Menkominfo : Pelaku UMKM Harus Dilindungi dari Serangan Cyber
JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menyebut pemerintah terus mendorong pemanfaatan pembangunan infrastruktur digital yang telah berlangsung secara masif. Menurutnya, pengembangan digitalisasi sektor hilir untuk e-commerce, financial technology (fintech), education technology, dan tele-health juga perlu didukung dengan keberadaan regulasi yang kuat.
“Di Indonesia, pembangunan infrastruktur TIK secara masif yang dilakukan pemerintah harus bisa dimanfaatkan untuk masyarakat khususnya oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi penyumbang 60% dari GDP (gross domestic product) nasional,” ujar Johnny dalam keterangannya, Rabu (01/06/2022) usai Asia Tech x Summit: Technology, Society and The Role of Policy yang berlangsung dari Millenia, Singapura, sejak Selasa (31/05/2022).
Johnny menegaskan, keberpihakan kepada pelaku UMKM juga dilakukan negara-negara besar, seperti Jerman. Dengan memanfaatkan teknologi digital, pemerintah membantu pelaku UMKM agar bisa meningkatkan skala usahanya.
“Ternyata bukan cuma di Indonesia saja, hampir di seluruh negara ASEAN dan pada saat pertemuan dengan State Secretary Germany hal yang sama juga disampaikan. Bagaimana membantu UMKM agar bisa digitally onboarding itu untuk kita manfaatkan,” ungkapnya.
Berkaitan dengan UMKM, Menkominfo menekankan adanya perlindungan terhadap pelaku UMKM dalam pemanfaatan teknologi digital terutama perlindungan dari serangan siber. Menurutnya, pelaku UMKM ini tentu tidak mempunyai sistem dan pembiayaan sebesar dan secanggih perusahaan teknologi global. Oleh karena itu, memerlukan perlindungan dari sisi serangan siber.
“Regulasi dan kebijakan dari para pemimpin diperlukan untuk tidak memberikan tempat atau ruang yang nyaman bagi pelaku-pelaku kriminal siber. Untuk itu, perlu ada regulasi yang kuat, adopsi teknologi yang canggih termasuk di dalamnya teknologi enkripsi yang memadai, dan tersedianya talenta-talenta yang dibutuhkan baik jumlah maupun kualitasnya,” tegasnya.
Menteri Johnny menyatakan, serangan siber masih berlangsung terus setiap detik, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan bahkan tahun. Menurutnya, serangan siber tidak saja terjadi di Indonesia, ASEAN, tetapi juga terjadi di seluruh dunia.
“Di negara maju pun seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea Selatan, banyak itu terjadi cyberattack maka seluruh pembuat kebijakan harus memastikan jangan membuka safe-haven bagi cyber-cyber kriminal ini, jangan! Tetapi yang perlu dilakukan adalah mengambil langkah-langkah yang tegas berupa aturan dan mengimplementasikannya,” ujar dia. []