April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Merasa Sakit, Ingin Pulang Kampung Halaman, PMI Asal Cianjur Meninggal Saat Perjalanan Menuju Bandara

2 min read
Dedeh Kurniasih Binti Kahfi (36) PMI asal Desa Susukan, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur Jawa Barat yang meninggal dunia saat dalam perjalanan ke Bandara (Foto Istimewa)

Dedeh Kurniasih Binti Kahfi (36) PMI asal Desa Susukan, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur Jawa Barat yang meninggal dunia saat dalam perjalanan ke Bandara (Foto Istimewa)

BANDUNG – Setiap perantau sudah tentu menginginkan situasi dan hasil yang menggembirakan selama proses perantauannya. Namun tak jarang, merantau, termasuk menjadi pekerja migran bagi sebagian orang diiringi dengan proses dan hasil yang tidak menggembirakan. Bahkan tak jarang, nyawa perantau turut menjadi bagian yang harus diikhlaskan, pulang dalam kondisi tidak bernyawa lagi.

Hal tersebut seperti yang dialami seorang PMI asal Desa Susukan, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur Jawa Barat yang meninggal dunia di negara penempatan bernama Dedeh Kurniasih Binti Kahfi (36).

Mengutip Tribun Jabar, Senin (20/06/2022), Dedeh dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (10/06/2022) saat dirinya sedang menuju Bandara Internasional Kuala Lumpur Malaysia.

Ibu satu anak yang telah enam tahun lamanya bekerja di Malaysia ini mengeluhkan sakit dan ingin pulang ke kampung halaman. Karena itulah, dalam kondisi sakit, Dedeh bermaksud melakukan perjalanan pulang ke Cianjur setelah tertunda selama dua tahun karena pandemi Corona.

Namun naas, sebelum mencapai areal Bandara, raga Dedeh roboh dan tak lama kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Pihak keluarga yang tak lama berselang mendapat kabar meninggalnya Dedeh menginginkan jenazah Dedeh dipulangkan dan dimakamkan di tanah kelahirannya.

Hal tersebut menjadi masalah, lantaran jika keluarga menginginkan jenazah Dedeh dipulangkan, keluarga harus membayar biaya pemulangan.

Hal tersebut dikarenakan pemberangkatan Dedeh enam tahun lalu dari Indonesia diduga melalui  jalur ilegal.

Tak hanya itu, mereka juga meminta sejumlah uang kepada pihak keluarga almarhum, apabila jenasahnya ingin dipulangkan dengan besaran 4800 ringgit Malaysia.

Tentu saja pihak keluarga almarhum tidak mempunyai uang untuk membayarnya.

“Pas hari Jumat (10/6) mau pulang ke kampung halaman keberangkatan pesawat jam 09.00, almarhum tutup usia jam 05.00 subuh. (Jenazah masih di Malaysia) terkendala biaya,” kata Iyus Rustandi (31) adik kandung Dedeh dikutip dari Detik.com.

Menurutnya, Dedeh sudah meninggalkan kampung halaman sejak 2014 lalu, sementara suaminya bekerja di Papua. Kemudian Dedeh diajak oleh temannya dari Jakarta dan berangkat ke Johor Bahru, Malaysia.

Dedeh mendapatkan perlakuan buruk dan tidak manusiawi selama satu tahun bekerja di majikannya. Lantas Dedeh memberanikan diri untuk keluar dari rumah majikan dan bekerja di tempat lain selama 6 tahun.

Menyadari akan menghadapi setumpuk kesulitan saat proses pemulangan jenazah kakaknya, atas nama keluarga, Iyus akhirnya meminta tolong pada DPC Astakira Kabupaten Cianjur.

Ketua DPC Astakira Pembaruan Kabupaten Cianjur, Ali Hildan, mengatakan pihaknya menerima kuasa dari keluarga yang menginginkan jenazah bisa pulang.

“Sudah enam tahun di Malaysia, kondisi sakit sudah dua bulan, almarhumah bermaksud pulang ke Indonesia namun meninggal dalam perjalanan ke bandara tadi pagi,” kata Ali.

Ia mengatakan, setelah menerima kuasa dari keluarga pihaknya akan berusaha semampunya untuk menghubungi pihak terkait agar jenazah bisa dipulangkan.

“Kami akan minta data terkait paspor, agen, dan lainnya termasuk persyaratan permohonan agar bisa dipulangkan,” katanya. []

Advertisement
Advertisement