June 27, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Mengenal Bahaya Peluru Karet dan Cara Menangani Jika Tertembak

5 min read

ApakabarOnline.com – Gelombang demonstrasi yang terjadi di Hong Kong selama tiga bulan belakangan, membuat media masa familiar menunculkan kata “peluru karet”, “Gas Air Mata” water canon, maupun istilah darurat lainnya yang lazim digunakan saat aksi demonstrasi mengalami ketegangan dengan aparat keamanan.

Beberapa hari yang lalu, selain gas air mata, peluru karet tiba-tiba menjadi populer di kalangan WNI / PMI di Hong Kong, terutama setelah insiden seorang jurnalis Indonesia tertembak peluru karet hingga menciderai kelopak matanya.

Berangkat dari peristiwa tersebut, ada hal penting yang harus diketahui agar saat tanpa sengaja berada di tengah aksi masa, bisa mengenali peluru karet, senjata laras panjang, peluru tajam, serta peluru hampa.

Peluru karet adalah proyektil yang terbuat dari karet, atau yang dilapisi karet, yang ditembakkan dari senjata api. Peluru karet digunakan sebagai senjata tidak mematikan, namun tetap dapat menembus kulit manusia. Peluru karet tetap dapat menyebabkan kematian apabila digunakan pada jarak dekat atau terkena bagian vital seperti kepala. Peluru karet, bersama dengan peluru plastik, lilin, dan kayu, digunakan pada saat kerusuhan atau unjuk rasa. Pertama kali diperkenalkan oleh pemerintah Amerika Serikat guna menghadang demonstran anti perang Vietnam pada tahun 60-an.

Dalam konteks pengendalian massa, penggunaan peluru karet memang sudah cukup populer. Pertama kali digunakan di Inggris tahun 1970 hingga terus dipakai sampai saat ini.

Penggunaan peluru karet dimaksudkan untuk memberikan rasa sakit tanpa berefek kematian. Caranya, dengan menembakkan peluru ke arah perusuh. Bisa juga diarahkan ke jalan agar pelurunya memantul, sehingga berkurang kecepatannya saat mengenai massa.

Namun di luar teori itu, keamanan penggunaan peluru karet disangsikan. Salah satunya, oleh para peneliti di University of California dan dokter dari organisasi Physicians for Human Rights, 2017 lalu. Mereka memperingatkan bahwa peluru karet dan plastik tidak boleh digunakan untuk pengendalian massa.

“Temuan kami mengindikasikan bahwa senjata-senjata ini punya potensi yang menyebabkan luka parah dan kematian,” tulis para peneliti dalam jurnal berjudul Death, injury and disability from kinetic impact projectiles in crowd-control settings: a systematic review itu.

 

Jauhi, Begini Bahaya Paparan Gas Air Mata Pada Manusia

 

Senjata api dan amunisi (peluru) memiliki peran yang saling melengkapi. Terdapat berbagai jenis peluru, tetapi jenis peluru yang sering digunakan oleh pemegang senjata api biasanya peluru tajam atau peluru karet.

Kedua jenis peluru ini telah digunakan sejak abad 19. Saat ini kedua jenis peluru ini mengalami pengembangan baik segi desain maupun kualitas.

Berikut ini adalah perbedaan antara peluru tajam, peluru karet dan peluru hampa :

 

  1. Bagian Peluru

Masyarakat awam umumnya menyebut rangkaian amunisi secara utuh sebagai “peluru”, di mana proyektil peluru, selongsong peluru, propelan, dan primer termasuk di dalam sebuah “peluru”. Hal ini sebenarnya salah, karena istilah “peluru” sebenarnya hanya mengacu pada bagian proyektil dari amunisi tersebut, atau “anak peluru”, dan bukan keseluruhan dari amunisi tersebut.

 

  1. Peluru Tajam

Peluru tajam merupakan proyektil yang berbahan dasar logam. Peluru tajam yang digunakan saat ini merupakan hasil pengembangan desain oleh Letnan Kolonel Eduard Rubin, Direktur Swiss Army Laboratory pada tahun 1882. Peluru ini didesain dengan lapisan kuningan. Tujuannya untuk mendapatkan kekuatan titik leleh ketika ditembakkan.

 

  1. Peluru Hampa

Peluru hampa merupakan peluru senjata api yang berisi mesiu tetapi tidak memiliki proyektil pada ujungnya, sehingga tidak berbahaya. Peluru hampa cuma berupa selongsong dan penyumbat mesiu pada ujung dan penggunaannya hanya untuk memberi suara peringatan yang cukup keras dan kilatan api saja saat ditembakkan.

Peluru ini biasanya dipakai untuk simulasi, pengambilan gambar film action atau film perang, hingga digunakan sebagai bunyi penanda start pada olahraga lomba lari.

 

  1. Peluru Karet

Peluru karet adalah peluru/proyektil yang terbuat dari karet yang dapat ditembakkan baik dari senjata api standar maupun senjata khusus anti kerusuhan. Biasanya digunakan untuk mengendalikan kerusuhan dan demonstrasi yang menjurus ke tindakan anarkis. Peluru karet pertama kali digunakan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk menghadang demonstran anti perang Vietnam pada tahun 1960-an.

Inggris membuat pengembangan peluru karet di tahun 1970an untuk menghadapi gerakan Irlandia Utara. Peluru ini disebut ‘Round, Anti Riot, 1.5 in Baton’, memiliki kekuatan rendah yang bergerak dengan kecepatan 60 meter/detik dengan jangkauan 100 meter.

Sementara, Israel mengembangkan 2 jenis peluru karet, jenis lama adalah peluru karet standar yang merupakan bola baja yang dilapisi dengan lapisan tipis dari karet, beratnya 14 gram. Sedangkan peluru karet terbaru diperkenalkan pada tahun 1989, yaitu karet yang dilapisi logam silinder 1,7 cm dengan berat 15,4 gram.

Organisasi HAM Israel, B’Tselem, mengatakan ada 19 warga Palestina, termasuk 12 anak-anak yang terbunuh akibat peluru karet antara tahun 2000 dan 2013.

 

  1. Apakah Peluru Karet Mematikan?

Peluru karet ini sesungguhnya tidak mematikan kecuali kena mata, dalam (jarak) dekat pun dia tidak bisa tembus untuk peluru karet. Benarkah demikian?

Dikutip dari timeslive.co.za, disebutkan bahwa ada sekitar tiga dari setiap 100 orang yang terluka akibat peluru karet meninggal dunia.

Sebuah tim peneliti yang berbasis di Amerika Serikat mengamati 26 laporan ilmiah yang diterbitkan mengenai cedera, kecacatan dan kematian yang disebabkan oleh peluru karet antara tahun 1990 sampai 2017 di Israel, wilayah Palestina, Amerika Serikat, India, Irlandia Utara, Swiss, Turki, maupun Nepal.

 

Pertolongan Pertama pada Korban Luka Tembak

Luka tembak terjadi ketika seseorang terkena tembakan senjata api. Luka tembak harus ditangani dengan tepat dan segera, agar nyawa korban luka tembak dapat diselamatkan.

Luka tembak memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada kecepatan pelurunya. Karena luka tembak dapat menyebabkan kondisi yang berbahaya dan fatal, pertolongan pertama harus segera diberikan pada korbannya.

Meski sudah berhati-hati dengan senjata api, situasi yang tidak terduga terkadang bisa memicu terjadinya baku tembak. Saat ada kerusuhan, ancaman teroris, hingga insiden kriminal, baku tembak terkadang tidak terhindarkan dan tak jarang berujung pada adanya korban luka tembak.

Anda yang berada pada situasi ini harus segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Jika di sekitar Anda ada yang menjadi korban luka tembak, sebisa mungkin bawa mereka ke tempat yang aman dan berikan pertolongan pertama sembari menunggu bantuan medis datang.

Mengutip Halo Dokter, Pertolongan pertama yang bisa Anda berikan kepada korban luka tembak adalah:

 

  1. Memposisikan tubuh korban dengan benar

Setelah berada di lokasi yang aman, pastikan korban luka tembak yang sadar duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman. Jika luka tembaknya berada di atas pinggang, jangan angkat tinggi tungkai karena akan membuat darah mengalir lebih deras dari luka.

 

  1. Menghubungi polisi dan rumah sakit terdekat

Setelah memastikan lingkungan sekitarnya aman dan posisi korban sudah nyaman, segera telpon polisi atau rumah sakit terdekat untuk menginformasikan adanya penembakan dan korban luka tembak. Idealnya, korban luka tembak harus mendapatkan penanganan medis dalam kurun waktu 10 menit setelah tertembak.

 

  1. Menghentikan perdarahan

Sembari menunggu pertolongan medis datang, hentikan perdarahan akibat luka tembak. Anda dapat menghentikan perdarahan dengan memberikan tekanan pada area yang berdarah. Gunakanlah kain kasa untuk menekan dan membalut luka tembak agar pendarahan dapat mereda. Jika tidak ada kain kasa, Anda dapat memanfaatkan gunakan sobekan baju bersih.

Apabila luka tembak berada pada area dada, tutup luka dengan plastik bersih. Tujuannya adalah untuk mencegah udara masuk ke rongga dada yang dapat menyebabkan paru-paru tidak dapat mengembang. Namun jika korban mengalami sesak napas setelah tindakan tersebut, segera lepas penutup plastik.

 

  1. Melakukan prosedur CPR

Apabila Anda pernah mendapat pelatihan dan mengetahui cara melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation), berikanlah pertolongan dengan teknik ini jika korban luka tembak berhenti bernapas dan jantungnya berhenti berdetak.

Langkah-langkah di atas dapat Anda lakukan sebagai pertolongan pertama pada korban luka tembak. Jika memungkinkan, segeralah bawa korban IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.[]

 

Advertisement
Advertisement