November 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Nyambangi Istri, Tertular Bakteri, Kemudian Minta Cerai

4 min read

Sudah lama aku sudah sering sekali mendengar tentang nama penyakit sipilis maupun raja singa. Namun aku tidak pernah tahu bagaimana dan seperti apa rasanya penyakit dengan nama tersebut menyerang manusia. Yang aku tahu hanyalah jenis penyakit tersebut merupakan sebagian dari penyakit seksual menular (PMS). Aku menjadi tahu dan merasakan sendiri, dua hari sesampai aku di Indonesia setelah sebelumnya aku melakukan perjalanan pulang dari Korea kemudian transit di Hong Kong untuk bertemu dengan istriku yang bekerja di sana.

Berakhirnya masa kontrak kerjaku di Korea, menjadi harapan besar bagiku untuk segera memulai hidup baru di Indonesia bersama istri yang aku nikahi 4 tahun yang lalu. Meskipun berakhirnya masa kontrak kerja kami tidak bersamaan, aku yang habis duluan tentunya aku yang pulang duluan. Dalam perjalanan pulang aku merencanakan untuk singgah di Hong Kong menemui istriku yang sejak 4 tahun aku nikahi kami belum pernah bertemu secara langsung.

Sesampai di Hong Kong, istriku sudah menyiapkan tempat menginap di sebuah flat yang tidak jauh dari tempat istriku bekerja. Sehingga selama tiga hari dua malam aku singgah di Hong Kong, hari keduanya adalah hari libur, sehingga selama dua malam, aku dan istriku bisa selalu bersamaku. Kerinduan yang telah tertunda selama 4 tahun, membuat pertemuan kami selama tiga hari dua malam itu nyaris tidak pernah keluar dari flat yang kami sewa. Kami menghabiskan sebagian besar waktu untuk bersama mereguk madu-madu surga yang sudah menjadi hak kami. Apalagi pihak majikan yang memperkerjakan istrikupun mendukung dengan memberi kelonggaran waktu pada istriku untuk mendampingiku.

Hari ketiga aku di Hong Kong, saat aku sedang bersiap-siap untuk terbang ke Indonesia, kondisi badanku terasa meriang dan sedikit demam. Dalam pikiranku, rasa itu muncul bisa jadi akibat kelelahan. Apalagi selama dua hari sebelumnya, kami menghabiskan hampir seluruh waktu dengan aktifitas yang benar-benar menguras tenaga. Aku menganggap hal ini biasa-biasa saja. Hingga setelah 2 sampai di Indonesia, aku merasakan demamku tidak semakin berkurang, justru semakin terasa kian parah, dan saat aku hendak buang air kecil, aku merasa sakit disaluran alat kelamin. Pada keesokan harinya, aku mendapati bergumpal-gumpal nanah keluar dari lobang kencingku. Dan saat hendak buang air kecil, rasanya lebih sakit dibanding hari sebelumnya. Aku sangat heran, sebenarnya apa yang terjadi padaku, dan kalau ini memang penyakit, aku sedang terjangkiti pengakit apa.

Melalui telfon, aku menceritakan semua keluhan dan yang terjadi padaku terhadap istriku. Dia menanggapinya dengan nada dan gaya bahasa yang aku rasakan aneh. Mungkin kekhawatiran yang dia pendam akan kondisikulah yang membuat retorika dia menjadi tidak seperti biasanya. Istriku menyarankan aku segera pergi memeriksakan diri ke dokter. Hari itu juga aku memeriksakan diri ke dokter. Setelah aku menceritakan seluruh keluhanku, dan setelah dokter memeriksa organ vitalku, termasuk sampel nanah yang keluar dari lobang kencingku, dokter tersebut memvonis aku terserang bakteri ghonoore atau lazim disebut dengan GO.

Kemudian, dokter mengomentari aku dengan komentar miring yang sama sekali tidak sesuai kehidupan yang aku jalani sekarang. Inti dari komentar dokter tersebut, seseorang bisa terjangkit penyakit GO biasanya karena suka melakukan hubungan seksual dengan sembarang orang. Padahal selama ini aku tidak pernah melakukan itu. Seumur hidupku, aku melakukan hubungan seksual hanyalah dengan istriku. Bahkan, terhadap istrikulah keperjakaanku aku persembahkan, meskipun saat kami menikah 4 tahun yang lalu, istriku sudah dalam kondisi tidak perawan lagi. Dan terakhir kali aku berhubungan seksual juga dengan istriku beberapa hari yang lalu saat aku menyambanginya di Hong Kong. Setelah aku menjelaskan hal tersebut, dokter berkesimpulan kalau penyebar bakteri ghonoore yang menjangkitiku sekarang ini adalah istriku. Dia menyarakan agar aku menanyainya dengan baik-baik. Memberi penjelasan tentang diagnosa medis serta sekelumit tentang penyakit GO padanya.

Hal yang paling menyakitkan hatiku adalah saat dokter mengiyakan pertanyaanku, kalau istriku sedang dalam keadaan terinfeksi ghonoore, apakah dia pernah melakukan hubungan seksual dengan laki-laki yang juga terinfeksi ghonoore. Berarti selama ini, sejak kami menikah, dan selama dia bekerja di Hong Kong, dia sudah mengumbar tubuhnya kepada laki-laki selain aku.

Malamnyapun aku segera menelfon istriku. Awalnya aku menceritakan apa yang dokter jelaskan akan yang terjadi padaku. Dia marah duluan, menuduh aku kalau aku berhubungan seksual dengan perempuan nakal. Bahkan dia sampai meutup telfonnya. Aku telfon berulang-ulang tidak juga dia angkat. Akhirnya melalui sms, aku sampaikan kalau aku tidak pernah berhubungan seksual dengan perempuan manapun selain dengan istriku. Kronologi GO menyerang manusia biasanya terjadi setelah seseorang melakukan hubungan seksual dengan pengidap GO, dan gejalanya diawali dengan demam, empat hari sampai seminggu kemudian akan ditandai dengan keluarnya nanah dari alat kelamin. Sedangkan sesuai dengan kronologi tersebut, aku melakukan hubungan seksual dengan istriku saja. Berarti sebenarnya di dalam tubuh istriku sudah tersimpan penyakit GO yang kemudian menular ke aku.

SMSku tidak dia balas. Berhari-hari lamanya aku mencoba untuk menelfon istriku. Namun tak pernah sekalipun dia mau mengangkat telfon dariku. Sampai setelah seminggu kemudian, istriku menelfon aku. Dia mengatakan kalau juga baru saja memeriksakan diri ke dokter. Dokter yang memeriksanyapun memvonis GO juga. Kemudian dia mau jujur dan meminta maaf padaku kalau selama ini dia memang tidak setia. Dia mengakui kalau selama ini sering melakukan hubungan seksual dengan beberapa  lain selain aku selama di Hong Kong. Dan diakhir pembicaraannya, dia menegaskan padaku tentang permintaan maafnya lalu memintaku untuk melupakan hubungan rumah tangga kami saja. Setelah itu telfon mati. Sampai hari inipun nomor telfon istriku tetap tidak bisa dihubungi. Setiap SMS yang aku kirim selalu berakhir dengan laporan tidak terkirim. Entah sampai kapan. Yang pasti, bulan ini adalah awal dari tahun ketiga kepulanganku di Indonesia. Dan Istrikupun tak kunjung pulang ke Indonesia sesuai dengan janji dia akan menyusulku pulang enam bulan kemudian. [Seperti diceritakan AH kepada Asa dari Apakabar]

Advertisement
Advertisement