Luluh Lantak Karena Corona, H&M Menutup 170 Gerainya di Berbagai Negara
HONG KONG – Dampak dari pageblug COVID-19 benar-benar membuat banyak sektor terimbas. Salah satu sektor yang kini sedang menghadapi kebangkrutan adalah industri fashion merk dunia, H&M, dimana merk ini merupakan merk yang familiar dikalangan warga Hong kong termasuk PMI Hong Kong dengan eksistensi cabangnya.
Mengutip Footwearnews, penutupan tersebut dilaporkan merupakan penutupan permanen dengan diikuti PHK masal seluruh karyawannya.
CEO H&M, Helena Helmersson mengatakan telah membuka kembali tokonya seiring dengan dilonggarkannya peraturan lockdown atau pembatasan sosial. Penjualan pin mulai pulih pada tingkat yang lebih cepat dari yang diharapkan.
“Untuk memenuhi perubahan cepat dalam perilaku pelanggan yang disebabkan oleh COVID-19, kami mempercepat pengembangan digital (penjualan online) kami, mengoptimalkan portofolio toko dan lebih lanjut mengintegrasikan koneksi,” ungkap Helena.
H&M berayun ke tingkat kerugian yang curam pada kuartal kedua. Dalam tiga bulan terakhir, perusahaan Swedia itu melaporkan kerugian sebelum pajak sebanyak 696 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp9,7 Triliun.
Kerugian ini telah diprediksi oleh H&M sejak April lalu saat Virus Corona begitu mencekam dunia. Pihak perusahaan telah melakukan langkah dalam memperbaiki kerugian dari pemotongan harga dan menekan margin kotor. Bahkan untuk kuartal-III perusahaan akan meningkatkan penurunan harga yang cukup besar.
Selain H&M, brand Zara juga sudah lebih dulu mengabarkan kerugian yang didapat akibat pandemi. Brand asal Spanyol itu bahkan harus menutup 1.200 gerainya setelah mengalami kerugian sebanyak 409 juta Euro atau sekitar Rp6,4 triliun, pada kuartal pertama laporan keuangan. []