April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Memaafkan Bukanlah Sesederhana Soal Waktu, Tapi Kemampuan yang Didapat dari Berusaha

3 min read

ApakabarOnline.com – Ketika kita tersakiti oleh banyak sebab, seringnya kita membutuhkan waktu untuk memaafkan dan berdamai dengan hidup. Hal yang sangat wajar apabila terlintas dalam benak kita bahwa memaafkan adalah perihal yang tidak mudah. Jangankan memaafkan, untuk sekadar bertatap muka dengan orang-orang yang telah menyakiti kita saja sepertinya hal yang mustahil.

Mungkin sebagian dari kita kemudian memutuskan untuk tidak berhubungan dengan orang yang menyakiti kita. Mungkin dalam beberapa hari, minggu, bulan, atau bahkan tahun. Kita menghindar dan membuat jarak semakin menganga. Hal itu adalah bentuk perlindungan diri yang secara alami kita lakukan apabila kita merasa tidak aman atau tersakiti. Hal-hal yang berpotensi menyebabkan diri kita terluka secara otomatis akan kita hindari, termasuk menghindar dari orang-orang yang pernah menyakiti kita. Oleh sebab itu, kita membutuhkan waktu. Waktu untuk diri kita sembuh serta waktu untuk memaafkan. Penting untuk dipahami bahwa belum bisa memaafkan pun bukan berarti kita manusia yang jahat atau buruk. Setiap orang membutuhkan waktunya masing-masing untuk bisa memaafkan, membebaskan diri dari beban luka masa lalu.

 

Memaafkan Tidak Hanya Soal Waktu

Memaafkan adalah suatu proses yang bersifat personal. Setiap orang memiliki prosesnya masing-masing. Tidak perlu terburu-buru untuk lekas “pulih”. Sangat wajar apabila kita marah dan kecewa terhadap orang yang menyakiti kita. Namun, bukan berarti kita tidak bisa memaafkan orang-orang yang telah membuat kita marah, kecewa dan terluka. Kita hanya butuh berdamai dengan emosi-emosi tersebut karena apabila emosi tersebut kita abaikan maka akan berdampak pada kesehatan mental kita. Tidak jarang orang-orang yang mengalami gangguan mental, seperti depresi disebabkan karena dirinya belum berdamai dengan emosi-emosi dalam diri.

Memaafkan adalah sebuah keseluruhan proses dalam diri. Proses ini tidak hanya membutuhkan waktu, tetapi juga usaha. Usaha yang dimaksud adalah usaha untuk berdamai dengan emosi-emosi negatif yang muncul dalam diri. Kita perlu memaknai emosi-emosi yang muncul untuk dapat berdamai dengan luka. Memaknai rasa marah, kecewa, tersakiti, secara mendalam kemudian melepaskan semuanya seperti melepaskan balon di udara. Melepaskan segala amarah dan emosi negatif itu perlu untuk proses menerima diri sendiri dan menghadirkan empati. Empati hadir ketika kita telah menerima keseluruhan emosi, perilaku dan luka yang ada dalam diri kita dan melihat peristiwa lalu dengan sudut pandang yang berbeda. Selanjutnya, memaafkan adalah perihal yang memungkinkan untuk kita lakukan, tentunya dengan sebelumnya menghadirkan empati dalam diri.

Kita butuh waktu dan usaha untuk perlahan melepaskan rasa marah dan benci pada orang-orang yang menyakiti kita. Kita butuh waktu dan usaha untuk memandang apapun yang terjadi di masa lalu dengan kacamata yang berbeda. Kita butuh waktu dan kemauan untuk bertumbuh baik secara spiritual maupun kognitif demi kesehatan mental kita. Kita butuh waktu untuk akhirnya sampai pada titik berdamai dengan masa lalu dan usaha untuk menghadirkan empati terhadap seseorang yang telah menyakiti kita. Perihal waktu yang kita butuhkan untuk sampai pada titik tersebut adalah persoalan pribadi masing-masing. Tidak instan dan tidak terjadi dalam semalam.

Memaafkan adalah satu kata kerja sehingga memaafkan selain butuh waktu juga melibatkan usaha dan kemauan.

Memaafkan adalah proses yang tidak dapat digeneralisasi karena setiap orang membutuhkan waktunya sendiri. Tidak perlu terburu-buru, belum memaafkan bukan berarti kita buruk. Kita hanya butuh sedikit lagi waktu dan usaha untuk bisa memaafkan. []

Advertisement
Advertisement