Meniru Performa Demonstran Hongkong, Tabung Gas Air Mata Dilempar Balik, Aparat Kelabakan
SERANG – Massa aksi tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di berbagai daerah berujung ricuh. Aparat terpaksa melontarkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan para demonstran. Namun ada hal unik dalam aksi penolakan Omnibus Law tersebut, para pendemo di Serang, Banten mengikuti strategi demonstran Hong Kong dengan melempar kembali gas air mata ke arah aparat yang sedang berjaga.
Sebuah video beredar di media sosial yang memperlihatkan aparat dibuat kalang kabut lantaran diduga mendapat lemparan gas air mata dari para pendemo.
Salah satu akun Instagram yang mengunggah peristiwa itu @Tanah.merdeka. Dalam sebuah video unggahan, ia menjelaskan bahwa massa aksi di Serang meniru cara pendemo di Hong Kong beberapa waktu lalu, massa aksi saling bekerja sama untuk melemparkan kembali gas air mata yang sebelumnya di tembakan aparat ke arah mereka.
Dengan menggunakan sarung tangan dan sebuah pentungan, para pendemo melontarkan kembali gas air mata ke kerumunan aparat yang sedang bertugas.
“Massa aksi di Serang, Banten menggunakan strategi yang dilakukan oleh para demonstran di Hong Kong. Mereka melempar balik gas air mata yang ditembakan aparat ke demonstran, kemudian diambil menggunakan sarung tangan dan pentungan, dilontarkan balik ke kerumunan aparat,” jelas akun @Tanah.merdeka melalui captionnya.
Alhasil serangan tak terduga itu membuat sejumlah aparat buyar lantaran tak kuat dengan terjangan asap dari gas air mata. Terlihat dalam video, asap putih gas air mata mengepul di sekitaran lokasi para polisi yang sedang berjaga. Sejumlah anggota polisi yang dibuat sesak nafas pun mundur dari barisan.
“Serangan balik itu membuat aparat kelabakan dan mengalami sesak nafas, sebagai mana juga sesak nafas yang dialami demonstran akibat gas air mata yang mereka tembakan,” ujarnya.
Tak sedikit dari pria berseragam itu yang terbatuk-batuk hingga mual karena menghirup asap gas air mata. Meski begitu, tak diketahui pasti bagaimana kronologis dan peristiwa itu terjadi. [Gelora]