December 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Mereka yang Mendustakan Ayat Qur’an

3 min read

JAKARTA – Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi seluruh umat. Al-Qur’an diturunkan sebagai penutup dari kitab-kitab suci sebelumnya yang pernah ada.

Sebagai seorang Muslim, wajib untuk meyakini kebenaran-kebenaran seluruh isi kandungan Al-Qur’an, sebagai wujud keimanan terhadap salah satu rukun iman, yakni iman kepada kitab-kitab Allah. Maka buruklah iman seseorang yang mengaku Muslim namun meragukan dan mendustakan ayat-ayat Al-Qur’an, karena sesungguhnya salah satu pondasi imannya telah rapuh.

Mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Allah merupakan perbuatan dosa. Hukuman bagi orang yang mendustakan ayat-ayat Allah adalah azab yang berat nan pedih.

“Dia menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelumnya, sebagai petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan. Sungguh, orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh azab yang berat. Allah Mahaperkasa lagi mempunyai hukuman.” (Q.S. Ali ‘Imran: 3-4).

Melansir Republika.co.id, KH Didin Hafidhuddin menjelaskan, setidaknya terdapat empat alasan mengapa banyak orang yang mendustakan Al-Qur’an.

 

  1. Karena sombong dan takabur terhadap kebenaran sehingga hatinya tertutup

Setan adalah sumber dari kesombongan dan ketakaburan yang selalu merasa lebih baik dari makhluk Allah yang lain. Karena sombongnya itulah, setan merasa lebih unggul dan lebih baik dari Nabi Adam.

 

  1. Tidak mau mendengar dan tidak mau berpikir

Beliau menjelaskan, penghuni neraka nanti akan menyesal karena keengganannya untuk mendengar dan berpikir. Mereka tidak mau mengakui kesalahan dan kebodohannya di dunia walaupun semuanya telah terlambat jika mereka telah berada di neraka.

 

  1. Menyekutukan Allah

Khususnya yang melakukan penyembahan terhadap berhala dan lainnya yang bersifat menyekutukan Allah.

 

  1. Sifat hasad, dengki, dan benci kepada Rasulullah SAW

Sehingga apa yang dikatakan umat Islam senantiasa tidak dipercayainya. Mereka cenderung apriori terlebih dahulu. Penyebab inilah yang pada akhirnya menjadi inti dari Al-Qur’an Surah Shad ayat 12-20 tentang kaum Luth, kaum Nabi Syuaib, dan Ashabul Aykah. Kaum-kaum di masa tersebut telah apriori pada ajaran Nabi. Sehingga jangankan salah, sesuatu yang benar pun sudah ditanggapi dengan apriori terlebih dahulu.

Mengenai kebenaran Al-Qur’an, Allah menegaskan bahwa tidak ada keraguan sedikitpun dalam kitab suci Al-Qur’an (Q.S Al-Baqarah: 2).

Allah juga menjamin kemurnian dan keaslian  Al-Qur’an akan tetap terjaga sampai kapanpun karena senantiasa di bawah penjagaan-Nya (Q.S Al-Hijr: 9).

Melansir Islampos.com, ini ganjaran bagi orang yang meragukan dan mendustakan Al-Qur’an.

“Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya akan mendapat azab Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu membara, hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, “Apakah belum pernah ada orang yang datang memberimu peringatan (di dunia)?” Mereka menjawab, “Benar, sungguh seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, “Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya berada dalam kesesatan yang besar.” Dan mereka berkata, “Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.” Maka mereka pun mengakui dosanya. Tetapi jauhlah (dari rahmat Allah) bagi penghuni neraka yang menyala-nyala itu.” (QS. Al Mulk: 6-11).

“Dan orang-orang yang ingkar dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. At Taghabun: 10).

Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, mereka itu orang-orang yang tulus hati (pencinta kebenaran) dan saksi-saksi di sisi Tuhan mereka. Mereka berhak mendapat pahala dan cahaya. Tetapi orang-orang yang ingkar dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah para penghuni neraka. (QS Al Hadid: 19).

Katakanlah, “Bagaimana pendapatmu jika (Al-Qur’an) itu datang dari sisi Allah, kemudian kamu mengingkarinya. Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran)?” (QS. Fusshilat: 52).

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang (selalu) membantah ayat-ayat Allah? Bagaimana mereka dapat dipalingkan? (Yaitu) orang-orang yang mendustakan Kitab (Al-Qur’an) dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul Kami yang telah Kami utus. Kelak mereka akan mengetahui, ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret, ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api.” (QS Ghafir: 69-72).

“Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah engkau (Muhammad) tertipu oleh keberhasilan usaha mereka di seluruh negeri.” (QS Ghafir ayat 4). []

Advertisement
Advertisement