Memiliki Wirausaha dengan Penghasilan yang Barokah
ApakabarOnline.com – Menjadi seorang pengusaha sukese dengan harta berlimpah menjadi tujuan dan cita cita semua orang. Namun apa jadinya jika harta yang berlimpah tersebut tidak memiliki keberkahan bagi pemilikinya? Tentu hal itu yang tidak dinginkan. Harta yang dimiliki tentunya tidak ingin hanya sebatas banyak saja tetapi juga memiliki keberkahan bagi pemiliknya.
Bagaimanakah harta yang barokah itu? Berikut beberapa dalil dari al-quran dan sunnah mengenai harta yang berkah. Harta yang barokah mengandung pengertian harta yang mendapat keridhoan dari Allah Ta’ala dan bertambahnya kebaikan dari harta tersebut.
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan 7 bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui” (Al Baqarah : 261)
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS. Al-baqarah ; 245).
“Harta tidak akan berkurang karena sedekah, dan tidaklah Allah menambah bagi hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang yang berlaku tawadlu’ karena Allah melainkan Dia akan meninggikannya.” (HR. Muslim).
“Sesungguhnya Allah Maha baik, dan tidak menerima kecuali yang baik…” (HR. Bukhari Muslim).
Lalu bagaimana cara mendapatkan harta yang barokah dan halal? Berikut beberapa tips dari Allah dan Rosulnya untuk memperoleh harta yang berlimpah barokah dan halal.
- Jangan Berlaku Curang
Untuk zaman sekarang ini kejujuran merupakan barang yang langka, godaan untuk berpripalu curang dalam bermualaha sangat besar sekali. Dengan dalih menekan biaya produksi dan sebagainya maka perbuatan tidak halal pun dijalaninya. Demi mengejar dunia mereka rela mengorbankan akhirat yang lebih baik dan lebih kekal. Untuk mendapatkan penghasilan yang barokah maka hindarilah berlaku curang, karena sebanyak apapun penghasilan yang anda dapatkan dari hasil usaha dengan kecurangan maka harta yang dimiliki tidak akan barokah pasti ada saja yang membuat harta tersebuet terus berkurang dengan cepat.
Sesungguhnya pengusaha yang jujur itu akan dikumpulkan bersama para nabi, orang shiddiq dan Syhada dan keutamakan ini tidak diberikan kepada yang lainnya. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti).” HR Ibnu Majah (no. 2139), al-Hakim (no. 2142) dan ad-Daraquthni (no. 17), dalam sanadnya ada kelemahan, akan tetapi ada hadits lain yang menguatkannya, dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu ‘anhu, HR at-Tirmidzi (no. 1209) dan lain-lain. Oleh karena itu, hadits dinyatakan baik sanadnya oleh imam adz-Dzahabi dan syaikh al-Albani (lihat “ash-Shahiihah” no. 3453).
- Jangan Mengurangi Timbangan dan Takaran
Bagi para pengusaha yang berkutat kesehariannya dalam hal timbangan dan takaran maka hal ini patut diperhatikan. Karena dengan mengurangi timbangan dan takaran maka menjadi kebinasaan bagi pelakunya di sisi Allah Ta’ala sebagaimana firmannya:
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam (QS. al-Muthaffifîn/83:1-6)
Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu [ar-Rahmân/55:9].
Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya [al-An’âm/6:152].
Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya [al-Isrâ`/17:35].
Dan kepada (penduduk) Madyan, (Kami utus saudara mereka), Syu’aib. Ia berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allâh, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (Kiamat)”. Dan Syu’aib berkata, “Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. Sisa keuntungan dari Allâh adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu [Hûd/11:84-86]
BAHAYA MENGURANGI TIMBANGAN DAN TAKARAN
Kecurangan tersebut jelas merupakan satu bentuk praktek sariqah (pencurian) terhadap milik orang lain dan tidak mau bersikap adil dengan sesama.[7] Dengan demikian, bila mengambil milik orang lain melalui takaran dan timbangan yang curang walaupun sedikit saja berakibat ancaman doa kecelakaan. Dan tentu ancaman akan lebih besar bagi siapa saja yang merampas harta dan kekayaan orang lain dalam jumlah yang lebih banyak.
- BerInfak lah dari hasil yang anda dapatkan
Jangan merasa bahwa apa apa yang didapatkan adalah hasil dari usaha sendiri sehingga tangan menjadi berat untuk berinfak. Ketahuilah bahwa setiap keberhasilan yang kita dapatkan adalah pertolongan Allah Ta’ala. Dalam setiap rizki yang didapatkan itu ada sebahagian yang menjadi hak fakir misikn. Dengan meng-infakannya kepada orang yang berhak atau menginfakan di jalan Allah maka sungguh Allah akan ganti dengan berlipat ganda. Sebagai mana firman-Nya:
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan 7 bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui” (Al Baqarah : 261)
Dengan banyak berinfak, anda tidak akan menjadi miskin, justru sebaliknya harta anda akan semakin bertambah dan barlokah.
- Bersyukur atas segala yang telah Anda dapatkan
Syukur selain sebagai bukti rasa terimakasih kita kepada Allah Ta’ala atas rizki yang telah diberikan, dengan bersyukur juga maka Allah Ta’ala akan menambahkan rizki-Nya kepada kita. Sebagai mana Janjinnya dala firman-Nya :
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7).
Demikian rahasia menjadi pengusaha dengan penghasilan yang barokah, semoga bisa mengambil manfaatnya. Sesungguhnya harta yang barokah adalah harta yang dapat menyelamatkan pemiliknya dari Azab Dunia dan Akhirat dimana tidak ada lagi perolongan selain pertolongan Allah Ta’ala. [TWU]