October 17, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Menyorot Peran Desa Dalam Pelindungan Pekerja Migran Indonesia

2 min read

JAKARTA – Direktur Jenderal Pemberdayaan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI), Muh. Fachri menyoroti pentingnya merangkul desa dalam pelindungan dan pemberdayaan pekerja migran Indonesia.

Hal tersebut disampaikannya sebagai narasumber ketika menghadiri kegiatan Pameran Keterbukaan Informasi Publik yang diselenggarakan di Hotel Bidakara Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).

“Mengapa desa? Banyak pekerja migran Indonesia berasal dari tingkat desa, dan karena desa adalah langkah kaki pertama calon pekerja jika ingin ke luar negeri. Pintu masuk pertama informasi, edukasi tentang pekerja migran Indonesia,” ungkapnya.

Dirjen Fachri kemudian menjelaskan, bahwa pada tingkat desa, hubungan antar-masyarakat lebih dekat. Aparatur tingkat desa, menurutnya pasti lebih hafal tiap-tiap penduduknya jika pergi ke luar negeri, dan dapat melakukan pencegahan dini ketika calon pekerja mendapat masalah.

“Maka, bentuk kerja sama yang dilakukan oleh KemenP2MI adalah pembentukan dan peresmian Desa Migran Emas di berbagai daerah,” ujarnya.

Fachri menjabarkan, “Desa Migran Emas” adalah upaya pihak desa, menciptakan ekosistem terpadu pelindungan dan pemberdayaan, seperti menjadi pusat informasi, pelatihan keterampilan, pendampingan, serta ruang mengembangkan usaha bagi purna pekerja migran Indonesia dan keluarganya.

“Hingga saat ini, ada 70 desa yang telah berkomitmen membentuk Desa Migran Emas. Adapun target kami adalah 400 Desa Migran Emas,” ucapnya.

Melindungi pekerja migran Indonesia, lanjut Fachri, tidaklah mudah. Selain melindungi pekerja migran yang akan berangkat dan telah berangkat, di tanah air pun keluarga mereka juga perlu diperhatikan.

“Contohnya seperti, banyaknya pekerja migran Indonesia yang meninggalkan anaknya di Indonesia selama bekerja. Otomatis, anak-anak tersebut diasuh oleh keluarga jauh, bahkan orang asing,” ungkapnya.

Tambahnya lagi, Fachri mengungkapkan bahwa pekerja migran Indonesia yang pulang karena habis masa kontrak kerjanya, banyak yang tidak memahami literasi keuangan. Uang hasil jerih payah yang didapatkan tidak dikelola dengan baik.

“Pulang ke Indonesia, boros, konsumtif, lalu beli barang-barang yang tidak penting. Dalam waktu 1 sampai 1.5 tahun, ternyata harta mereka habis dan mereka mengusahakan re-entry kembali ke luar negeri,” ujarnya.

Kendala-kendala tersebut, kata Fachri menjadi perhatian Menteri P2MI, Mukhtarudin, bahkan menjadi sorotan Presiden Prabowo sendiri.

Fachri mengungkapkan bahwa salah satu upaya yang akan negara lakukan adalah menambah jumlah pekerja migran Indonesia yang high-skilled, dari yang sebelumnya didominasi oleh sektor domestik yang low-skilled.

“Kemudian, kami akan memperluas informasi bagaimana prosedur bekerja ke luar negeri secara prosedural, kontak aduan, apa itu literasi keuangan, bagaimana mengelola finansial dan sebagainya, melalui berbagai kanal Kementerian P2MI,” pungkasnya. []

Advertisement
Advertisement

Leave a Reply