October 4, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Merawat Persahabatan Sebaik Baiknya Agar Panjang Umur

2 min read

JAKARTA – Riset demi riset menunjukkan bahwa kualitas hubungan sosial punya peran besar dalam menentukan kesehatan fisik dan mental seseorang. Bahkan, sebuah studi yang kerap dikutip menyebutkan: hidup dalam kesepian kronis bisa memunculkan risiko kematian lebih tinggi ketimbang merokok 15 batang rokok per hari.

Semakin banyak bukti yang menguatkan dugaan bahwa relasi sosial memang benar-benar melindungi dan meningkatkan kesehatan fisik. Salah satu jalur biologis yang kini mendapat perhatian serius adalah inflammatory markers—penanda peradangan dalam tubuh yang terkait erat dengan penuaan.

Riset terbaru yang terbit di jurnal Brain, Behavior, and Immunity mencoba memetakan hal itu lebih rinci. Studi yang dijalankan sejumlah peneliti dari sejumlah kampus di AS itu melibatkan lebih dari 2.000 orang dewasa paruh baya di Amerika Serikat, bagian dari basis data Midlife in the United States (MIDUS).

Dalam studi tersebut, para peneliti menggunakan sebuah konstruksi bernama cumulative social advantage (CSA). CSA adalah semacam indeks yang menilai tingkat keterhubungan sosial seseorang dari empat sisi: dukungan berbasis agama atau keimanan, kualitas hubungan orangtua-anak, keterlibatan dalam komunitas, dan dukungan emosional dari lingkaran yang lebih luas.

Indeks itu kemudian dicocokkan dengan data biologis, termasuk sampel darah dan pengukuran usia biologis lewat metode GrimAge. Hasilnya: semakin tinggi skor CSA, semakin lambat proses penuaan biologis, dan semakin rendah tingkat peradangan dalam tubuh.

“Keuntungan sosial yang berkelanjutan terbukti terkait dengan penuaan biologis yang lebih sehat—mulai dari melambatnya penuaan epigenetik hingga berkurangnya sinyal peradangan,” kata Anthony D. Ong, salah satu pemimpin riset itu, dalam laporan penelitian yang dikutip, Jumat (3/10).

Studi ini, diakui Ong, tetap terbatas pada korelasi. Peneliti menggunakan teknik structural equation modeling untuk memperkirakan arah hubungan kausal, tetapi bukti absolut masih sulit didapat.

Namun, ada yang menarik. Ketika perbedaan biologis jangka panjang ditemukan secara konsisten antara mereka yang punya ikatan sosial kuat dan yang renggang, peluang adanya faktor perancu jadi makin kecil.

“Temuan ini menambah bukti yang kian kuat bahwa dukungan sosial bukan cuma soal rasa hangat secara emosional, melainkan benar-benar terjalin di jalur fisiologis yang ikut menentukan bagaimana tubuh menua dan menjaga kesehatan,” jelas dia.

 

Menjaga persahabatan

Para peneliti berspekulasi, ikatan sosial yang sehat bisa memengaruhi tekanan darah, fungsi sistem imun, hingga memperkaya otak dengan stimulasi baru. Semua itu baik untuk tubuh dan pikiran.

“Temuan ini memberi pesan sederhana: jaga persahabatan dan keterhubungan sosial dengan keseriusan yang sama seperti kita menjaga pola makan atau rutin berolahraga,” kata psikolog klinis Andrea Bonior seperti dinukil dari Psychology Today.

Menurut Andrea, perlu studi lebih lanjut untuk membuktikan bahwa hubungan sosial yang positif benar-benar mengakibatkan seseorang jadi lebih sehat dan menua dengan baik.

Namun, ia berpendapat tak ada salahnya jika kita mulai menjaga hubungan sosial dengan teman, keluarga, dan lingkungan demi “kemungkinan” hidup lebih panjang tanpa didera penyakit.

“Karena siapa sangka, obrolan hangat dengan teman, dukungan keluarga, atau sekadar aktif dalam komunitas, mungkin menjadi salah satu “ramuan awet muda” paling alami yang kita punya,” kata dia.  []

 

 

Advertisement
Advertisement

Leave a Reply