October 18, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Namanya Biosekuriti, Cegah Penyakit yang Menular pada Pekerja Migran

3 min read

JAKARTA – Migrasi dan penyakit berjalan beriringan dan saling terkait. Studi-studi terkait dengan penularan penyakit yang disebabkan oleh migrasi manusia seperti STD dan HIV/AIDS; Hepatitis B; influenza A atau H1N1 2009; SARS, MERS, malaria maupun TBC; campak; malaria; dan COVID-19. Parameter penyebaran penyakit menular terkait dengan migrasi yang disebabkan oleh pekerja migran banyak dikaji. Seperti yang disampaikan ILO (2020), jumlah pekerja migran secara global sekitar 2,2 miliar dan Indonesia merupakan salah satu penyumbang pekerja migran yang cukup besar di dunia, selain Filipina.

Pekerja migran rentan terhadap penularan penyakit dapat dicermati pada kasus penyakit malaria di Thailand; virus Zika di Singapura; penyakit TBC di Lebanon; kesehatan reproduksi dan seksual di Malaysia; HIV di Korea; penyakit malaria, demam enterik, hepatitis A dan E serta TBC di Singapura; penyakit kelamin di Florida Selatan; infeksi HIV di Amerika Serikat; penyakit anemia, diare, colitis, diabetes, obesitas dan bau mulut yang tidak sehat di Amerika Serikat; penyakit COVID-19 di China; penyakit Covid-19 di Singapura dan COVID-19 di Amerika Serikat. Oleh sebab itu, terdapat regulasi kebijakan bagi semua negara untuk melindungi hak setiap orang dalam rangka menuju global health. Regulasi kebijakan dalam bentuk biosecurity. Menurut Warren (2013), biosecurity merupakan keamanan biologi di wilayah perbatasan lepas pantai dengan membangun demarkasi ruang baru dalam rangka pencegahan penyakit menular dan diperlukan biosurveillance.

Pada data di BP2MI (2022), melaporkan, jumlah pekerja migran Indonesia (PMI) yang ditempatkan di luar negeri sebanyak 200.761 orang pada 2022. Jumlah tersebut melesat 176,44% dibandingkan setahun sebelumnya yang sebanyak 72.624 orang. Saat pandemi Covid-19 melanda pada 2020 dan 2021, penempatan PMI merosot tak sampai 200.000 orang lantaran banyak negara yang menutup pintu kedatangannya. Adapun, PMI yang ditempatkan di luar negeri paling banyak berasal dari Jawa Timur pada 2022, yakni 51.348 orang. Setelahnya ada Jawa Tengah dan Jawa Barat dengan masing-masing PMI yang ditempatkan sebanyak 47.480 orang dan 33.285 orang. Menurut Ulrich Beck (1992), dengan terbukanya pasar tenaga kerja tidak dibarengi dengan biosecurity pada saat pemulangan akan menghadapi risk society terhadap penularan penyakit yang nantinya berdampak pada kesehatan global.

Menurut penelitian Warren (2013), biosecurity merupakan sebuah kebijakan untuk pencegahan penyakit menular, dengan membangun tata ruang pengendalian di wilayah perbatasan. Tujuannya mengendalikan mobilitas PMI dalam rangka mencegah risiko dan memfilter risiko yang ‘mengancam’ pada populasi di Indonesia secara keseluruhan. Biosecurity menampung dan mengendalikan tubuh pada PMI yang kembali ke Indonesia. Proses ini dilakukan secara ekstra teritorial dengan mengacu kepada protokol kesehatan.

Biosecurity merupakan kebijakan geopolitik. Geopolitik merupakan kebijakan negara-negara Uni Eropa yang berusaha menjabarkan perilaku para pekerja migran dengan berbagai ragam penyedian layanan kesehatan yang diperuntukkan kepada para pekerja migran. Penularan penyakit disebabkan oleh pola perilaku di negara setempat.

Penelitian ini mengungkapkan dengan terbukanya pasar tenaga kerja dengan pengiriman PMI ke luar negeri tidak diikuti dengan biosecurity pada saat purna penempatan, berisiko terhadap penyakit menular baik kepada keluarga dan lingkungannya. Oleh sebab itu, perlu adanya proses biosecurity pada purna dikalangan PMI pada saat kembali ke Indonesia sampai ke daerah asal dalam rangka pencegahan penyakit menular.

Tidak adanya biosecurity pada saat purna penempatan akan memberi peluang tidak terdeteksinya penyakit yang bisa menular pada keluarga dan lingkungan sekitar. Risiko penularan penyakit bukan hanya pada desa pengirim saja namun bisa pada seluruh warga dari negara pengirim seperti Indonesia bahkan negara penerima. Hal ini apa yang dinamakan sebagai efek boomerang (Beck, 1992) yang akan menerpa negara-negara maju seperti negara penerima pekerja migran. []

Penulis: Irfan Wahyudi, Sri Endah Kinasih, Rachmah Ida, Toetik Koesbardiati

 

 

Advertisement
Advertisement