Malaysia Tutup Pintu untuk Pekerja Migran Sampai Akhir Tahun
JAKARTA – Malaysia baru-baru ini menegaskan kembali larangan untuk memasukkan tenaga kerja asing. Hal ini ditegaskan Kementerian Ketenagakerjaan Malaysia agar agen penyalur tenaga kerja swasta tidak mengeluarkan pernyataan yang bisa berujung kesalahpahaman.
Menaker Malaysia, M Saravanan, menjelaskan bahwa mayoritas tenaga kerja asing adalah berasal dari Indonesia dan berprofesi sebagai asisten rumah tangga. Dan saat ini Kemenaker masih bernegosiasi dengan Indonesia untuk memfinalisasi nota kesepahaman (MoU) terkait rekrutmen Pekerja Domestik Indonesia (PDI) yang sudah berakhir pada 30 Mei 2016.
Data pemerintah Malaysia mengungkap, per Agustus 2021, total terdapat 92.481 ART asing di Negeri Jiran. Dan sebanyak 64.181 di antaranya direkrut lewat mekanisme PDI.
“Saya ingin mengingatkan penyedia lapangan kerja, bahwa tidak ada pekerja asing yang boleh masuk ke negara kita, termasuk ART asing,” ujar Saranavan, Minggu (19/09/2021) waktu setempat.
“Karena implementasi gerakan mengendalikan pandemi COVID-19 yang berlaku sejak 18 Maret 2020.”
“Dan pemerintah kembali menegaskan pekerja asing dari kategori apapun tidak boleh masuk sampai 31 Desember 2021,” imbuh Saranavan, dikutip dari Malaymail, Senin (20/09/2021).
Ia juga mengingatkan keputusan kapan pintu masuk tenaga kerja asing, termasuk ART, kembali dibuka akan disampaikan secara resmi oleh pemerintah.
Saat ini, menurut Saranavan, regulasi terkait masih digodok antara Dewan Keamanan Nasional (MKN), Kemenaker, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, dan beberapa otoritas terkait lain, dikutip dari media Bernama. Karena itulah Saranavan mendorong masyarakat untuk berhati-hati terhadap berbagai informasi yang berkembang.
Malaysia sendiri masih berjuang untuk mengendalikan wabah COVID-19, terutama dengan berbagai kebijakan baru semenjak Ismail Sabri Yaakob menggantikan Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri. PM Ismail sendiri optimis pihaknya bisa mengendalikan wabah COVID-19 sekaligus memulihkan perekonomian Malaysia sesegera mungkin.
“Ini bukan lagi mimpi omong kosong. Kita bisa melihat adanya penurunan statistik pasien COVID-19,” kata Ismail pada 23 Agustus 2021. Bila capaian ini bisa dipertahankan, Ismail optimis masyarakat Malaysia bisa segera menghirup udara bebas. []