Lumpuh, Stroke, Tidak Dapat Bicara, Seorang PMI yang Dipalsukan Identitasnya Terkendala Hendak Dipulangkan Kemana

JAKARTA – Praktik pemalsuan identitas pekerja migran Indonesia saat berproses sebelum terbang ke negara penempatan terutama di era sebelum tahun 2010, terpantau marak sekali dilakukan. Dengan berbagai maksud dan tujuan yang secara sepihak menguntungkan, berkali-kali kejadian, praktik tersebut justru mendatangkan sederet permasalahan, terutama bagi sang pekerja migran itu sendiri.
Beberapa kali pernah kejadian, seorang PMI meninggal dunia di negara penempatan, namun karena identitas yang digunakan palsu, yang menangani jenazahnya kebingungan, hendak menghubungi siapa dan hendak dipulangkan kemana.
Terkini, seorang pekerja migran Indonesia yang dalam identitas palsunya bernama Sri Wahyuni sedang mengalami hal serupa.
Dinukil dari laman Kementrian P2mi, Sri Wahyuni saat ini dalam kondisi sakit parah. Wahyuni menderita penyakit lumpuh akibat stroke saat menjadi pekerja migran ilegal di Malaysia.
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengungkapkan para calo tak segan untuk memalsukan dokumen identitas pekerja migran Indonesia. Hal tersebut dilakukan agar korbannya bisa segera kerja di luar negeri secara ilegal.
Hal ini disampaikan Karding saat menjenguk perempuan bernama Sri Wahyuni yang dipulangkan dari Malaysia kemudian dirawat di RS Polri Jakarta Timur pada Minggu (01/06/2025).
Karding mengatakan Wahyuni telah lama bekerja di Malaysia. Korban diperdaya calo dengan dipalsukan identitas kartu tanda penduduk (KTP)-nya sehingga jejak alamat keluarganya sulit ditelusuri saat ini.
“Kasus Ibu Sri Wahyuni ini harus menjadi perhatian kita, karena kalau dari alamat KTP yang ada, kita cek ke Lamongan di Karanggeneng, kecamatan sana, itu tidak ditemukan nama Sri Wahyuni ini. Artinya, waktu itu dia pasti menjadi korban calo untuk dipalsukan KTP-nya, kemudian berangkat bekerja ke luar negeri,” kata Karding.
Akibat pemalsuan identitas dari korban, petugas hingga saat ini masih belum menemukan alamat asli Wahyuni maupun kontak keluarganya. Kondisi Wahyuni yang terbaring sakit tak berdaya juga tidak bisa membantu dalam pencarian alamat aslinya.
“Sekarang ini kita tidak bisa menemukan keluarga beliau, dan posisinya lagi sakit stroke parah tidak bisa ngomong,” ujar Karding.
Meski demikian, Karding bersyukur terhadap kondisi terkini Wahyuni. Dia berharap dengan terus dijaga pihak Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) di RS Polri Jakarta, kesehatan Wahyuni bisa segera pulih.
“Tapi Alhamdulilah tadi perkembangan dari dokter RS Polri tadi matanya sudah bisa buka, dan bisa mengidentifikasi suara maupun sentuhan,” ujarnya.
Selain itu, Karding lantas tak bosan mengingatkan bagi masyarakat Indonesia yang ingin kerja di luar negeri menjalani prosedur legal yang ditetapkan pemerintah. Dengan berangkat secara prosedural, Karding memastikan akan membantu memberikan perlindungan jika memang tersandung permasalahan di negara penempatan.
“Karena mereka tidak terdata, sangat sulit bagi negara untuk memberikan perlindungan dan bantuan saat mereka menghadapi masalah,” pungkasnya. []