January 11, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Mampukah Indonesia Tidak Lagi Impor Beras ?

2 min read

JAKARTA – Kisah impor beras 2025 tak lagi sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, pemerintah menutup keran impor empat komoditas termasuk beras sebagai langkah menuju swasembada pangan.

Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas terkait pangan, di Istana Negara, Senin (30/12/2024) lalu memutuskan menstop impor beras konsumsi, gula, garam, dan jagung untuk pakan ternak. Diketahui Indonesia masih memiliki ketergantungan pada impor empat komoditas ini.

Pada tahun 2024 setidaknya pemerintah menyiapkan 3,6 juta ton kuota impor beras. Sedangkan jagung masih impor sekitar 1,3 juta ton periode Januari hingga November 2024, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Adapun impor garam periode Januari hingga November mencapai 3,85 juta ton dan impor gula sebesar 3,66 juta ton pada periode Januari hingga September 2024.

Mampukah Indonesia memenuhi kebutuhan beras dalam negeri tanpa impor?

 

2025 cukup, tahun depan?

Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan ada tiga model swasembada beras yang mungkin diterapkan pemerintah. Pertama, swasembada penuh, yakni seluruh kebutuhan beras dipenuhi oleh produksi domestik tanpa impor.

Kemudian kedua, swasembada 90%, yakni 90% kebutuhan dipenuhi dari produksi domestik, sementara sisanya diimpor. Serta ketiga, swasembada tren, di mana produksi domestik mencukupi kebutuhan tahunan, namun pada masa-masa tertentu seperti gagal panen, impor tetap dilakukan.

“Target swasembada pangan awalnya ditetapkan pada 2029, namun kini dimajukan menjadi 2027,” ujar Khudori saat dinukil dari  Alinea ID, Selasa (7/1/2025).

Jika pemerintah tak mengimpor beras pada 2025, stok yang tersedia diperkirakan mencapai 7,074 juta ton, cukup untuk kebutuhan nasional. Namun, kata Khudori, kebijakan ini belum tentu berkelanjutan jika stok pada 2026 kembali turun.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) University Dwi Andreas Santosa juga menilai kebijakan menghentikan impor beras pada tahun ini bisa dijalankan. Namun pada 2026, setop impor sulit dipertahankan.

Pada 2025, dengan kondisi cuaca normal, produksi beras diperkirakan akan naik 3% hingga 4% atau sekitar 1 juta ton hingga 1,5 juta ton tanpa perlu usaha keras. Adapun stok-to-use ratio alias stok awal tahun dibagi dengan total konsumsi di tahun terkait, sudah di atas batas aman sebesar 24,3% atau sekitar 7,5 juta ton. Dus, tak perlu mengimpor beras.

Berbeda dengan produksi beras pada 2024 yang diproyeksikan mencapai titik terendah dalam 25 tahun terakhir. Turunnya produksi merupakan dampak El Niño yang membuat panen bergeser. Saat itu, stok awal tahun juga sekitar 4,1 juta ton dengan stok-to-use ratio sebesar 13,3%.

Meski tahun ini sudah di atas batas aman, namun stok awal pada 2026 berpotensi menurun.

“Ini yang perlu diantisipasi, apakah kebijakan tidak impor bisa dipertahankan,” katanya. []

Sumber Alinea ID

 

 

Advertisement
Advertisement

Leave a Reply