April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Miris, Lebih dari 12 Ribu Anak di Indonesia Terpapar HIV

2 min read

JAKARTA – Dalam kurun waktu 2010 sampai September 2022, sebanyak 12.533 anak di bawah usia 14 tahun diketahui positif terinfeksi HIV.  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat fenomena ini. Dan, tercatat pula bahwa sedikitnya 4.764 anak usia 14 tahun ke bawah yang terinfeksi HIV, diantaranya sedang menjalani terapi antiretroviral (ART), berdasarkan data sampai September 2022.

“HIV pada anak yang diketahui status HIV-nya di Indonesia ini sebanyak 12.553 anak dengan usia 14 tahun ke bawah. Ini data 2010 sampai September 2022,” ungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi dalam Temu Media Hari AIDS Sedunia 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (29/11/2022).

Imran merincikan, secara dominan kasus HIV yang ditemukan lebih banyak pada anak di bawah usia 4 tahun. Dan, anak laki-laki lebih mendominasi dibandingkan dengan anak perempuan. “Dari 12.553 kasus itu, yang sudah mulai pengobatan baru sekitar 7.800-an. Jadi gapnya cukup tinggi,” ucap Imran.

Dikemukakannya, dalam kurun waktu 2010-2020, penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia sudah mengalami kemajuan. Ini bisa dilihat dari penurunan kasus infeksi baru, sebagai dampak akselerasi pengendalian yang berfokus pada pencegahan dan ekspansi berskala besar ART.

Namun, situasi HIV harus selalu diwaspadai, karena penurunan infeksi baru masih belum mencapai target yang diharapkan oleh pemerintah. Pandemi covid-19 diakui telah menghambat program pemerintah untuk mewujudkan eliminasi HIV/AIDS tahun 2030.

Kemenkes juga mengutarakan, ada kendala lain dihadapi. Berdasarkan pengamatan tahun 2018-2022, sebagian besar kasus HIV berada di kelompok umur 25-49 tahun atau pada usia produktif dan aktif melakukan hubungan seksual.

 

Dampak Prostitusi Online

Di kesempatan berbeda, Dokter Spesialis Kulit Kelamin Rumah Sakit Krakatau Medika Banten Santoso Edy Budiono mengkhawatirkan dampak maraknya prostusi online di masa kini yang dapat meningkatkan potensi infeksi HIV/AIDS pada anak-anak dan remaja Indonesia.

Dia juga menyitir survey yang menyebutkan bahwa 80% penduduk Indonesia telah menjadi pengguna dari aplikasi bernama MiChat yang seringkali dijadikan ruang untuk melakukan pemasaran prostitusi.

“Belum lagi ada pengaruh dari media atau gadget yang terbuka pada sesuatu yang sifatnya pornografi atau pornoaksi,” kata Santoso dalam Temu Media Hari AIDS Sedunia 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan, pengetahuan orang tua terkait seks bebas dan HIV/AIDS menjadi hal yang sangat penting untuk melindungi semua anak dan pasangannya di rumah. Sebab, diketahui HIV/AIDS sudah marak ditemukan dalam keluarga Indonesia.

Hal itu disebabkan karena adanya perilaku di luar rumah yang tidak baik dan adanya kelompok yang tergolong dalam 4M yang berarti Man, Macho, Mobile with Money. Dimana kelompok ini identik dengan kaum laki-laki yang memiliki pekerjaan jauh dari keluarga. Selain itu, adanya seks bebas yang tidak menggunakan pengaman seperti kondom, turut meningkatkan potensi penularan HIV/AIDS. Mirisnya, sampai saat ini kondom masih menjadi hal yang dianggap tabu oleh masyarakat. []

Advertisement
Advertisement