December 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Mengupayakan Menghapus Penyakit Keturunan, Hong kong Libatkan 20 Ribu Pasien untuk Penelitian

2 min read

HONG KONG – Maju dan berkembangnya ilmu kedokteran di Hong Kong membuat banyak penelitian, inovasi hingga temuan-temuan terkait dengan dunia kesehatan dan kedokteran ditemukan dan dikembangkan. Salah satu yang saat ini sedang gencar dilakukan adalah upaya menghentikan penyakit turunan.

Penelitian berskala besar bakal diadakan di Hong Kong untuk menghilangkan Penyakit Keturunan pada bayi yang baru lahir melalui perawatan kesuburan buatan. Penelitian genom ini merupakan bagian dari cetak biru pemerintah yang diumumkan bulan lalu.

Dilansir dari South China Morning Post, semakin banyak wanita di Hong Kong yang mencari teknologi reporoduksi untuk melahirkan beberapa tahun bekalangan ini. Jumlah wanita yang menjalani Fertilisasi In Vitro (program bayi tabung) naik 3 kali lipat dari 2.415 pada 2009 menjadi 7.995 di tahun 2018, berdasarkan data Dewan Teknologi Reproduksi Manusia.

Terkait hal itu, diadakan penelitian bertajuk Proyek Genom Hong Kong yang akan menyelidiki gangguan dan kanker yang tak terdiagnosis dengan hubungan keturunan. Selain itu, penelitian ini bisa membangun basis data genomik warga setempat untuk memfasilitasi perawatan yang lebih tepat dan pencegahan penyakit terkait Gen. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 20 ribu kasus di Hong Kong akan dilibatkan dalam penelitian ini.

Menurut Professor Raymond Liang Hin-suen, ketua Komite Pengarah Pengobatan Genomik, proyek ini bisa mengidentifikasi lebih banyak faktor genetik di balik penyakit atau kanker yang belum terdiagnosis yang bisa diteruskan secara turun-temurun.

“Jika kita bisa mengidentifikasi Gen-Gen penyebab penyakit itu, semoga kita juga bisa menghentikannya untuk diturunkan ke generasi berikutnya,” ungkap Liang.

Saat ini, talasemia, beberapa jenis kanker payudara, kanker kolorektal, dan distrofi otot merupakan beberapa penyakit genetik serius yang dapat diidentifikasi dan dicegah dalam tes selama perawatan Fertilisasi In Vitro (IVF). Tes yang dikenal sebagai diagnosis genetik praimplantasi ini memeriksa penyakit genetik tertentu di antara embrio selama perawatan IVF. Hanya embrio yang tak punya Gen penyakitlah yang akan ditransfer ke rahim sang ibu. Cara ini pun mencegah orang yang punya riwayat penyakit genetik atau pembawa kondisi genetik ‘menularkannya’ ke generasi berikutnya.

“Semoga melalui proyek ini kita bisa meningkatkan peluang untuk mengidentifikasi lebih banyak penyakit,” sambung Liang.

Rekrutmen pasien dalam proyek bernilai 1,2 miliar dolar Hong Kong (Rp2,1 triliun) ini rencananya dimulai pertengahan tahun depan. Data genetik yang terkumpul juga bisa membawa manfaat yang lebih luas untuk penelitian dan pengembangan. Pasalnya, pemerintah bermaksud untuk membangun basis data khusus untuk penduduk China setempat. Tak hanya kelainan dan kanker langka, penelitian ini juga bisa menunjukkan penyakit umum yang dipengaruhi oleh Gen, seperti diabetes dan demensia.

Ernest Ng Hung-yu, profesor klinis yang mendalami kedokteran reproduksi di Universitas Hong Kong, setuju bahwa menggali informasi genom dapat membantu mencegah lebih banyak penyakit sebelum lahir. Namun, menurutnya, dampaknya mungkin tak akan langsung terasa.

“Ini masalah yang rumit. Bahkan, meski Anda telah mengidentifikasi Gen tertentu, butuh waktu lebih lama untuk memeriksa apakah itu kunci penyebab penyakit. Ini bukan proses yang singkat,” komentar Ng. []

Advertisement
Advertisement