Malu Bagian Penting dari Iman
ApakabarOnline.com – Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Malu adalah bagian dari iman” (HR. Muslim). Sikap malu akan menghalangi seseorang untuk berkata atau melakukan perbuatan keji dan kotor. Seorang muslim yang malu terhadap Tuhannya akan berusaha selalu menjalankan perintahNya dan menjauhi larangNya. Dia malu untuk berbuat maksiat di hadapan Tuhannya yang selalu mengawasinya. Oleh karena itu sikap malu tidak akan mendatangkan kecuali kebaikan. Sebagaimana hal ini disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lawan dari malu adalah badza’ah, yaitu perangai latah, keji atau kotor. Orang yang tidak memiliki sifat malu akan mudah berkata atau berbuat keji dan kotor. Orang yang tidak memiliki sifat malu akan bersikap latah, keras serta kasar. Ini adalah sifat-sifat jelek, dan ini juga sifat penghuni neraka. Rasulullah bersabda, “Malu adalah bagian dari iman, dan iman letaknya di surga. Perkataan kotor adalah bagian dari tabiat kasar dan tabiat kasar letaknya di neraka.” (HR. Muslim)
Sikap malu tidak boleh menghalangi seseorang untuk berkata dan berbuat yang benar. Sikap malu juga tidak boleh menghalangi seseorang dari bertanya, dari menuntut ilmu, dan juga dari amar ma’ruf nahi munkar. Sebagaimana hal ini dicontohkan oleh Rasulullah dan para salaf dahulu. Mereka adalah orang-orang yang pemalu, tetapi tidak menghalangi mereka untuk selalu berkata dan berbuat yang benar. Selain itu, hendaknya tidak sekedar malu kepada sesama manusia tetapi tidak punya malu kepada Allah, Tuhan semesta alam. Rasulullah bersabda,
اللَّهُ أَحَقُّ أَنْ يُسْتَحْيَا مِنْهُ مِنَ النَّاسِ
“Allah lebih berhak atas seseorang untuk malu dari (malu kepada) manusia” (HR. Abu Dawud no. 4017 dan Tirmidzi no. 2794. Dihasankan Albani)
Sekian, semoga bermanfaat. []
Referensi Bacaan Minhajul Muslim karya syaikh Abu Bakar Jazairiy