerasi yang menarik, kehidupan di Bahrain juga terlihat bagus di bidang pengembangan karir. Lebih dari separuh responden atau 59% mengatakan belajar menavigasi telah menjadikan mereka pemimpin yang lebih baik.

 

  1. Jerman

Jerman berhasil naik satu peringkat dari 2018. 70% pekerja asing mengatakan bahwa keseimbangan pekerjaan/kehidupan mereka telah meningkat sejak pindah.

Manfaat lain yang dirasakan ekspatriat Jerman adalah budaya kerja dan tingkat keamanan pekerjanya. Berkat pasar tenaga kerja yang sangat teratur, hampir tiga perempat responden melaporkan peningkatan keamanan kerja di Jerman versus negara asalnya.[]

Advertisement
Advertisement