Pamer Kebanggaan Terlalu Dini [Kepedean] Itu Bisa Menyakiti Diri Sendiri
ApakabarOnline.com – Membanggakan diri akan sesuatu yang terlalu dini dihadapan orang lain, beresiko akan merusak segalanya. Entah itu kebanggan dalam hal pekerjaan, calon pasangan, maupun pencapaian-pencapaian pada hal-hal lainnya, adalah sebuah gangguan emosional dan potensial membawa kebohongan sebab sulit untuk tidak melebih-lebihkan.
Dalam sebuah ilustrasi kasus : seorang perempuan dengan bangganya memamerkan bakal calon (bukan/belum menjadi calon) pasangan yang dia idam-idamkan, yang kebetulan berprofesi menjadi seorang prajurit.
Membanggakan kepada orang lain pada kasus tersebut sejatinya merupakan membanggakan sesuatu dari satu sisi pelaku, bukan dari kedua sisi yang belum tentu sama kebanggaannya.
Setelah seseorang perempuan tersebut berhasil menyebarluaskan kebanggaannya memiliki bakal calon (bukan calon) pasangan yang seorang prajurit, meningkatlah kebanggaannya ke level diatasnya dengan menyebut ‘ini lho pasangan hidupku” dengan bangganya kepada setiap orang yang dia kenal.
Pada perjalanannya, apa yang diharapkan dan dibanggakan perempuan tersebut tidaklah berjalan mulus. Sang prajuruit tidak menginginkan perempuan tgersebut dan sama sekali tidak membanggakan perempuan tersebut, hingga berujung pada, perempuan tersebut harus kehilangan apa yang dia bangga-banggakan didepan publik.
Dampak negatif dari gangguan emosional yang terjadi, perempuan tersebut berusaha mati-matian membuat skenario, bahwa bakal calon pasangan tersebut merupakan pasangan, bahwa bakal calon pasangan tersebut bla bla bla, mati-matian, berusaha menutup rapat fakta ‘dilebih-lebihkan” yang sebenarnya.
Kebanggaan menumpulkan semua alat yang kita butuhkan, yaitu pikiran kita. Kemampuan kita untuk selalu belajar, beradaptasi, jiwa fleksibel, membangun relasi dan komunitas, semua akan ditumpulkan oleh kebanggaan. Yang sangat membahayakan adalah rasa bangga ini muncul di awal proses!
Seseorang yang bangga akan dirinya sendiri selalu memandang rendah hal dan orang lain, dan tentu saja, selama Anda memandang ke bawah, Anda tidak dapat melihat sesuatu di atas Anda. [C.S. Lewis]
Rasa bangga membuat pencapaian kecil terasa seperti pencapaian besar. Kadang menghilangkan pemisah antara realita dan diri kita. Yang cepat atau lambat mengarah pada mengubah persepsi kita terhadap sesuatu yang seharusnya dan tidak seharusnya.
Dalam buku Ryan Holiday berjudul Ego is The Enemy, Kebanggaan dan ego selalu mengatakan:
- Saya seorang pengusaha karena menggapainya sendirian.
- Saya pasti menang karena saat ini saya sedang memimpin.
- Saya seorang penulis karena telah menerbitkan sesuatu.
- Saya kaya karena saya menghasilkan uang.
- Saya spesial karena saya yang terpilih.
- Saya orang penting karena saya berpikir memang seharusnya saya menjadi orang penting.
Pada suatu saat kita akan tenggelam pada pelabelan yang dibuat oleh diri kita sendiri. Terlihat memikat yang padahal merusak.
Terimalah masukan, kendalikan keinginan, dan susunlah jalan yang baik dan benar dalam hidup. Hilangkan ego/kebanggaan dalam diri. Kebanggaan menumpulkan segala pikiran kita. Kebanggaan memunculkan semua sisi negatif diri kita.
Lebih baik bertanya terhadap diri kita. Jika pencapaian hadir, sampaikan kepada diri kita, Apa yang masih kurang dari saya saat ini? Apakah pencapaian ini baik untuk semua?
Pada akhirnya semua ini bukan tentang tidak boleh membanggakan diri, terlepat, ini lebih cenderung jangan menyombongkan diri Anda. Itu tidak ada gunanya. Salam. []
Taken From Cara Pandang