December 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Merusak Pemukiman, Fasilitas Umum Hingga Hanyutkan Hewan Ternak, Begini Situasi Banyuwangi, Malang dan Blitar Usai Disapu Banjir Bandang

4 min read

MALANG – Hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan banjir di sejumlah daerah di Jawa Timur (Jatim). Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mencatat, air bah kemarin merendam belasan kecamatan di empat kabupaten: Malang, Blitar, Lumajang, dan Banyuwangi.

BMKG pun memperpanjang peringatan potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan.

Di Kabupaten Malang, Jawa Pos Radar Malang melaporkan, tujuh kecamatan terdampak banjir. Di Kabupaten Blitar, menurut data BPBD Jatim, banjir menerpa lima kecamatan. Sementara itu, di Banyuwangi dan Lumajang, satu kecamatan juga sempat terendam air bah.

”Beberapa kecamatan saat ini sudah surut. Tapi, ada juga yang belum dan masih terendam banjir. Paling terdampak banjir terjadi di Kabupaten Blitar,” papar Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Jatim Dino Andalananto kepada Jawa Pos kemarin.

BPBD Kabupaten Malang memfokuskan penyebaran personel ke tiga kawasan: Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan; Purwodadi-Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo; dan Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading.

”Mengapa di tiga ini? Karena termasuk yang terparah terdampak bencana. Baik banjir maupun longsor. Di Pujiharjo, ada penutupan akses akibat longsor. Lebakharjo juga sama,” ujar Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan kepada Jawa Pos Radar Malang di Pusat Pengendalian Operasi Kepanjen kemarin sore.

Menurut Dono, tiga kawasan tersebut punya sejarah bencana yang cukup parah. Desa Sitiarjo pernah dilanda banjir yang hampir sama parahnya pada 2017. Lalu, Purwodadi-Pujiharjo di Tirtoyudo pernah diserbu bencana hidrometeorologi tersebut pada 2016. Sementara itu, Lebakharjo sempat terkena banjir luapan pada 2015.

Kades Pujiharjo Hendik Arso mengatakan, hujan deras di desa yang dipimpinnya mulai turun sekitar pukul 08.00. ”Hujan sampai pukul 10.00, air sungai meluap, banyak tanggul milik dinas pengairan yang jebol. Akhirnya, air masuk ke rumah penduduk dan persawahan. Jembatan juga tidak bisa menahan air karena airnya membawa kayu-kayu dan material batu,” katanya.

Air yang terhalang kayu dan bebatuan di kawasan Sungai Ngrawan itulah yang meluber ke permukiman. Batang kayu sisa-sisa penebangan dan bebatuan masuk ke perkampungan. Bahkan, setelah banjir bandang, banyak sisa material di jalan kampung. Tak terkecuali di depan kantor Desa Pujiharjo.

Banjir terparah berikutnya di Kabupaten Malang menerjang Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading. Kades Lebakharjo Sumarno menyebutkan, setidaknya 700 KK terkena dampak.

Tinggi banjir yang, katanya, sampai setinggi perut orang dewasa. Air datang pukul 09.00 dan mulai merendam permukiman. ”Terdampak parah adalah permukiman, bisa sampai 1 meter ketinggian. Setelah itu, ada pertanian dengan luas 200 hektare terendam air dan 13 ekor kambing hanyut terbawa. Jembatan Kondanglombok di Lebaksari yang merupakan penghubung ke Pantai Licin juga putus,” jelas Sumarno saat dikonfirmasi.

Di Blitar, BPBD Jatim mencatat banjir terjadi di 13 titik di 5 kecamatan. Dampaknya, 465 orang mengungsi di 12 titik pengungsian. Total ada 1.180 KK yang terdampak. Dilaporkan, 33 kambing peliharaan warga juga hanyut terbawa air, sedangkan 2.500 ayam petelur terjebak di dalam air bah.

Jawa Pos Radar Tulungagung melaporkan, kecamatan terparah yang terkena banjir di Blitar adalah Sutojayan. Kawasan itu memang dikenal rawan banjir. Tapi, volume air bah tahun ini terparah yang terjadi selama hampir dua dekade ini.

Plt Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar Wiji Asrori mengatakan, total terdapat tujuh SD yang terendam banjir. Tujuh sekolah itu adalah SDN Kalipang 2, SDN Pandanarum 1, SDN Pandanarum 3, SDN Sutojayan 3, SDN Sutojayan 4, SDN Sumberejo 1, dan SDN Bacem 2.

Untuk sementara, pembelajaran dialihkan melalui dalam jaringan (daring) hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Tujuannya, siswa tetap bisa belajar dengan aman meski sekolah terkena bencana.

”Ada tujuh sekolah yang harus daring sambil menunggu sampai besok (hari ini, Red) atau Rabu (besok, Red). Kami mengutamakan keselamatan anak dan pendidik,” ujarnya.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani langsung turun ke lokasi banjir. Salah satu yang dikunjungi adalah kawasan Perumahan Sutri, Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi.

Perumahan itu merupakan salah satu kawasan paling terdampak. Banjir di Perumahan Sutri terjadi sejak pukul 05.00 kemarin dan mengakibatkan sejumlah rumah terendam.

Begitu tiba di Perumahan Sutri, Ipuk mendatangi dan menenangkan para warga terdampak banjir. ”Mohon maaf, Bapak dan Ibu sabar ya. Petugas terus berupaya menangani. Kita cek dan dilakukan penanganan secepatnya,” ujarnya sembari membagikan bantuan makanan kepada warga seperti dilansir Jawa Pos.

Ipuk juga mengecek kondisi sarana-prasarana serta jembatan yang hampir amblas karena diterjang arus Sungai Sobo yang deras. Di lokasi, Ipuk menginstruksikan dinas terkait untuk melakukan penanganan secara komprehensif.

”Sekarang yang terpenting adalah bagaimana banjir ini segera surut. Sampah-sampah yang menghalangi aliran air segera kita bersihkan dan diangkut. Ini karena intensitas hujan yang tinggi, aliran air di bawah tidak mampu menampung luberan air,” kata dia.

Ada empat wilayah di Banyuwangi yang terdampak banjir. Lingkungan Kramat, Kelurahan Kertosari; lingkungan Rowo, Kelurahan Pakis; lingkungan Wonosari, dan lingkungan Sutri, Kelurahan Sobo.

Di empat lokasi tersebut, setidaknya 837 rumah warga terendam. Sebelas rumah di antaranya mengalami kerusakan berat. Bahkan, ada rumah warga yang ambruk.

Dino meminta warga Jatim waspada akibat cuaca ekstrem. BMKG Juanda kemarin merilis potensi cuaca ekstrem itu pada 17–22 Oktober.

Beberapa wilayah memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi. Misalnya, genangan, banjir, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, hujan es, maupun tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi. Sementara itu, wilayah yang patut waspada hampir merata di seluruh kabupaten dan kota di Jatim. []

Advertisement
Advertisement