Panas, Kegerahan, Dingin Menggigil, Begini Suhu Ruangan yang Ideal untuk Tubuh Manusia Agar Tetap “Waras”

JAKARTA – Setiap kali musim berganti atau cuaca ekstrem muncul, ada yang pelan-pelan ikut berubah: suhu udara dan cara tubuh kita meresponsnya. Dari kantor ke ruang tamu, dari ruang kerja berpendingin ke kamar yang mulai hangat di sore hari, satu perdebatan kecil kembali muncul — berapa suhu ruangan yang paling pas untuk manusia?
Di satu sisi, ada kelompok yang tak pernah merasa cukup dingin. Bagi mereka, hawa sejuk seolah menajamkan pikiran. Di sisi lain, ada yang baru bisa bernapas lega kalau udara terasa hangat, seperti pelukan matahari.
Namun, sains ternyata sudah sejak lama menyiapkan jawaban sederhana: kisaran 70–72 derajat Fahrenheit — sekitar 21–22 derajat Celsius — adalah titik paling nyaman bagi tubuh dan pikiran. Pada suhu itulah, otak bekerja paling jernih, suasana hati stabil, dan kreativitas berjalan tanpa tersandung oleh rasa gerah atau dingin yang berlebihan.
Salah satu riset dilakoni para peneliti dari Hinda dan Arthur Marcus Institute for Aging Research. Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan kaitan yang kuat antara suhu udara di dalam rumah dan kesehatan kognitif pada lansia.
Hasilnya? Menjaga suhu dalam rentang 20–24 derajat Celsius terbukti membantu mencegah gangguan daya ingat dan perhatian pada lansia. Sebaliknya, penyimpangan suhu sebesar 7 derajat saja—baik lebih dingin maupun lebih panas—dapat menggandakan risiko munculnya masalah kognitif seperti kesulitan fokus atau penurunan daya ingat.
“Temuan kami menegaskan pentingnya memahami bagaimana faktor lingkungan, seperti suhu di dalam rumah, memengaruhi kesehatan otak populasi lansia,” kata pengajar di Harvard Medical School yang juga peneliti utama dalam riset itu, Amir Baniassadi, seperti dikutip dari Psychiatrist, Rabu (16/10).
Penelitian digelar selama 12 bulan dan dipublikasikan dalam Journal of Gerontology: Medical Sciences, awal tahun ini. Tim memantau 47 orang berusia 65 tahun ke atas di berbagai kondisi tempat tinggal. Mereka yang tinggal di perumahan sederhana tanpa pendingin atau pemanas ruangan memadai mengalami dampak yang lebih berat.
“Perubahan iklim bisa memperparah masalah ini, terutama bagi lansia berpenghasilan rendah atau yang tinggal di lingkungan dengan akses terbatas terhadap pengatur suhu,” jelas Baniassadi.
Pada 2023, Baniassadi dan timnya juga menggelar riset untuk mencari tahu berapa suhu ideal di saat tidur bagi orang dewasa. Mereka menemukan orang dewasa dan lansia cenderung mengalami gangguan tidur saat suhu kamar naik di kisaran 25-30 derajat Celcius.
Psikolog ligkungan Sally Augustin mengatakan ada banyak faktor yang mempengaruhi suhu yang ideal bagi seseorang. Ia mencontohkan pilihan pakaian yang mempengaruhi kenyamanan seseorang ketika berada di dalam ruangan bersuhu sejuk.
“Artinya, jangan berharap tetap nyaman jika kita berpakaian seperti di daerah tropis ketika berada di ruangan ber-AC, atau sebaliknya mengenakan pakaian tebal di ruangan berpemanas,” jelas Augustin seperti dikutip dari Psychology Today.
Selain itu, faktor seperti pengaturan termostat, posisi tirai (terbuka atau tertutup), sirkulasi udara, dan desain interior sering kali lebih berpengaruh terhadap persepsi panas atau dingin daripada suhu aktualnya. Warna ruangan pun memengaruhi persepsi suhu.
“Ruang dengan warna-warna dingin (biru, hijau muda) terasa lebih sejuk, sementara ruang dengan warna-warna hangat (merah, oranye, kuning) terasa lebih hangat,” ujar dia. []