Menyakiti Hati Istri Dalam Pandangan Islam
JAKARTA – Dalam islam wanita dianggap sebagai perhiasan dunia. Artinya wanita adalah makhluk yang paling istimewa. Mereka begitu tegar dan kuat. Tapi disisi lain wanita bisa rentan dan rapuh.
Sebagai suami yang beriman pantang menyakiti istri baik secara fisik ataupun psikis.
Di dalam al-Quran surah An Nisa ayat 19, terdapat sebuah petikan ayat yang berbunyi:
“Dan gaulilah isterimu dengan baik, lalu jika kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu. Padahal Allah SWT telah menjadikannya kebaikan yang banyak.”
Surah ini menjelaskan bagaimana para suami harus bersabar dengan sikap istri. Sikap istri yang tidak disukainya dan Allah SWT sendiri telah menjadikan istrimu dengan berbagai kebaikan.
Diluar masih banyak suami yang dengan enteng main tangan atau main fisik kepada istrinya. Padahal masalah bisa diselesaikan tanpa harus menyakiti fisik seorang wanita.
Bukanya kapok istri malah akan menderita luar dan dalamnya. Islam melarang keras suami yang asal main tangan.
Dari Jabir bin Abdillah bahwasannya Rasulullah bersabda saat Khutbah Haji Wada : takutlah kalian kepada Allah tentang urusan istri kalian, karena kalian mengambilnya dengan amanat dari Allah dan kalian halalkan farjinya dengan kalimat Allah, maka hak kalian atas mereka adalah agar mereka kaum istri jangan mengijinkan orang yang kalian benci masuk rumah kalian, kalau sampai mereka melakukannya maka pulullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti, sedangkan hak mereka atas kalian adalah kalian beri nafkah serta pakaian dengan cara yang baik. [HR Muslim : 1218]
Islam tidak pernah mengajarkan umatNya untuk berlaku kasar kepada wanita. Mereka memiliki perasaan yang lembut dan mudah tersentuh.
Jumat disakiti sedikit saja malam mereka akan sakit hati. Jika wanita melakukan kesalahan jangan hadapi dengan kemarahan ataupun kekerasan.
Bukannya jatuh justru istri akan membuat wanita memberontak dan sedih hatinya.
Laki-laki memang di dapur menjadi kepala keluarga main tapi bukan berarti dia dengan bebas memukul dan membentak istri.
Selama yang di perbuatan istri bukanlah disana besar sebaiknya suami memaafkan. Bagaimana pun tidak ada istri yang sempurna.
Tidak baik jika hanya mengingatkan keburukan istri main seorang istri adalah anak yang rela meninggalkan orang tuanya dan bersedia hidup dengan suaminya. Pengorbanan wanita sangatlah banyak.
Membuat anak dan suami nyaman, melahirkan anak, merawat anak.
Allah SWT telah memberikan jawabannya dalam surat An-nisa ayat 34 yang artinya:
” … wanita-wanita yang kalian khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan jauhilah mereka di tempat tidur, pukullah mereka. Jika mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar ” [QS An-Nisa : 34]
Dalam ayat di atas, dijelaskan 3 hal yang boleh dilakukan suami ketika dia merasa istrinya memperlakukannya dengan tidak adil:
- Menasehati istri dengan tutur kata yang baik
- Jika istri masih tidak bisa dinasehati suami dibolehkan untuk mendiamkannya
- Kalau masih tidak mempan suami baru boleh memukulnya
Dalam hadist suami menyakiti istri yang lain, Rasulullah SAW bersabda Beliau tidak menyukai laki-laki yang berbuat kasar:
“Apakah pantas, salah seorang diantara kalian memukul istrinya seperti seorang budak tetapi kemudian menggaulinya di penghujung malam? ”
Hadis tersebut mengingatkan agar suami tidak kasar pada istri. Sangat tidak pantai jika sering memukul istri tapi meminta jatah setelahnya.
Sering suami menyakiti atau menganiaya istrinya sendiri. Wanita sudah banyak berkorban masih mengalami masa atau kejadian yang pahit oleh suami sendiri.
Para suami durjana itu lupa ada azab yang siap menanti mereka karena perbuatan kejinya terhadap istrinya sendiri. Haram hukumnya seorang istri mengalami masa kejadian yang pahit oleh suaminya.
Hal ini dapat ditemukan pada Al Quran surat Al Ahzab: 84.
Ketika suami berbuat zalim terhadap istri dia telah berdosa besar dan tubuhnya tidak lagi di haramkan dari neraka. Sebaliknya jika suami membahagiakan hati istrinya makan gugurlah semua dosa-dosanya.
Rasulullah SAW pernah bersabda
“Orang-orang yang menyakiti mukmin laki-laki dan mukmin perempuan tanpa perbuatan yang mereka lakukan, maka sesungguhnya mereka telah menangung kebohongan dan dosa yang nyata ” [QS Al-Ahzab : 84]
Namun, tahukah kamu bahwa Islam melarang seorang suami membentak istrinya? Berikut alasannya:
- Bertentangan dengan pesan Rasulullah
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik kalian, (adalah) yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku.”
- Jasa yang tak terukur materi
Walaupun sering dianggap sepele bahkan tak dianggap. Namun istri memiliki peran yang sangat besar dalam keberlangsungan kehidupan berumah tangga.
Seluruh kerja keras dan pengorbanan tersebut tak akan bisa dinilai dari materi.
- Doa seorang istri mustajab
Selain doa orang tau pada anaknya dan sebaliknya salah satu doa yang paling mustajab adalah doa seorang istri. Jangan pernah menyakiti fisik maupun batinnya jika tetap ingin didoakan yang terbaik.
- Wanita tercipta dari tulang rusuk yang bengkok
Wanita tercipta dari tulang rusuk yang bengkok dekat dengan hati. Jadi mereka diciptakan untuk dicintai.
- Bentakan membuat lemah
Sebenarnya wanita adalah makhluk yang sangat kuat. Ia bisa berbuat apa saja serta mampu menahan derita apapun demi mendukung suaminya dan keluarganya.
Sayyidah Aisyah pernah mendengar dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda:
“Sesungguhnya di antara kesempurnaan keimanan orang mukmin adalah mereka yang lebih bersikap kasih sayang (berlaku lemah lembut) terhadap istrinya.” (HR. Imam At Tirmidzi)
- Rezeki berkurang
Suami yang menyakiti hati istrinya akan dipersulit untuk bekerja atau mencari nafkah.
Sebuah lagi hadis riwayat Maisarah bin Ali, dari Ar Rafi’, dari Abu Sa’id Al Khudzri ada menyebut
“Barangsiapa yang membiarkan hati isterinya terluka, maka dia menangis seolah-olah menangis takut kepada Allah, dan barangsiapa yang menangis takut kepada Allah SWT, maka Allah akan mengharamkan tubuhnya masuk neraka. Jika suami isteri saling memperhatikan, maka Allah SWT akan memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Saat suami memegang tapak tangan isteri, maka gugurlah dosa suami isteri itu dari jari-jari mereka.”
Hal ini bermaksud dosa suami menyakiti istri dan hukum membuat isteri menangis ialah haram. []